42 Pakistan, dan Israel. Beberapa negara dalam daftar tersebut bahkan
menyembunyikan instalasi program rudal balistiknya. Mereka cenderung menyamarkan pembuatan rudal balistik dengan pabrik pesawat ruang angkasa
maupun pesawat komersil. Hal ini cukup menyulitkan para agen intelijen untuk melacak keberadaan instalasi program rudal balistik yang sedang dikembangkan
Feickert 2004: 2-3. Kalkulasi keamanan demi kepentingan Amerika Serikat dan Uni Soviet pun semakin sulit dilakukan dengan adanya kondisi tersebut.
Masalah lainnya yang berskala internasional yang dihadapi Amerika Serikat dan Rusia adalah mengenai penyebaran agen-agen intelijen oleh negara-
negara yang telah berhasil mengembangkan rudal balistik Feickert 2004: 3. Berbagai ancaman tersebut pada akhirnya membuat kedua negara sepakat untuk
mengembangkan kerjasama arms control Pengendalian Senjata, untuk jenis senjata ICBM yang dinamakan dengan Strategic Arms Limitation Talks SALT
pada tahun 1969 Kimball dan Collina 2010: 1-2. Kerjasama SALT merupakan langkah awal dalam upaya mengendalikan perlombaan senjata nuklir.
Paska SALT terbentuk, maka kedua negara sepakat untuk melanjutkan kerjasama pengendalian senjata yang lebih komprehensif dengan menyepakati
Traktat Anti Rudal Balistik Anti Ballistic Missile Treaty pada tahun 1972. Kerjasama yang disepakati oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet tersebut
merupakan langkah strategis kedua negara dalam meredakan ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur Siswanto 2013.
43
BAB III MELEMAHNYA KOMITMEN AMERIKA SERIKAT DALAM TRAKTAT
ANTI RUDAL BALISTIK ANTI BALLISTIC MISSILE TREATY
Pada Bab III ini, penulis membahas tentang skema kebijakan dalam dan luar negeri Amerika Serikat ketika menginisiasi pembentukan Traktat Anti Rudal
Balistik. Kebijakan ini tentunya mencakup berbagai alasan-alasan strategis yang dimiliki Amerika Serikat dalam membentuk traktat anti rudal balistik. Selain itu,
faktor kontribusi yang diberikan Amerika Serikat dalam usaha membatasi kepemilikan senjata ofensif juga termasuk sebagai pembahasan penting dalam
Bab ini. Penulis akan mengembangkan Bab ini dengan menggunakan konsep kebijakan luar negeri serta konsep Arms ControlPengendalian Senjata yang
menjadi dasar analisis dalam penelitian ini.
A. Komitmen Awal Amerika Serikat Dalam Traktat Anti Rudal Balistik
Dimulainya kesepakatan pengendalian senjata antara kedua negara tentunya harus dilihat secara komprehensif. Pada era Presiden Nixon, kesepakatan
mengenai pengendalian senjata strategis memang merupakan masa-masa peredaan ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur. Era Presiden Nixon dapat
dikatakan sebagai antiklimaks dari era Presiden-Presiden Amerika Serikat lainnya yang secara kontinu tetap memilih untuk berkonfrontasi dengan Uni Soviet secara
militer.
2
Kerjasama pengendalian senjata tersebut tentunya menjadi proses yang positif bagi kedua negara baik secara politik maupun ekonomi. Amerika Serikat
2
Konfrontasi militer dalam konteks ini diartikan sebagai perlombaan senjata yang terus dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet tanpa ada inisiatif dari salah satu negara untuk
meredakan tensi militer dengan mengadakan kerjasama pengendalian senjata Siswanto, 25 November 2013.
44 dalam hal ini menyadari bahwa membangun perangkat militer dalam bentuk rudal
balistik cukup menyita anggaran pemerintah. Oleh karena itu Amerika Serikat memutuskan untuk memulai kerjasama pengendalian senjata strategis dengan Uni
Soviet yang salah satunya untuk menstabilkan sistem ekonomi dengan tetap mengedepankan perimbangan kekuatan Siswanto, 25 November 2013.
Secara formal, Traktat Anti Rudal Balistik merupakan salah satu bentuk kebijakan luar negeri Amerika Serikat dalam usaha menyetabilkan kondisi
keamanan internasional. Amerika Serikat tentunya telah memiliki pertimbangan serta alasan strategis dalam memulai kerjasama pengendalian senjata ofensif
khususnya rudal balistik. Pertimbangan ini tentunya menyangkut potensi kekuatan militer, kuantitas serta kesiapan teknis material militer disertai fasilitas
pendukungnya Larsen 2001: 1. Selain itu, bergabungnya Amerika Serikat ke dalam Traktat Anti Rudal
Balistik memiliki alasan yang signifikan terkait fokus utama dalam menjaga situasi keamanan nasional Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan sejak tahun 1950
sd 1960-an Amerika Serikat sudah terlibat dalam perlombaan senjata nuklir melalui inovasi rudal balistik dengan Uni Soviet. Kontestasi ini difokuskan pada 2
dua sektor penting yaitu pertama, fokus kepada peningkatan kualitas dan kuantitas persenjataan ofensif dengan tenaga nuklir, serta pengutamaan pada
ketahanan dan kemampuan sistem persenjataan yang dimiliki oleh kedua negara. Sektor kedua mengarah pada inovasi pembangunan instalasi rudal defensif yang
didesain untuk menghadang setiap ancaman serta serangan rudal balistik Axton 2001: 126.
45 Kontinuitas perlombaan senjata nuklir dalam bentuk rudal balistik yang
melibatkan kedua negara dalam segi kualitas serta kuantitas telah dirilis oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat U.S. Department of Defense dalam
Laporan Tahunan Annual Report kepada Kongres tahun 1967. Laporan tahunan ini berisi perbandingan jumlah senjata nuklir yang dimiliki Amerika Serikat dan
Uni Soviet. Laporan ini dirilis berdasarkan data yang dihimpun dari Unit Intelijen Militer, Badan Keamanan Nasional, CIA Central Intelligence Agency, serta
Departemen Energi Department of Energy Norris dan Cochran 1997: 4. Estimasi jumlah senjata nuklir yang dimiliki Amerika Serikat dan Uni
Soviet yang mencakup kendaraan pengebom serta rudal balistik dapat dilihati di bawah ini;
Tabel III.A.1. US-Soviet Strategic Force Warheads
Sumber: Norris dan Cochran,
US-USSRRussian Strategic Offensive Nuclear Forces 1945-1996
,
Natural Resources Defense Council, Inc,
1997
46 Pemerintah Amerika Serikat juga merilis secara spesifik jumlah rudal
balistik kategori ICBM serta Submarine-Launched Ballistic Missile SLBM kedua negara;
Tabel III.A.2. U.S. Strategic Offensive Force Loadings 1945-1972
Sumber: Norris dan Cochran,
US-USSRRussian Strategic Offensive Nuclear Forces 1945-1996
,
Natural Resources Defense Council, Inc,
1997