Marjin Usaha Gaharu TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 5 Biaya produksi gaharu di tingkat pedagang pengumpul kecil Uraian Rata-rata Biaya kg Rp Keterangan Transportasi 10.000 Pembelian dan pengangkutan dari tingkat petani minimal 50 kg. Akomodasi 1.000 Keamanan 1.000 Lain-lain 200 Sumber : Subardi dan Karyono 2004 Tabel 6 Biaya produksi gaharu di tingkat pedagang pengumpul besar Uraian Biaya Rp Kg Gaharu Kemedangan Sortir 1.000 1.000 Administrasi 1.700 1.700 Sekuriti 600 600 IHH 2.000 1.000 Bunga Bank 1.000 1.000 Sumber : Subardi dan Karyono 2004

2.6 Marjin Usaha Gaharu

Marjin usaha dapat dinyatakan sebagai nilai dari jasa-jasa pelaksanaan kegiatan sejak dari tingkat produsen hingga tingkat pedagang pengecer. Adanya perbedaan kegiatan dari setiap pelaku usaha akan menyebabkan perbedaan harga jual antara satu pelaku usaha dengan pelaku usaha yang lain sampai tingkat konsumen akhir. Semakin banyak pelaku usaha yang terlibat dalam penyaluran suatu komoditas dari titik produsen ke titik konsumen, maka akan semakin besar perbedaan harga komoditas tersebut di titik produsen dengan harga yang dibayarkan konsumen akhir Limbong Sitorus 1987. Marjin pengusahaan diartikan sebagai perbedaan antara harga yang dibayarkan oleh konsumen untuk membeli produk dengan harga pabrik yang diterima oleh produsen yang membuat produk tersebut Beddu et al. 1996. Marjin usaha pada komoditas gaharu dapat dilihat dari selisih antara total pendapatan dengan total biaya. Marjin usaha pada setiap pelaku pengusahaan gaharu berbeda-beda. Keuntungan yang diperoleh dari setiap penjualan yang dilakukan oleh setiap pelaku dipengaruhi oleh harga penjualan dan biaya yang diperlukan pada saat produksi. Penentuan harga jual komoditas gaharu didasarkan pada kualitas gaharu, sedangkan biaya didasarkan pada proses-proses yang dilakukan oleh setiap pelaku usaha. Dalam pengusahaan gaharu yang mendapatkan keuntungan yang terbesar dalam kegiatan ini adalah pihak pengumpul besar atau eksportir. Berdasarkan data penelitian yang dilakukan di provinsi Riau terlihat pedagang pengumpul besar memperoleh marjin sebesar 74,8 , pedangan pengumpul kecil sebesar 20,1 dan petani pencari sebesar 5,1 . Pihak yang mendapatkan keuntungan yang terkecil adalah pencari gaharu. Hal ini disebabkan pada umumnya pencari gaharu memiliki posisi tawar yang rendah dalam menjual hasil gaharu yang dikumpulkannya karena rendahnya pengetahuan mereka tentang kualitas gaharu yang ada dan terbatasnya informasi harga gaharu yang berlaku di pasaran.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pikir

Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Kaur dan Kabupaten Seluma merupakan sentra produksi gaharu di Provinsi Bengkulu. Dari ketiga kabupaten ini tercatat hasil produksi gaharu sebanyak 3,15 tontahun dengan klasifikasi kelas kemedangan 3 ton dan 150 kg kelas gubal. Sedangkan kuota yang ditetapkan untuk Provinsi Bengkulu dalam pemenuhan ekspor gaharu Indonesia sebanyak 2 tontahun. Artinya ketiga kabupaten ini masih memiliki kemampuan untuk memproduksi gaharu terutama gaharu alam. Proses pengusahaan gaharu mempunyai prosedur dan melibatkan pelaku- pelaku usaha. Adapun pelaku yang terlibat dalam pengusahaan gaharu adalah pencari gaharu sebagai produsen, pedagang pengumpul kecil dan pedagang pengumpul besar sebagai perantara dan eksportir sebagai pengekspor. Tujuan penelitian ini akan dicapai dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mendiskripsikan karakteristik pelaku pengusahaan gaharu pencari, pedagang pengumpul kecil, dan pedagang pengumpul besar yang dilakukan dengan wawancara kepada semua pihak yang terlibat dalam usaha gaharu ini. Melalui pengkajian diskriptif dari pencari gaharu tentang karakterikstik pencari nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat tinggal, pekerjaan, pendapatan, sumber pendapatan, jumlah anggota keluarga, pengeluaran rumah tangga per bulan, dan karakteristik pedagang pengumpul kecil dan pedagang pengumpul besar sejarah usaha, modal, biaya, kegiatan usaha dan legalitas usaha. 2. Data kegiatanproses pencarian gaharu waktu pencarian, peralatan dan perbekalan dalam proses pencarian, teknik pencarian, jumlah gaharu yang didapatkan dalam proses pencarian gaharu, biaya-biaya dalam pencarian gaharu, pendapatanharga jual gaharu, sistem pembagian hasil dalam kelompok. 3. Pengkajian deskriptif dengan pedagang pengumpul kecil dan pedagang pengumpul besar, mengenai sistem penentuan kualitas dan sistem penentuan