8
1. Kebijakan Luar Negeri Menurut James N. Rosenau 1976: 27-32, kebijakan luar negeri
merupakan keseluruhan sikap dan aktivitas suatu negara dalam upayanya mengatasi dan memperoleh keuntungan dari lingkungan eksternalnya yang
bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu negara. Definisi ini juga dikembangkan oleh Ikrar Nusa Bhakti 2001: 22 yang menjelaskan bahwa
tujuan tersebut meliputi baik tujuan politik, ekonomi, dan keamanan, sesuai dengan kepentingan nasionalnya yang telah ditentukan oleh penentu kebijakan
luar negeri sebagai hasil dari proses politik. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Malhotra 2004: 185-186,
kebijakan luar negeri memiliki beberapa unsur yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi yaitu, ekonomi, pertahanan, dan diplomasi. Ia juga menjelaskan
bahwa, kebijakan luar negeri dibuat atas nama negara. Kebijakan luar negeri dirumuskan serta dilaksanakan oleh pemerintah. Pemerintah tersebut merupakan
perpaduan dari berbagai organisasi dan individu yang memiliki berbagai kepentingan yang berbeda-beda. Kebijakan luar negeri juga selalu dikondisikan
dengan lingkungannya baik domestik maupun eksternalinternasional. Menurut K.J. Holsti 1992: 269, kebijakan luar negeri merupakan semua
tindakan atau aktifitas suatu negara yang memiliki tujuan untuk mempertahankan atau mengubah suatu tujuan, kondisi, atau praktek-praktek dalam lingkungan
eksternal suatu negara. Selain itu, kebijakan luar negeri juga dibentuk untuk mempromosikan atau mencapai tujuan yang bersifat domestik seperti keamanan,
kesejahteraan, serta prestise.
9 Pokok permasalahan dalam penentuan kebijakan luar negeri pada
umumnya dititikberatkan pada usaha untuk memecahkan berbagai permasalahan, baik
yang berkaitan
dengan masalah
domestik maupun
masalah eksternalinternasional suatu negara serta mempromosikan sebuah perubahan.
Lebih lanjut lagi, Holsti 1992: 272 menambahkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi kebijakan luar negeri yang dibuat suatu negara, yaitu faktor
internal domestik dan eksternal internasional. Faktor internal dalam hal ini meliputi kondisi sosio ekonomi, karakteristik
geografis dan demografi, struktrur pemerintahan, birokrasi, serta atribut nasional. Sementara itu faktor eksternal terdiri dari struktur sistem, karakteristik ekonomi
dunia, tujuan dan tindakan aktor-aktor lain, masalah regional dan global, hukum internasional serta opini dunia.
Holsti juga menekankan bahwa di antara berbagai faktor tersebut, kepentingan nasional merupakan bagian faktor internal yang paling berpengaruh
dalam kebijakan luar negeri. Sebab, kebijakan luar negeri yang dirumuskan oleh suatu negara didasari atas pertimbangan kepentingan nasional. Joseph Frankel
1988: 93 juga berpendapat lewat bukunya yang berjudul International Relations in a Changing World, mengatakan bahwa kepentingan nasional merupakan kunci
utama dari perumusan kebijakan luar negeri yang menjadi pokok utama dari total keseluruhan nilai-nilai nasionalitas suatu bangsa. Frankel juga menambahkan
bahwa kepentingan nasional dapat dideskripsikan sebagai suatu gambaran aspirasi rakyat yang dapat diwujudkan dalam suatu gerakan operasional yang
menghasilkan suatu aplikasi yang berbentuk kebijakan dan program yang dikeluarkan pemerintah.