45
4.4.3 Sumberdaya Permodalan
Industri pulp dan kertas termasuk indsutri yang membutuhkan investasi sangat besar capital intensive, terlebih dengan pengembangan HTI. Biaya investasinya diperkirakan sebesar USD 1200
per ton kapasitas terpasang Departemen Perindustrian 2009. Berdasarkan data dari APKI tahun 2007, sebanyak 69 perusahaan berstatus modal dalam negeri, 12 purusahaan dari modal luar negeri,
dan 3 perusahaan milik negara. Pada produksi kertas, perusahaan berstatus modal dalam negeri menguasai 68 persen dari total kapasitas terpasang nasional, dan 29 persen yang dimiliki perusahaan
berstatus modal luar negeri. Untuk pulp, 47 persen dari investasi dalam negeri, dan 49 persen dari investasi luar negeri Putra 2009.
PTKL termasuk salah satu perusahaan kertas yang dimiliki negara Badan Usaha Milik Negara – BUMN, selain PT Kertas Padalarang dan PT Kertas Kraft Aceh. Modalnya berbentuk saham,
dimana struktur permodalannya dikuasai oleh negara. Walau begitu, sebagai BUMN yang berbentuk Perusahaan Perseroan Persero, tujuannya tetaplah mengejar keuntungan.
4.4.4 Sumberdaya Manusia
Industri pulp dan kertas di Indonesia telah mulai dikembangkan sejak 1923. Pengalaman panjang di sektor industri ini tentu sudah dimiliki. Dengan kenyataan ini, sebenarnya putra-putri
Indonesia telah mampu menjalankan industri pulp dan kertas dengan baik. Saat ini juga sudah ada Akademi Teknologi Pulp dan Kertas ATPK dan berbagai sekolah serta perguruan tinggi bidang
teknik teknologi lainnya yang dapat menyuplai kebutuhan sumberdaya manusia untuk industri pulp dan kertas.
PTKL sendiri sudah beroperasi sejak 1940. Di tengah persaingan dalam industri kertas yang semakin ketat, PTKL dengan sumberdaya yang dimiliki berupaya tetap bertahan. Dari sisi sumberdaya
manusia, seluruh tenaga kerjanya berstatus pegawai negeri. Sebagai sebuah perusahaan negara, PTKL juga menjaga perannya dalam proses edukasi dengan memfasilitasi pembelajaran dan praktik lapang
dari berbagai lembaga pendidikan. Pengalaman yang sudah sekian lama ini tidak jarang mendatangkan tenaga dari perusahaan kertas lain untuk belajar dari PTKL.
Manajemen PTKL dipimpin oleh dewan komisaris dan dewan direksi. Struktur organisasinya mulai dari yang teratas adalah presiden direktur direktur utama, direktur terdiri atas direktur
produksi dan pengembangan, direktur pemasaran, direktur keuangan, administrasi dan umum, manajer, superintendent, supervisor, hingga kelompok kerja. Diagram struktur organisasi perusahaan
dari tingkat direktur sampai superintenden dapat dilihat pada Lampiran 2.
46
BAB V MODEL SELEKSI DAN EVALUASI PEMASOK DENGAN
AHP
5.1 Penilaian Pemasok pada PT Kertas Leces
Dalam sistem pengadaan barang dan jasa, PT Kertas Leces PTKL memiliki banyak calon pemasok yang sudah masuk dalam daftar rekanan mampu DRM. Setiap pemasok
– untuk pasokan sejenis
– memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai pemasok pemenang. Penilaian dilakukan oleh pihak PTKL terhadap para calon pemasok, dimana mempertimbangkan aspek teknis
kesesuaian spesifikasi dan kualitas, kemampuan pemasok, kinerja selama ini, aspek ekonomis harga dan sistem pembayaran, dan waktu tunggu. Penilaian ini untuk mereduksi jumlah calon pemasok
yang banyak dalam DRM menjadi hanya beberapa yang akan diajukan penawaran kepadanya. Secara berkala, setiap semester pihak PTKL selalu melakukan evaluasi terhadap para pemasoknya atas
kinerja mereka. Inilah yang dijadikan informasi dasar pada tahap penilaian pemasok. Teknik penilaian pemasok yang diterapkan oleh PTKL merupakan weighted-point, dimana
untuk masing-masing kriteria penilaian sudah ditetapkan bobotnya tersendiri. Bobot tersebut sudah ditetapkan oleh perusahaan dan dianggap sudah sesuai dengan kondisi perusahaan. Tabel 17
menjelaskan kriteria yang dipertimbangkan dalam seleksi pemasok pada PTKL berikut dengan bobot dan keterangan pemberian nilainya. Aspek ekonomi adalah kriteria yang dianggap paling penting
dengan bobot 50, diikuti oleh aspek teknis 30, cara pembayaran 10, dan pengiriman serta garansi masing-masing 5. Dalam memberikan nilai kinerja pemasok, skala 0 sampai dengan 100
diterapkan. Tabel 17. Kriteria dan cara penilaian pemasok PT Kertas Leces
Kriteria Penilaian Bobot Keterangan
Teknis 30
Rentang nilai 0 – 100
Ekonomi 50
Penawaran dengan harga terendah: nilai 100 Cara Pembayaran
10 Paling menguntungkan: nilai 100, contoh:
- Konsinyasi: 100 - Barter: 90
- Kredit: 90 - TT after received goods: 80
- LC usance: 70 - TT shipping document: 40
- LC at sight: 40 - TT advance cover bank
garansi: 40 - DP 10
- DP n: -13n-100+30 - TT advance: 0
Pengiriman 5
Tercepat: nilai 100 Garansi
5 Terbaik: nilai 100
Setelah dilakukan penilaian dan didapatkan beberapa calon pemasok saja, negosiasi dilakukan terhadap mereka untuk kemudian langsung ditentukan pemasok pemenang. Sebelum
melakukan negosiasi, pihak PTKL memperkirakan harga kebutuhan pasokannya untuk dijadikan sebagai permintaan penawaran kepada calon pemasok. Negosiasi selanjutnya dilakukan apabila calon
pemasok sudah menginformasikan harga penawarannya. Dari hasil negosiasi ini kemudian dipilih dan ditentukan pemasok pemenang.
Pada subbab-subbab berikut akan dipaparkan tentang model alternatif yang dapat digunakan dalam proses seleksi dan evaluasi pemasok pada indutri kertas. Bagian ini diawali dengan struktur
keputusan hierarkis untuk seleksi pemasok, hingga contoh aplikasi penerapannya pada kasus spesifik serta penjelasan implikasi manajerialnya.