Pemilihan Kepala Daerah Pilkada

daerah dan wakilnya diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang memenuhi persyarakatan dan pasangan calon perseorangan. Selanjutnya pasangan calon yang memenuhi persyaratan mengikuti kompetisi melalui pemilihan umum untuk dipilih secara langsung oleh rakyat pemilih. Perubahan sistem pemilihan berarti juga telah membawa perubahan hubungan tata pemerintahan antara pusat dan daerah. Pendelegasian kekuasaan dari pusat ke daerah tidak lagi terbatas pada kewenangan yang bersifat administratif, tetapi telah bergeser ke arah yang lebih maju yaitu kewenangan politik dan juga menjadi ‘pemimpin politik’ di daerah, karena dipilih dan mendapatkan legitimasi politik yang kuat dari rakyat. 42

2. Sisi Positif dan Sisi Negatif Pilkada

Harus diingat bahwa Pilkada hanyalah sebuah proses yang tidak bediri sendiri. Baik atau buruknya proses berkaitan langsung dengan subjek yang terlibat langsung dalam proses tersebut. Keberhasilan pelaksanaan Pilkada, baik dalam pengertian ‘prosedural’ ataupun ‘substansial’, terkait dengan tiga faktor; 1 pemilih yang memiliki hak pilih, 2 penyelenggara yaitu KPU Daerah, Panwaslu, pemantau, dan pemerintah, serta 3 lembaga stake holders lainnya. 43 Beranjak dari faktor keberhasilan pelaksanaan Pilkada, ada pula sisi positif dan sisi negatif dari pelaksanaan Pilkada. Sisi positif dari Pilkada, yaitu pertama, kepala daerah yang terpilih melalui pemilihan langsung akan 42 Donni Edwin et al, Pilkada Langsung: Demokratisasi Daerah dan Mitos Good Governance …, h. 2. 43 Donni Edwin et al, Pilkada Langsung: Demokratisasi Daerah dan Mitos Good Governance …, h. 3. mendapat mandat dan dukungan yang riil dari rakyat sebagai wujud “kontrak sosial” antara pemilih dengan yang dipilih. Semangat Pilkada langsung adalah memberikan ruang yang luas bagi partisipasi politik masyarakat untuk menentukan kepala daerah sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan di daerah masing-masing. Sehingga diharapkan kebijakan-kebijakan dari pemerintah nantinya sesuai dengan harapan dan keinginan rakyat pada umumnya, atau dengan kata lain, lebih mendekatkan pemerintah kepada rakyatnya. Selain itu, Pilkada secara langsung oleh rakyat ini akan membawa pengaruh secara transparan dan bertanggungjawab, sehingga akan membawa dampak kepada peningkatan pendidikan politik rakyat. 44 Kedua, kedekatan calon dengan masyarakat daerah dan penguasaan medan geografi, demografi, SDA, dan SDM dan berbagai permasalahan dalam masyarakat, merupakan prasyarat mutlak yang harus dikuasai oleh calon. Pendayagunaan sumber daya resources yang dimiliki calon akan lebih efektif dan efisien, sebab komunikasi calon dengan masyarakat tidak difasilitasi oleh pihak ketiga, walaupun menggunakan kendaraan parpol. Ketokohan figur calon sangat menentukan dibanding dengan kekuatan mesin parpol, artinya besar atau kecilnya parpol yang dijadikan kendaraan politik pencalonan tidak berkolerasi kuat terhadap keberhasilan seorang calon. 45 Ketiga, Pilkada secara langsung dapat menjadi mekanisme rekrutmen politik atas calon pemimpin bangsa. Dengan kata lain, mungkin saja dapat 44 Djohermansyah Djohan dan Made Suwandi, Pilkada Langsung: Pemikiran dan Peraturan, Jakarta: IIP Press, 2005, Cet. Ke-1, h. 9. 45 Djohermansyah Djohan dan Made Suwandi, Pilkada Langsung: Pemikiran dan Peraturan …, h. 10. meningkatkan gairah birokrasi Pemerintahan Daerah, karena adanya keleluasaan untuk mengambil keputusan, serta terbukanya peluang karir yang lebih tinggi melalui kompetensi profesional. Artinya, jika kinerja seseorang bupati atau walikota piawai, mungkin saja dapat dicalonkan dalam pemilihan gubernur. 46 Keempat, pemberian pelayanan umum kepada masyarakat akan semakin meningkat, baik kualitas maupun kuantitas, sejalan dengan meningkatnya tuntutan dari masyarakat akan pelayanan yang lebih baik yang pada gilirannya akan menimbulkan keterpercayaan kepada masyarakat. 47 Sedangkan, sisi negatifnya, yaitu pertama, kemungkinan munculnya konflik kepentingan antara propinsi dan kabupaten atau kota, dan antar daerah. Dampak pemekaran daerah sehingga menjadi ajang perebutan kekuasaan di kalangan elit politik lokal. Atau dengan kata lain, proses Pilkada ini dapat menyebabkan monopoli di tingkat lokal, bahkan merambah kepada struktur politik di tingkat lokal. Kedua, ketidakseimbangan populasi antara penduduk asli dengan para pendatang yang relatif lebih besar jumlahnya di daerah pemekaran. Ketiga, dalam penyelenggaraan Pilkada langsung kemungkinan terjadinya isu kolusi dan isu money politic, disebabkan ekonomi di daerah masih relatif rendah. Fanatisme golongan dan keluarga sangat menonjol 46 Agust Riewanto, Ensiklopedia Pemilu, Wonogiri: Lembaga Studi Agama dan Budaya, 2007, h. 180. 47 Djohermansyah Djohan dan Made Suwandi, Pilkada Langsung: Pemikiran dan Peraturan …, h. 11. sehingga kadang tidak rasional dan menimbulkan sikap siap menang, tetapi tidak siap kalah. 48 Keempat, sikap dan perilaku birokrasi pusat yang cenderung untuk tetap mempertahankan statusquo, terutama dalam hal mempertahankan kewenangan pusat yang enggan menyerahkannya kepada daerah tidak transparan. Kelima, kekurangpahaman terhadap metode riset ilmiah melalui quick count sehingga cenderung menolak hasil perhitungan dengan melakukan perhitungan sendiri yang kurang didasari keakuratan data. 49

E. Peraturan dan Adab Sopan Antar Orang Beriman

Surat Al-Hujurat berisi petunjuk tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang mukmin terhadap Allah SWT dan terhadap Nabi SAW, dan orang yang menentang ajaran Allah dan Rasul-Nya, yaitu orang fasik. Pada pembahasan ini dijelaskan apa yang harus dilakukan seorang mukmin terhadap sesama manusia secara keseluruhan demi terciptanya sebuah perdamaian. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar berita yang tidak jelas asal-usulnya. Terkadang, isu kecil diperbesarkan dalam berita yang diedarkan atau sebaliknya. Terkadang, berita itu juga berkaitan dengan kehormatan seorang muslim. Dalam firman Allah berikut ini berisi penjelasan tentang bagaimana 48 Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi …, h. 263. 49 Djohermansyah Djohan dan Made Suwandi, Pilkada Langsung: Pemikiran dan Peraturan …, h. 12.