I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan perekonomian di Indonesia saat ini, semakin banyak
juga kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Dalam kenyataannya, kebutuhan yang paling mendasar dalam diri manusia adalah kebutuhan akan makan dan
minuman yang berfungsi sebagai keberlangsungan hidup manusia. Sehubungan dengan hal ini, salah satu usaha yang memiliki prospek yang baik adalah usaha
kafe. Saat ini, banyak bisnis kafe yang mulai menjamur di Ibukota. Selain tempat makan dan minum, kafe juga menyajikan hiburan yang mendukung
kenyamanan pelanggan. Bisa dikatakan juga kafe sebagai sarana bersosialisasi. Sebagai contohnya adalah munculnya kawasan
– kawasan hiburan seperti di Kemang, Tebet, Kuningan, Senayan, dan lain-lain yang sangat memperlihatkan
kesuksesan bisnis kafe saat ini. Industri rumah makan dan restoran di Indonesia pada saat ini masih berkonsentrasi di pulau Jawa dan Bali, bahkan kedua
kawasan ini memiliki kontribusi lebih dari 73,6 dari total jumlah rumah makan di Indonesia http:binaukm.com201005sebaran-wilayah-usaha-
peluang-usaha-rumah-makan-restoran, pola gaya hidup masyarakat akan kebutuhan terhadap suatu produk seperti halnya makanan menjadi sangat
komplek. Keinginan masyarakat tidak hanya pada substansi makanan saja tetapi disertai dengan adanya unsur pelayanan, nuansa dan kenyamanan. Keberadaan
restoran dan kafe sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas yang tinggi di luar rumah dengan gaya hidup yang cenderung
dinamis. Laju perkembangan restoran dan kafe di Indonesia pada beberapa periode mengalami perkembangan yang cukup signifikan.
Jakarta sebagai ibu kota negara dan pusat bisnis di Indonesia merupakan pusat pertumbuhan bisnis restoran dan rumah makan terbesar, yang ini memiliki
kontribusi 26,1 persen dari jumlah restoran dan rumah makan di Indonesia.
Dapat diketahui jumlah Restoran di Jakarta pada tabel 1 di bawah ini
Tabel 1. Jumlah Café dan Restoran di Wilayah Jakarta No.
Wilayah Jumlah
No. Wilayah
Jumlah
1 Kelapa Gading 224
14 Pondok Indah 52
2 Kebayoran Baru 114
15 Pondok Gede 48
3 Kuningan 108
16 Cilandak 47
4 Kemang 101
17 Grogol 43
5 Mangga Dua 101
18 Cempaka Putih 40
6 Kebayoran Baru 114
19 Gunung Sahari 36
7 Thamrin 91
20 Senayan City 35
8 Sudirman 82
21 SCBD Sudirman 33
9 Sunter 75
22 Hayam wuruk 31
10 Menteng 71
23 Kebon Jeruk 31
11 Muara Karang 71
24 Menteng 25
12 Pluit 63
25 Rawamangun 23
13 Senayan 58
Sumber : www.restodb.com, 2010 Dari Tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa minat masyarakat akan sebuah
restoran sangatlah tinggi. Seperti halnya di Kelapa Gading, Kebayoran Baru, Kuningan, serta Kemang banyak sekali restoran dan kafe yang berdiri.
Perkembangan restoran dan kafe di Indonesia khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, dan lainnya semakin berkembang
dengan berbagai macam konsep atau ide-ide yang ditawarkan untuk memikat pelanggan baik dari kalangan muda maupun tua, dari segi ekonomi yang
sedang sampai orang kaya. Kafe yang sudah lama berdiri maupun kafe yang baru saja dibuka mereka berusaha untuk mengenalkan atau menawarkan menu-
menu baru agar dapat diterima dengan baik oleh para pembeli atau konsumen. Kondisi tersebut akan menimbulkan persaingan diantara kafe yang semakin
ketat untuk menarik pembeli sebanyak-banyaknya agar datang mengunjungi serta menikmati apa yang telah disediakan. Kafe yang baru dibuka harus bisa
semaksimal mungkin mengenalkan menu-menu terbaiknya agar bisa diterima ditengah-tengah masyarakat umum. Untuk kafe yang mempunyai usia yang
cukup lama juga harus mampu mempertahankan kesuksesannya, apalagi
semakin menjamurnya kafe baru dengan berbagai jenis konsep dan menu yang ditawarkan mungkin berpotensi untuk menggusur minat para pelanggan yang
sudah lama tersebut. Kafe maupun rumah makan yang ingin berhasil menembus persaingan, disamping menu yang ditawarkan mereka juga dituntut
harus sekreatif mungkin untuk mengkonsep dari kafe itu sendiri. Saat ini penilaian publik terhadap sebuah kafe tidak hanya ditentukan oleh cita rasa
yang ada pada makanan kafe itu sendiri, tetapi juga memperhatikan aspek kinerja manajemen dan pengelolah kafe, yang dianggap juga berperan penting
dalam kelangsungan karir mereka. Kafe dipandang sebagai suatu kebutuhan yang bisa mewakili modernitas
dan kosmopolitan. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa kafe dapat dijadikan simbol sebagai gaya hidup seseorang. Kebutuhan yang sepeti inilah yang
diambil oleh para pemilik kafe. Salah satu kafe yang terletak di tengah ibukota adalah Canda Comedy Cafe tepatnya berada di X-Splash Kemang. Kafe
tersebut juga dikelilingin oleh tempat-tempat hiburan malam di Kemang. Canda Comedy Cafe didirikan pada tahun 1997, dan sudah banyak
mengalami perubahan konsep seperti namanya yang pada awalnya Boim cafe kini menjadi Canda Comedy Cafe. Kafe ini berbeda dari kafe yang lain, pada
kafé ini konsep yang mereka pegang lebih kepada cara bagaimana mereka dapat menghibur pengunjungnya tidak hanya dengan makanan dan minuman tetapi
juga dengan lawakan serta tersedianya sarana untuk berkaroke bersama teman, keluarga, dan kerabat atau hanya untuk menghilangkan penat setelah seharian
beraktifitas. Bagi perusahaan yang bergelut dalam bisnis makanan tentu telah
menyadari kualitas seperti apa yang diharapkan oleh pelanggan. Kualitas pelayanan tentu sangat mempengaruhi keputusan pelanggan dalam menentukan
kafe yang mereka kunjungi. Namun demikian, masalah harga yang ditawarkan oleh pihak kafe juga mempunyai pengaruh terhadap pelanggan. Oleh sebab itu,
kepuasan pelanggan menjadi hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh pihak kafe di setiap situasi. Bila pelayanan yang diberikan melebihi atau
sesuai dengan harapan, maka diharapkan pelanggan akan puas dan berkunjung kembali di lain waktu. Namun sebaliknya, apabila mereka tidak puas maka
mereka akan beralih ke tempat lain. Untuk itu, perlu dilakukankannya identifikasi atribut yang mempengaruhi kepuasan pelanggan sangat penting
dilakukan, dalam rangka mambangun kepuasan pelanggan terhadap pelayanan Canda Comedy Cafe.
1.2 Rumusan Masalah