13 beberapa aspek terkait potensi serta kemampuan militer masing-masing negara.
Perjanjian tersebut tentunya berlaku untuk lokasi, jumlah, kesiapan serta jenis kekuatan militer yang meliputi senjata dan fasilitas pendukung lainnya. Apapun
tujuan serta cakupannya, setiap perencanaan terkait pengendalian senjata memiliki satu faktor penting yang harus disepakati bersama oleh masing-masing negara;
setiap negara mensyaratkan format kerjasama yang disesuaikan dengan program militer mereka 2002: 1-2.
Larsen juga menyatakan bahwa pengendalian senjata merupakan sarana untuk meningkatkan keamanan nasional suatu negara. Adanya pengendalian
senjata memicu setiap negara untuk meningkatkan kemampuan persenjataannya, yang secara tidak langsung akan menciptakan stabilitas keamanan serta
mengurangi kemungkinan terjadinya perang. Konsep pengendalian senjata dalam penelitian ini difokuskan untuk menjelaskan traktat anti rudal balistik terkait latar
belakang, prinsip, tujuan serta fungsinya bagi kerjasama AS dan Uni Soviet 2002: 2.
F. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Metode
penelitian kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Moleong 2007: 4. Metode penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini tentunya bersifat deskriptif analitis. Artinya
penelitian ini melihat permasalahan yang ada dan akan dikaitkan dengan teori, konsep serta pendekatan yang ada di dalam ilmu hubungan internasional
Mas’oed 1990: 223.
14 Penelitian kualitatif cenderung memberikan ruang analisis yang cukup luas
dalam berbagai format berupa wawancara, riset sumber dokumen dan riset media. Metode kualitatif juga terfokus pada usaha mengeksplorasi secara detail peristiwa
yang dipandang menarik untuk diteliti. Tujuannya adalah mendapatkan pemahaman yang mendalam, bukan meluas. Harrison 2007: 86. Definisi
penelitian kualitatif sendiri adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan- penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur statistik atau
cara-cara lain berupa pengukuran. Pengumpulan data dalam metode kualitatif terdiri dari empat tipe, yaitu observasi, dokumen, interview serta gambar visual
yang masing-masing memiliki fungsi dan keterbatasan Creswell dalam Nasution 2003: 23.
Secara umum, langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: pertama, melakukan pengumpulan data melalui
studi kepustakaan library research berupa buku, artikel, jurnal, dokumen resmi serta informasi melalui media internet. Studi kepustakaan juga dapat diartikan
sebagai serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, mencatat, serta mengolah bahan penelitian Hasyim, 1995:
147. Kedua, setelah data diperoleh maka dilakukan analisis terhadap data
tersebut. Instrumen lain yang bertujuan memperkuat hasil penelitian ini adalah proses wawancara dengan melibatkan ahli terkait pengkajian strategis khususnya
mengenai kebijakan serta perjanjian keamanan yang dilakukan Amerika Serikat.
15
G. Sistematika Penulisan BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Pertanyaan Penelitian
C.
Tujuan Penelitian
D.
Tinjauan Pustaka
E.
Kerangka Pemikiran
F.
Metode Penelitian
G.
Sistematika Penulisan BAB II
Traktat Anti Rudal Balistik Anti Ballistic Missile Treaty
A. Kompetisi Rudal Amerika Serikat dan Uni Soviet pada Perang
Dingin B.
Latar Belakang dan Prinsip Traktat Anti Rudal Balistik C.
Sejarah Singkat Komitmen Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam Traktat Anti Rudal Balistik
BAB III Melemahnya Komitmen Amerika Serikat dalam Traktat Anti
Rudal Balistik ABM Treaty
A. Komitmen Awal Amerika Serikat Bergabung dalam Traktat
Anti Rudal Balistik B.
Aktivitas Amerika Serikat di dalam Traktat Anti Rudal Balistik C.
Kebijakan Amerika Serikat mundur dari ABM Treaty
16
BAB IV Latar Belakang Mundurnya Amerika Serikat dari Traktat
Anti Rudal Balistik ABM Treaty A.
Faktor Internal:
1. Penguatan Kebijakan Strategic Defense Initiative SDI
2. Perkembangan Kebijakan Global Protection Against
Limited Strikes GPALS Paska Berakhirnya Perang Dingin 3.
Dinamika Kebijakan Ballistic Missile Defense dan National Missile Defense dalam Sistem Pertahanan Nasional
Amerika Serikat
B. Faktor Eksternal:
1. Munculnya Negara-Negara Produsen Rudal Balisitk Paska
Perang Dingin a. India
b. Syria c. Pakistan
2. Eksistensi Rogue States sebagai Prioritas Utama Kebijakan
Pertahanan Amerika Serikat a.
Iran b.
Korea Utara c.
Irak
BAB V Penutup
A. Kesimpulan
17
BAB II TRAKTAT ANTI RUDAL BALISTIK
ANTI BALLISTIC MISSILE TREATY
Kesepakatan Traktat Anti Rudal Balistik yang melibatkan Amerika Serikat dan Uni Soviet merupakan langkah strategis dalam upaya pengendalian rudal
ofensif oleh kedua negara. Salah satu tujuan dari dibentuknya kesepakatan tersebut secara teoretis memiliki 2 dua poin utama yaitu, untuk menstabilkan
iklim militer serta mengurangi aktivitas militer jika terindikasi akan terjadinya peperangan antar kedua negara Burns 2002: 80.
Pada dasarnya langkah yang diambil Amerika Serikat melalui Presiden Nixon dan Uni Soviet oleh Presiden Leonid Brezhnev terkait pembatasan senjata
ofensif telah dimulai pada tahun 1969 di Helsinki, Finlandia yang dinamakan Strategic Arms Limitation Talks SALT Smith 2000: 6. Pertemuan serta
perundingan ini pertama kali diinisiasi oleh Amerika Serikat sebagai bentuk implementasi dari 2 dua poin penting yang ditetapkan Senat ketika menyetujui
program Safeguard oleh pemerintah. Salah satu poin tersebut adalah mengharuskan pemerintah Amerika Serikat untuk segera mengadakan pertemuan
dengan Uni Soviet dan membicarakan perihal pembatasan senjata ofensif Smith 2000: 6.
Perundingan tersebut pada akhirnya berjalan dengan lancar yang secara resmi ditandatangani pada bulan November tahun 1969 dan kedua negara
khususnya Uni Soviet berkomitmen untuk melanjutkan perundingan ke tahapan berikutnya Kaplan, 2008: 11. Salah satu alasan Uni Soviet untuk berkomitmen
dalam hal pembatasan senjata adalah dikarenakan Amerika Serikat mampu
18 menciptakan “Bargaining Chip” dengan Uni Soviet melalui teknologi Safeguard
Kaplan 2008: 12. Hal ini sebelumnya pernah ditekankan oleh Presiden Lyndon B. Johnson ketika mengajukan Safeguard sebagai bentuk posisi tawar kepada Uni
Soviet untuk berunding terkait pembatasan senjata ofensif. Tidak hanya itu, Presiden Johnson dianggap oleh Uni Soviet sebagai tokoh yang mampu
meyakinkan Soviet tentang bahaya senjata yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir Salamah, 2008: 229.
A. Kompetisi Rudal Amerika Serikat dan Uni Soviet pada Perang Dingin Argumentasi yang dikemukakan oleh Rosenau 1976: 27-32 tentang
konsep kebijakan luar negeri suatu negara khususnya Amerika Serikat menjelaskan bahwa, negara akan mampu berperang dalam segi finansial untuk
memenuhi kebutuhan negaranya terkait pertahanan nasionalnya. Hal ini secara langsung dibuktikan oleh Amerika Serikat dengan mengeluarkan dana sekitar 70
juta dolar dalam kurun waktu 3 tiga dekade, yakni dimulai pada awal tahun 1960 sampai 1990 untuk pemenuhan kebutuhan keamanan nasionalnya Payne 2000:
171. Urgensi yang ditekankan Amerika Serikat dengan dana jutaan dolar
tersebut adalah untuk penelitian serta pengembangan program pertahanan nasional Amerika Serikat bernama Ballistic Missile Defense BMD System Payne 2000:
171. Payne 2000: 171 dalam tulisannya juga menjelaskan bahwa BMD merupakan sistem pertahanan negara yang terdiri dari perangkat rudal pencegat
yang dilengkapi dengan sensor yang mampu menjangkau serta melindungi 50 lima puluh negara bagian di Amerika Serikat.