terdistribusi pada ketujuh kualitas gaharu yang terdapat di Provinsi Bengkulu, yaitu kualitas gaharu super, kelas AB, BC, C1, C2, kemedangan super, dan kelas
teri.
5.3 Kualitas Gaharu
Penentuan kualitas gaharu memerlukan keahlian dan pengalaman yang cukup mengenai ciri-ciri pada setiap kualitas. Sejauh ini, dalam penguhaan gaharu
pembagian kualitas gaharu tidak seragam antara daerah yang satu dengan yang lainnya. Kualitas gaharu di Provinsi Bengkulu terdapat tujuh kualitas, sementara
di Kalimantan Timur terdapat empat kualitas dan di flores terdapat lima mutu gaharu yang disepakati dapat dilihat pada Lampiran 1, sedangkan menurut SNI
01-5009.1-1999 terdapat 13 kualitas gaharu yang ditetapkan yang dapat dilihat pada lampiran 2. Untuk lebih memahami kualitas gaharu dan kriteria pada
masing-masing kualitas di Bengkulu dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Klasifikasi kualitas dan kriteria gaharu di Bengkulu
No Kualitas gaharu Bentuk
Warna Serat
Aroma Bobot
1
Gaharu super Bulat telur
ayam, jantung, dan kedondong
Hitam mengkilat
Padat Sangat
harum menyengat
Berat
2 Kelas AB
Lempengan ±1cm
Hitam Padat
Harum Cukup
berat
3
Kelas BC Lempengan tipis Hitam
bercampur alur putih
Kurang padat
Kurang harum
Ringan
4 Kelas C1
Kepingan tipis Coklat
kehitaman Tidak
padat Kurang
harum Ringan
5
Kelas C2 Kepingin tipis
Coklat kehitaman
campur alur putih
Sangat keropos
Kurang harum
Ringan
6
Kelas kemedangan
Kepingan Coklat
campur alur putih
Keropos Kurang
harum Ringan
7 Kelas teri
Gompelan- gompelan
Coklat campur
alur putih sangat
keropos Kurang
harum Sangat
ringan
Sumber : Data Primer 2010 Catatan : gambar masing-masing kualitas dapat dilihat pada Lampiran 7
Penentuan kualitas gaharu di Provinsi Bengkulu dengan melihat kriteria dari bentuk, warna, serat, aroma, dan bobotnya. Walaupun telah ditetapkan kriteria
tersebut namun kualitas gaharu bisa berbeda tergantung pada pendapat yang melakukan penentuan kualitas, kualitas gaharu sangat berhubungan erat dengan
harga yang akan ditetapkan, sehingga seringkali pada jenis kualitas yang sama memiliki harga yang berbeda, sejauh ini dalam pengusahaan gaharu yang
dilakukan di beberapa tempat yang paling berperan dalam menentukan kualitas gaharu adalah pembeli sehingga hal ini dapat memberikan dampak yang
merugikan bagi para pelaku usaha gaharu yang melakukan penjualan. Kualitas gaharu sebenarnya sudah distandarkan oleh SNI 01-5009.1-1999
dengan tujuan untuk menyetarakan kualitas gaharu agar tidak ada perbedaan kualitas dan harganya. Namun SNI tersebut belum diberlakukan dengan baik oleh
pelaku pemasaran gaharu di Indonesia, hal ini diduga karena sebagian dari pelaku usaha gaharu pencari, pedagang pengumpul kecil, pengumpul besar dan
eksportir tidak memiliki pengetahun tentang kualitas yang sudah distandarkan oleh SNI tersebut dan tidak adanya kewajiban untuk menggunakan standar
kualitas gaharu ini. Selain itu juga dapat dilihat terdapat perbandingan antara kriteria kualitas yang dijelaskan Lampiran 2 yaitu kriteria tersebut lebih mudah
dipahami dan lebih jelas pemaparanya dari segi bentuk, warna, kandungan damarnya, dan aromanya dibandingkan dengan kriteria setiap kualitas gaharu
yang dituliskan di dalam SNI sehingga mereka lebih mengutamakan keahlian dan pengalaman mereka dalam menentukan kualitas gaharu ini.
5.4 Biaya dan Pendapatan Usaha Gaharu