Struktur Keputusan Hierarkis Model AHP untuk Seleksi dan Evaluasi Pemasok

47

5.2 Model AHP untuk Seleksi dan Evaluasi Pemasok

Prinsip dasar pengadaan yang baik adalah bahwa kerjasama antara pembeli dengan pemasok dapat menarik lebih banyak peluang menghemat biaya daripada dua pihak yang bekerja sendiri- sendiri. Kerjasama yang solid ini kiranya hanya dapat dihasilkan ketika dua pihak tersebut mempunyai hubungan jangka panjang dan tingkat kesalingpercayaan yang baik. Hubungan jangka panjang akan mendorong pemasok untuk mengeluarkan usaha lebih besar pada permasalahan yang dihadapi oleh pembeli tertentu. Hubungan jangka panjang ini juga dapat meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara kedua belah pihak. Kemampuan seperti ini sangatlah penting dalam proses pengadaan barang- barang langsung direct materials. Oleh karena itu, hubungan jangka panjang ini seharusnya dibangun dengan para pemasok barang-barang startegis dan kritis Chopra dan Meindl 2001. Penelitian ini berupaya mengajukan sebuah model seleksi dan evaluasi pemasok dalam industri kertas yang dibangun dengan pendekatan AHP. Bagian ini dimulai dengan hasil identifikasi kriteria yang relevan dan penting dipertimbangkan dalam seleksi dan evaluasi pemasok, kemudian dilanjutkan dengan ulasan mengenai model pengambilan keputusannya serta contoh aplikasinya pada kasus seleksi pemasok tertentu. Pada tahap akhir, implikasi dari semua hal tersebut dibahas agar diperoleh informasi yang bermanfaat bagi peningkatan proses seleksi dan evaluasi pemasok.

5.2.1 Struktur Keputusan Hierarkis

Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model AHP untuk seleksi dan evaluasi pemasok pada industri kertas. Metodologi yang diterapkan mengadaptasi Tam dan Tummala 2001 dan Lee et al. 2001, yaitu dengan mengintegrasikan suatu skala tingkat kinerja untuk memberikan nilai pada masing-masing alternatif bagi setiap subkriteria terkait. Sebelumnya, sebanyak 25 subkriteria yang terbagi dalam empat dimensi kriteria ditentukan sebagai dasar awal untuk mengidentifikasi faktor yang paling relevan dan penting terkait masalah dalam penelitian ini. Tabel 18 menunjukkan hasil pendapat responden ahli tentang penilaiannya terhadap tingkat relevansi setiap subkriteria dala m skala 1 sampai dengan 3 yang secara berurutan berarti “tidak penting”, “penting”, dan “sangat penting”. Dengan mengeliminasi faktor subkriteria pada peringkat 15 terbawah dan yang diberi nilai 1 oleh salah satu atau lebih responden, maka tersisalah 19 faktor yang selanjutnya digunakan dalam pengembangan model AHP untuk seleksi pemasok pada industri kertas. Kriteria yang tereliminasi ditandai dengan warna kolom abu yaitu rasio ketertolakan produk, rasio kecacatan produk, fleksibilitas, daya respon, kebijakan garansi dan klaim, dan struktur penentuan harga. Dengan demikian, struktur hierarki keputusan dalam seleksi dan evaluasi pemasok bahanitem kritis pada industri kertas secara lengkap dapat diilustrasikan sebagaimana pada Gambar 13. Struktur AHP ini dikembangkan untuk dapat memberikan model keputusan dalam masalah seleksi pemasok pada industri kertas, khususnya terhadap itembahan yang dianggap kritis sangat penting. Setiap item spesifik sangat mungkin memiliki nilai pertimbangan yang berbeda pada tingkat kepentingan antar-subkriterianya. Oleh karena itu, sebaiknya untuk masing-masing itembahan kritis teridentifikasi Tabel 4 dilakukan perhitungan bobot kriteria dan subkriterianya, sehingga selanjutnya dapat digunakan langsung dalam seleksi dan evaluasi pemasok. Dalam aplikasi model di atas, kertas bekas dipilih sebagai contoh item kritis untuk menjelaskan prosedur pengambilan keputusan dengan AHP dalam seleksi pemasok dan implikasi manajerialnya. Pemilihan kertas bekas dalam contoh penerapan model ini didasarkan pada tiga aspek pertimbangan: volume penggunaannya dalam industri kertas, resiko terkait produksi, dan kebutuhan akan pasokan impor. Berdasarkan data yang diacu dalam Recovered Paper Market 2010, kertas bekas mempunyai porsi 54 persen dari total bahan baku serat yang digunakan pada industri kertas, dan lebih dari 40 48 persennya masih diimpor. Lebih dari 60 persen impor kertas bekas dari Eropa, diikuti oleh Amerika 14 dan Singapura 13. Porsi pemakaian kertas bekas ini diproyeksi tetap akan signifikan seiring dengan makin tingginya kesadaran dunia terhadap lingkungan hidup Lampiran 3. Kecenderungan ini juga didukung oleh harga yang relatif murah, serta teknologi yang terus berkembang. Tabel 18. Hasil penilaian responden ahli tentang tingkat relevansi kriteria yang dipertimbangkan dalam seleksi pemasok pada industri kertas Kriteria Subkriteria R1 R2 R3 Rataan Kualitas Kesesuaian Teknis 2 2 2 2.00 Reliabilitas Produk 3 2 3 2.67 Standar dan Jaminan Kualitas 2 3 3 2.67 Rasio Ketertolakan Produk 1 2 2 1.67 Rasio Kecacatan Produk 1 2 3 2.00 Pengiriman Kecepatan Pengiriman 2 2 2 2.00 Ketepatan Waktu 3 3 3 3.00 Ketepatan Jumlah 3 2 3 2.67 Pelayanan dan Manajemen Organisasi Fleksibilitas 1 2 2 1.67 Daya Respon 1 2 3 2.00 Layanan Purnajual 2 3 2 2.33 Prosedur Komplain dan Responsibilitas 2 3 2 2.33 Tingkat Kemudahan Komunikasi 3 2 3 2.67 Status Finansial 3 2 2 2.33 Kepercayaan 2 2 3 2.33 Hubungan Jangka Panjang 2 3 3 2.67 Sistem Informasi 2 2 3 2.33 Tanggungjawab Lingkungan 3 2 3 2.67 Kemampuan Teknis 3 3 2 2.67 Fasilitas dan Kapasitas 3 2 2 2.33 Kebijakan Garansi dan Klaim 1 2 3 2.00 Biaya Harga Produk 2 3 3 2.67 Reduksi Biaya 2 3 3 2.67 Struktur Penentuan Harga 1 2 2 1.67 Cara Pembayaran 2 2 2 2.00 Keterangan R1: Prof. Dr. Ir. E. Gumbira Said, MA.Dev R2: Dr. Ir. Han Roliadi, M.Sc R3: Dr. Ir. Muhammad Yani, M.Eng Struktur AHP yang sudah didesain kemudian diaplikasikan untuk mengevaluasi bobot kriteria dan subkriteria, serta untuk menganalisis tingkat kinerja pemasok. Informasi yang digunakan dalam kasus evaluasi pemasok disini didasarkan pada data simulasi dan data empiris. Data simulasi digunakan untuk menggambarkan tingkat kinerja pemasok, sedangkan data empiris – dari pertimbangan pakar – digunakan untuk menentukan bobot dari setiap kriteria dan subkriteria. 49 Level 1 Seleksi Pemasok BahanItem Kritis pada Industri Kertas Tujuan Level 2 Kualitas Pengiriman Biaya Pelayanan dan Kriteria Manajemen Organisasi Level 3 Reliabilitas produk Ketepatan waktu Harga produk Kemudahan komunikasi Subkriteria Standar dan Ketepatan jumlah Reduksi biaya Tanggung jawab lingk. jaminan kualitas Kecepatan Cara pembayaran Kemampuan teknis Kesesuaian teknis pengiriman Hub. jangka panjang Status finansial Fasilitas dan kapasitas Sistem informasi Kepercayaan Layanan purnajual Prosedur komplain dan responsibilitas Level 4 Tingkat Kinerja Sangat Baik Baik Cukup Kurang Buruk Level 5 Alternatif Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Gambar 13. Struktur hierarki keputusan dalam seleksi dan evaluasi pemasok pada industri kertas

5.2.2 Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Data