tersebut, namun juga ke berbagai sumber yang mendukung kekayaan interaksi bagi user itu sendiri.
2. Kelebihan dan Kekurangan Media Sosial
Beberapa kelebihan internet sebagai media sosial, antara lain:
34
1. Interaktif, terbuka, dan demokratis sehingga siapa saja bisa
berpartisipasi, memberi komentar dan berbagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
2. Bersifat global tanpa perlu bertemu muka secara langsung terakhir
bisa dengan muka melalui virtual yahoo messanger. 3.
Sebagai ruang publik yang terbuka, luwes, dan lingkungan informasi yang dinamis.
4. Pengguna terbawa pada jejaring perkawanan dalam situasi yang erat
friendly sehingga dengan mudah melakukan kontak, mencurahkan perasaan curhat, mencerca, keluhan, pujian, fitnah yang tidak bisa
dilakukan oleh media konvensional lama. 5.
Menciptakan jejaring sosial individu, kelompok, dan antar komunitas dalam membangun isu dan kekuatan yang bisa melahirkan
gerakan massa. 6.
Setiap pengguna
bisa memproduksi
informasi dan
mendistribusikannya ke banyak pihak tanpa batas multilevel marketing model.
34
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013, Cet. Ke-1, h. 130-131.
Begitu bebasnya penggunaan media sosial, sehingga melahirkan sejumlah pengaruh pada perilaku manusia dalam berkomunikasi maupun dalam
hubungan antar manusia Darmastuti, 2011 antara lain dapat disbeutkan sebagai berikut:
35
1. Mengubah masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern
dengan terbiasa melakukan transaksi dan negosiasi secara online. 2.
Perubahan perilaku dengan mudah penyimpangan seksual, menghujat dan memfitnah orang lain sehingga bisa menimbulkan delik hukum.
3. Membiasakan masyarakat berperilaku tidak jujur dan suka berbohong,
melalui pesan yang tidak sesuai dengan realitas sesungguhnya. 4.
Membuat masyarakat jarang berkomunikasi langsung sehingga komunikasi antara orang tua dan anak lebih banyak melalui media
virtual. 5.
Cara pandang masyarakat dengan melihat dunia dalam arti luas dan global-tidak berorientasi lokal.
6. Individu menjadi pusat informasi, sehingga menimbulkan keakuan,
menang sendiri, dan cenderung menonjolkan pencitraan diri. 7.
Berlomba-lomba menonjolkan diri untuk mendapatkan teman dalam hal bergaul.
3. Facebook dan Twitter
Media sosial saat ini mengacu pada penggunaan web-based dan teknologi mobile untuk mengubah komunikasi menjadi dialog yang lebih interaktif.
35
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi …, h. 131-132.
Kaplan dan Michael Haenlein, membuat definisi mengenai media sosial sebagai sebuah grup dari aplikasi dengan dasar internet yang membangun dasar
dari ideologi dan teknologi dari web 2.0, dan memperbolehkan pembuatan dan pertukaran user-generated content atau konten yang dibuat oleh penggunanya,
sebagai satu kesatuan metode untuk mengembangkan komunikasi sosial, dimana juga menggunakan akses ubiquitous dan terukur dari teknik
komunikasi yang dibangun.
36
Melalui media sosial, pengguna dapat membangun bahkan menjalin persahabatan dan berbagi informasi dengan pengguna lainnya tanpa ada
hambatan berupa jarak dan waktu. Media sosial menjadi media interaksi baru yang membuat ruang-ruang bagi masyarakat untuk saling berbagi, bercerita
dan menyalurkan ide-idenya. Akibatnya, masyarakat melakukan migrasi virtual untuk berinteraksi di ruang maya atau virtual agar dapat berinteraksi
dengan pengguna lainnya. Jika sebelumnya, komunikasi dan interaksi kita hanya sebatas tatap muka, maka hal tersebut semakin terpanjangkan dengan
hadirnya media sosial. Dilihat dari perkembangan media sosial di internet, terutama yang populer
digunakan di Indonesia, maka awal popularitas media sosial berbasis internet web 2.0 adalah Friendster. Di awal tahun 2000-an Friendster memulai demam
media sosial. Popularitas Friendster tergerus dengan kehadiran Facebook yang menawarkan fasilitas lebih variatif. Facebook secara cepat menjadi situs media
36
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein, Users of the world, unite The Challenges and Oppurtunities of Social Media, Business Horizons, 2010.
sosial yang paling banyak diminati.
37
Para aktor politik tidak ketinggalan dalam memanfaatkan Facebook sebagai media untuk menjaring popularitas.
Sebaliknya, khalayak menjadikan Facebook sebagai media untuk menumpahkan pendapatnya tentang fenomena komunikasi politik yang terjadi.
Setelah Facebook, Twitter yang hanya menyediakan 140 karakter untuk menulis kicauan pendek tweet, menjadi fenomena yang mengglobal. Twitter
adalah layanan micro blogging yang mendistribusikan potongan ukuran teks di beberapa platform, termasuk ponsel, instant messaging, dan email. Pesan
sering digunakan untuk update status tentang apa yang dilakukan oleh pengguna.
Sebagai media sosial, Twitter dan Facebook bekerja dengan prinsip jejaring. Satu akun akan terhubung dengan akun yang lain jika pengguna, baik
pemilik atau pengunjung, mengoneksikan akun yang dimiliki melalui klik opsi follow atau add friend. Ketika sebuah akun Twitter atau Facebook sudah
terhubung, maka kita dapat memperoleh informasi dari akun yang kita follow. Dari informasi itu lah pengguna bisa berinteraksi dengan pengguna lainnya.
Melalui Facebook dan Twitter seseorang dapat bertemu kembali dengan teman-teman lama, membangun silaturahmi yang dahulu sempat terputus, dan
dapat berkomunikasi dengan lancar walaupun berjauhan. Facebook dan Twitter juga sebagai media promosi online untuk mempermudah seseorang yang ingin
mempromosikan, baik dalam bentuk perniagaan, budaya, bahkan politik.
37
Fajar Junaedi, Komunikasi Politik: Teori, Strategi, dan Aplikasi di Indonesia, Yogyakarta: Mata Padi Pressindo, 2013, Cet. Ke-1, h. 98.