Karakteristik Rantai Pasokan Kertas

6

2.1.2 Karakteristik Rantai Pasokan Kertas

Industri pulp dan kertas dapat dilihat sebagai jaringan dari unit-unit produksi yang secara bertahap mengubah dan memperhalus kayu menjadi produk konsumsi yang begitu luas Gambar 2. Proses tersebut sangat jarang dijalankan oleh satu perusahaan tunggal. Jaringan produksi berhubungan dengan jaringan pengadaan yang bermula di hutan. Jaringan ini dapat terdiri dari berbagai lokasi lahan kayu atau tempat penyimpanan lainnya dimana kayu-kayu log hanya disimpan dan diangkut sementara di tempat tersebut sebelum ke unit produksi. Jaringan produksi juga terhubung dengan jaringan distribusi yang berakhir pada para pengecer, serta bersama-sama konsumen akhir membentuk jaringan penjualan Carlsson et al. 2006. Industri pulp dan kertas memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya unik. a. Volume dan kualitas pasokan pada industri ini bersifat stokastik dan sulit diprediksi. b. Lingkup perencanaannya memiliki rentang mulai dari yang sangat pendek detik hingga yang sangat panjang dekade. c. Terdapat banyak sekali produk turunan ratusan dibandingkan dengan asal bahan bakunya hanya beberapa spesies pohon. d. Tradisinya menggunakan perencanaan manual dalam sistem berbasis dorong push-based, dan masih memiliki banyak masalah praktis ketika diubah menjadi sistem berbasis tarik pull- based. e. Hubungan dengan pelanggan biasanya didasarkan pada sistem spot and contract. f. Sifatnya yang padat modal dengan margin yang kecil. Industri pulp dan kertas bersandar pada rantai pasokan yang begitu panjang dan terintegrasi, bermula dari kayu yang dipanen dari hutan dan berakhir sebagai bermacam produk dalam kehidupan sehari- hari. Gambar 2. Rantai pasokan pulp dan kertas Martel et al. 2005 7 Dalam rantai pasokan kertas, model pendukung pembuatan keputusan dapat bermacam-macam tergantung pada strategi yang diterapkan perusahaan terkait dengan titik penetrasi pesanan order penetration point antara jaringan produksi-distribusi, strategi hubungan dengan konsumen, dan penerapan kolaborasi antarperusahaan Carlsson et al. 2006. 1. Titik penetrasi pesanan TPP ditentukan sebagaimana persediaan produk setengah jadi misalkan pulp, roll induk menjadi pemisah antara pendekatan perencanaan dorong push dengan pendekatan perencanaan tarik pull. Dengan kata lain, produk setengah jadi pada TPP diproduksi berdasarkan hasil penyesuaian perkiraan permintaan dengan kapasitas produksi, sedangkan proses produksi-distribusi selanjutnya direncanakan seketika just-in-time, diawali dengan datangnya pesanan. Pada industri kertas, dalam prakteknya, TPP dapat ditetapkan pada tiga lokasi berbeda: sebelum mesin kertas make-to-order, setelah mesin winder convert-to-order, dan pada gudang penyimpanan deliver-to-order. Penempatan TPP ini dibatasi oleh waktu respon yang dapat diterima konsumen. 2. Pendekatan jalinan hubungan konsumen juga sangat menentukan model pendukung keputusan dalam perencanaan rantai pasokan. Hubungan yang utamanya didasarkan pada pesanan order- based relation adalah yang paling banyak digunakan di industri. Selain itu, akhir-akhir ini berkembang pula pendekatan Vendor Managed Inventory VMI dan Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment CPFR. 3. Isu kolaborasi antar-perusahaan mendapat perhatian yang terus meningkat baik dari kalangan akademisi maupun dunia industri. Beberapa perusahaan, misalkan, bekerjasama untuk mengurangi biaya logistik dan pengadaan, atau berkolaborasi dalam perencanaan transportasi. Tujuannya adalah untuk memberikan solusi kolaboratif yang lebih baik bagi semua partisipan dengan mempertimbangkan kendala masing-masing yang dihadapi.

2.1.3 Manajemen Hubungan dengan Pemasok