Iran Ancaman Rogue States terhadap Amerika Serikat

97 tahun 2015 Iran diprediksi telah mampu mengujicoba rudal balistik dengan kategori ICBM Krepps 2002: 83.

b. Korea Utara

Pengembangan rudal balistik yang dimiliki Korea Utara telah dimulai pada tahun 1993 dengan membangun rudal No Dong kategori MRBM dengan jarak tempuh mencapai 1.300 km. Selang 5 lima tahun berikutnya, Korea Utara berhasil mengujicoba rudal Taepo Dong I yang juga merupakan perangkat SLV. Tidak lama setelah ujicoba Taepo Dong I, Korea Utara juga tengah mengembangkan Taepo Dong II. Rudal ini diproyeksi akan mampu menempuh jarak 3.500-5.000 km Intermediate Range Ballistic MissileIRBM dengan berat 1.000 kg yang merupakan perangkat SLV Krepps 2002: 83-84. Dalam perkembangannya, Korea Utara berasumsi bahwa jika beban berat yang diangkut oleh Taepo Dong II dapat dikurangi sebanyak 100 kg, maka Korea Utara diprediksi akan mampu membangun rudal ICBM yang jarak tempuhnya mencapai 10.000-15.000 km. Korea Utara dapat dikatakan sebagai salah satu negara eksportir perlengkapan rudal balistik terbesar di dunia. Tidak hanya mengekspor rudal balistik dengan komponen yang lengkap akan tetapi Korea Utara juga mengekspor ahli-ahli rudal balistik ke Iran dan Pakistan. Kondisi ini tentu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi keamanan nasional Amerika Serikat sehingga memasukkan Korea Utara ke dalam kelompok rogue states Krepps 2002: 84. 98 Gambar IV.B.2.b.1. Potential North Korean Long Range Missile Capabilities Sumber: Feickert Missile Survey: Ballistic and Cruise Missiles of Foreign Countries, The Library of Congress, 2004 Peta tersebut menunjukkan wilayah jangkauan rudal Taepo Dong II yang dimiliki Korea Utara. Rudal ini mampu mencapai wilayah darat dan laut Amerika Serikat dan Kanada. Asumsi jangkauan rudal yang mencapai 10.000-15.000 maka hal tersebut akan menjadi ancaman bagi wilayah Amerika Serikat dan sekitarnya. Amerika Serikat juga memprediksi bahwa Taepo Dong II dengan kategori ICBM sedang dalam pembangunan dan akan diujicoba dalam waktu yang relatif tidak terlalu lama Central Intelligence Agency 2002: 7.

c. Irak

Irak merupakan negara di wilayah Timur Tengah yang diprediksi banyak negara khususnya Amerika Serikat sebagai negara yang memiliki produktifitas yang tinggi dalam membangun rudal balistik. Irak telah memulai pembangunan rudal balistik pada tahun 1980 dengan menciptakan rudal Scud kategori SRBM 99 300 km dan mendapat dari Uni Soviet. Penggunaan rudal Scud dimulai pada tahun 1991 ketika Irak menyerang Kuwait dengan menyertakan senjata kimia berjenis racun Botulinum atau gas syaraf dan rudal kategori ini memiliki kode Al- Husayn. Tidak hanya Kuwait, rudal Scud dengan penggunaan bahan kimia yang dimiliki oleh Irak juga turut menyerang Israel, Arab Saudi dan Bahrain pada saat perang teluk. Ketika berlangsungnya perang teluk, Irak telah membangun dan mengujicoba dalam peperangan yakni rudal balistik dengan kode Al-Abbas yang memiliki jangkauan 900 km Central Intelligence Agency 2002: 4. Pada paska berakhirnya invasi ke Kuwait pada tahun 1991, Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui Dewan Keamanan memutuskan untuk memberlakukan Resolusi Dewan Keamanan Nomor 687 yang menyatakan permintaan kepada Irak untuk menghancurkan seluruh rudal Scud yang memiliki bahan kimia. Selain itu, resolusi tersebut meminta kepada Irak untuk bersedia diawasi oleh United Nations Special Commision on Iraq UNSCOM dalam misi penghancuran senjata kimia Feickert, 2003: 1. Ketika berada dalam pengawasan PBB, Irak tetap melanjutkan program rudal balistiknya yang bernama Al-Samoud II dengan jangkauan 150 km. Selain rudal Samoud II, Irak juga mengembangkan rudal Ababil yang memiliki bahan berupa cairan pembakar yang juga digolongkan ke dalam WMD. Kedua jenis rudal tersebut telah berhasil diujicoba pada tahun 1997 dan akan segera ditempatkan di seluruh area militer Irak. Akan tetapi perkembangan kedua jenis ruda tersebut tidak diketahui secara detail oleh pengawas PBB. Hal ini dikarenakan para pengawas mengalami kesulitan dalam mendapatkan informasi 100 mengenai perkembangan rudal tersebut oleh pemerintah Irak saat itu Central Intelligence Agency 2002: 5. CIA menduga bahwa Irak tengah mencoba menyembunyikan lokasi pembangunan perangkat rudal balistiknya. Selain itu, diprediksi bahwa Irak dalam 15 lima belas tahun mendatang akan mampu menciptakan perangkat rudal ICBM dengan bantuan pihak asing. Amerika Serikat tentunya telah memastikan bahwa Rusia merupakan pemodal utama Irak dalam mengembangkan rudal balistik dengan menggunakan bahan kimia Krepps 2002: 84. Dalam sebuah data foto yang dirilis oleh CIA melalui National Intelligence Council 2002: 7-10, Irak memiliki perangkat bom serta komponen rudal balistik dengan bahan kimia. Selain itu, data tersebut juga memperlihatkan wilayah penyebaran fasilitas rudal balistik yang dimiliki oleh Irak. Gambar yang dihasilkan dari citra foto satelit inframerah tersebut juga menampilkan berbagai komponen rudal balistik yang dimiliki oleh Irak. Selain itu citra foto tersebut memperlihatkan juga wilayah jangkauan rudal Scud yang dimiliki Irak dan secara langsung mengancam keberadaan negara-negara di kawasan tersebut.