Perbedaan Propaganda dengan Kampanye

saluran komunikasi semakin intensif digunakan. Keterlibatan khalayak dalam media baru memberikan implikasi mengubah eksistensi media tradisional, otoritas sumber dalam memproduksi, memperoleh, dan mendistribusikan berita semata. 23 Secara sederhana, Terry Flew 2002 mendefinisikan media baru sebagai perkembangan atau kemajuan teknologi media massa. Pemikiran dasar dari media baru itu sendiri adalah untuk menggabungkan keunikan dari digital media dengan pemakaian media tradisional untuk mengadopsi dan mengadaptasi teknologi media baru. 24 Dilanjutkan definisi dari McQuail yang mengemukakan media baru adalah tempat dimana saluran pesan komunikasi terdesentralisasi; distribusi pesan lewat satelit meningkat penggunaan jaringan kabel dan komputer, keterlibatan audiens dalam proses komunikasi yang semakin meningkat; semakin seringnya terjadi komunikasi interaktif dua sisi; dan juga meningkatnya derajat fleksibilitas untuk menentukan bentuk dan konten melalui digitalisasi dari pesan. 25 Beranjak dari definisi, McQuail menyebutkan ciri utama media baru adalah adanya saling keterhubungan, aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima maupun pengirim pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang beragam sebagai karakter yang terbuka, dan sifatnya yang ada di mana-mana, serta merupakan media komunikasi massa dan pribadi. 26 23 Nicholas W. Jankowski, Creating Community with Media, dalam Leah A. Liverouw dan Sonia Livingstone Ed, The Handbook of New Media, London: Sage Publications Ltd, 2006, page. 1. 24 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar …, h. 162. 25 Nicholas W. Jankowski, Creating Community with Media …, page. 56. 26 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Salemba Humanika, 2011, Cet. Ke- 6, h. 43. Ciri-ciri media baru yang lainnya, yaitu pertama, pesan individual dapat dikirimkan ke sejumlah orang yang tak terbatas secara bersamaan. Kedua, setiap orang yang terlibat dalam suatu isi media dapat mengontrol timbal balik atas konten tersebut. 27 Hadirnya media baru secara konsekuensi membuatnya berbeda dengan sistem media massa, proses komunikasi massa maupun massa audiens yang telah ada sebelumnya. Setidaknya ada dua konsekuensi yang timbul dari hadirnya media, yaitu ubiquitas dan interaktivitas. 28 Ubiquitas ubiquity, menurut McLuhan adalah kenyataan bahwa teknologi yang dibawa oleh media baru memengaruhi setiap orang di masyarakat di mana mereka bertempat tinggal, walau tentunya tidak semua orang di tempat tersebut benar-benar menggunakan teknologi tersebut. Sedangkan interaktivitas interactivity bermakna hadirnya media baru membuat para penggunanya secara otonom dapat menyeleksi dari mana saja sumber informasi yang akan dipilih dan juga dengan siapa saja akan berinteraksi langsung. Bahkan pengguna media baru juga dapat membuat konten tersendiri untuk kemudian dibagikan ke khalayak sesama pengguna media baru. Adapun perbedaan antara media lama dan media baru, yakni media baru mengabaikan batasan percetakan dan model penyiaran dengan memungkinkan terjadinya percakapan antar banyak pihak, memungkinkan penerimaan secara simultan, perubahan dan penyebaran kembali objek-objek budaya, mengganggu tindakan komunikasi dari posisi pentingnya hubungan kewilayahan dan 27 Vin Crosbie, 2002, What is New Media? Terarsip di http:www.sociology.org.ukas4mm3a.doc pada 13 April 2016, pukul 14:11 WIB. 28 Leah A. Liverous dan Sonia Livingstone, Introduction to the Updated Student Edition, dalam Leah A. Liverouw dan Sonia Livingstone Ed, The Handbook of New Media, page. 6-7. modernitas, menyediakan kontak global secara instan, dan memasukkan subjek modern ke dalam mesin aparat yang berjaringan. 29 Perubahan utama yang berkaitan dengan munculnya media baru, yakni; 1 digitalisasi dan konvergensi atas segala aspek media, 2 interaksi dna konektivitas jaringan yang makin meningkat, 3 mobilitas dan deklokasi unutk mengirim dan menerima, 4 adaptasi terhadap peranan publikasi khalayak, 5 munculnya beragam bentuk baru ‘pintu’ gateway media, 6 pemisahan dan pengaburan dari lembaga media. 30 Holmes 2005, bahkan membagi media dalam perspektif historis yang menjadi era media pertama first media age dengan pola broadcast, dan era media kedua second media age dengan pola interactivity, sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 2.2. Perbedaan Antara Era Media Pertama dan Era Media Kedua 31 29 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa …, h. 151. 30 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa …, h. 152. 31 Rulli Nasrullah, Cyber Media, Yogyakarta: IDEA Press Yogyakarta, 2013, Cet. Ke-1, h. 17-18. No. Perbedaan 1. Era media pertama broadcast Era media kedua interactivity 2. Tersentral dari satu sumber ke banyak khalayak Tersebar dari banyak sumber ke banyak khalayak 3. Komunikasi terjadi satu arah Komunikasi terjadi timbal balik atau dua arah 4. Terbuka peluang sumber atau media untuk dikuasai Tertutupnya penguasaan media dan bebasnya kontrol terhadap sumber 5. Media merupakan instrument yang melanggengkan strata dan ketidaksetaraan kelas sosial Media memfasilitasi setiap khalayak warga Negara 6. Khalayak massa yang terfragmentasi Khalayak bisa terlihat sesuai dengan karakter dan tanpa meninggalkan keragaman identitasnya masing-masing 7. Media dianggap dapat atau sebagai alat memengaruhi kesadaran sosial Media melibatkan pengalaman kahalayak baik secara ruang maupun waktu