satwa liar yang diangkut, nama dan alamat pengirim dan penerima, serta asal dan tujuan pengiriman.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan bahwa jumlah pedagang pengumpul besar yang memiliki izin di provinsi Bengkulu tercatat 3 orang
sebagaimana tercantum dalam Tabel 28.
Tabel 28 Daftar nama dan alamat pedagangan pengumpul besar di Provinsi Bengkulu
No. Nama Perusahaan
Alamat 1.
CV. Sultan Gaharu Jln. Kenanga No. 02 RT. 03, Bengkulu
2.
CV. Gaharu 88 Jln. Jati Sawa Lebar No. 80A, Bengkulu
3. CV. Gaharu dan Kemedangan
Jln. Letnan Tukiran Bengkulu Selatan
Sumber : BKSDA Provinsi Bengkulu 2010 Data Sekunder
Sejauh ini kelembagaan perizinan pengusahaan gaharu di Provinsi Bengkulu belum dilaksanakan secara efektif, walaupun sesungguhnya di dalam
izin tersebut kewajiban-kewajiban dan hak para pemegang izin cukup jelas. Namun kendala yang terdapat dalam pelaksanaan perizinan ini adalah kurang
jelasnya pihak dan cara pengontrolan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh pemegang izin dan kaki tangannya. Selain itu juga, pembagian wilayah kerja yang
diberikan kepada masing-masing pemegang izin masih kurang jelas. Kurang jelasnya kontrol yang dilakukan pada kelompok pencari gaharu mengakibatkan
pemegang izin sulit untuk menjalankan kewajibannya menanam dan memelihara pohon penghasil gaharu tersebut.
5.5.3 Tarif Retribusi Gaharu
Tarif retribusi yang ditetapkan pada setiap pemegang izin adalah berdasarkan kelas kemedangan dan gubal. Tarif retrebusi untuk tumbuhan dan
satwa liar diatur dalam Keputusan Menteri Kehutanan 447kpts-II 2003 pasal 80
tentang iuran atas pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar dimana setiap pemanfaatannya wajib membayar iuran Provisi Sumber Daya Hutan PSDH yang
merupakan pengganti nilai intrinsik tumbuhan ataupun satwa yang di ambil dari daerah. Selanjutnya di atur juga dalam P.18Menhut-II2007 tentang subyek dan
objek yang dikenakan PSDH tersebut, Salah satunya adalah pemegang izin untuk pemanfaata hasil hutan bukan kayu dari hutan alam.
Besarnya tarif retribusi ini ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 476MPPKep82004
Berdasarkan ketetapan tersebut tarif retribusi diambil sebesar Rp 20.000kg untuk kelas gubal, sedangkan kelas kemedangan sebesar Rp 2.000kg. Pada tahun 2009
realisasi produksi gaharu sebanyak 173.250 kg dan gaharu Indonesia timur 455.000 kg. Dari angka tersebut di peroleh realisasi PSDH sebesar 221.826,82
dan 1.225.289,54 sedangkan realisasi PSDH pada tahun 2010 hingga bulan November realisasi produksi sebanyak 146.250 kg dan gaharu Indonesia timur
sebanyak 427.000 kg, dari jumlah tersebut diperoleh realisasi sebesar 472.227,78 dan 1.650.561,11.
Berdasarkan data yang telah di dapat, dapat dikatakan bahwa PSDH belum dilaksanakan secara optimal. Penyebab kurangnya optimalnya pelaksanaan
pemungutan PSDH ini mungkin karena pengontrolan penjualan belum dilakukan secara optimal seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Tarif PSDH yang
ditetapkan kelihatanya belum memadai, karena hanya ditetapkan pada dua kelas gaharu padahal kualitas gaharu sangat beragam sehingga tidak sesuai dengan
keberadaan kualitas yang ada. Melihat harga gaharu yang tinggi, maka tarif PSDH gaharu hanya berkisar 0,18-0,6 sehingga jumlah penerimaan negara hanya
sedikit, sedangkan persediaan gaharu semakin berkurang. Sebaiknya tarif PSDH gaharu ditetapkan berdasarkan jenis kualitas dan persen harga pada setiap
kualitasnya, dengan demikian penerimaan negara diharapkan bisa bertambah.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN