96
Gambar IV.B.1.a.3. Iranian Growing Ballistic Missile Threats
Sumber: Ballistic Missile Defense Review Report, U.S. Department of Defense, 2010
Gambar IV.B.1.a.4. Ranges of Iran’s Missiles
Sumber: Feickert, Missile Survey: Ballistic and Cruise Missiles of Foreign Countries, The Library of Congress, 2004
Peta di atas menunjukkan bahwa kemampuan rudal Shahab III dengan kategori MRBM mampu mencapai wilayah asia dan Eropa. Kemampuan Iran
secara massive membangun rudal balistik dengan wilayah jangkauan mencapai eropa serta asia tentu menjadi ancaman bagi kepentingan Amerika Serikat di
wilayah tersebut. Departemen pertahanan Amerika Serikat merilis bahwa pada
97 tahun 2015 Iran diprediksi telah mampu mengujicoba rudal balistik dengan
kategori ICBM Krepps 2002: 83.
b. Korea Utara
Pengembangan rudal balistik yang dimiliki Korea Utara telah dimulai pada tahun 1993 dengan membangun rudal No Dong kategori MRBM dengan jarak
tempuh mencapai 1.300 km. Selang 5 lima tahun berikutnya, Korea Utara berhasil mengujicoba rudal Taepo Dong I yang juga merupakan perangkat SLV.
Tidak lama setelah ujicoba Taepo Dong I, Korea Utara juga tengah mengembangkan Taepo Dong II. Rudal ini diproyeksi akan mampu menempuh
jarak 3.500-5.000 km Intermediate Range Ballistic MissileIRBM dengan berat 1.000 kg yang merupakan perangkat SLV Krepps 2002: 83-84.
Dalam perkembangannya, Korea Utara berasumsi bahwa jika beban berat yang diangkut oleh Taepo Dong II dapat dikurangi sebanyak 100 kg, maka Korea
Utara diprediksi akan mampu membangun rudal ICBM yang jarak tempuhnya mencapai 10.000-15.000 km. Korea Utara dapat dikatakan sebagai salah satu
negara eksportir perlengkapan rudal balistik terbesar di dunia. Tidak hanya mengekspor rudal balistik dengan komponen yang lengkap
akan tetapi Korea Utara juga mengekspor ahli-ahli rudal balistik ke Iran dan Pakistan. Kondisi ini tentu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi keamanan
nasional Amerika Serikat sehingga memasukkan Korea Utara ke dalam kelompok
rogue states Krepps 2002: 84.