8 Gambar 3. Proses-proses kunci terkait fungsi pengadaan
Chopra dan Meindl 2001
2.2 Seleksi dan Evaluasi Pemasok
Selama lebih dari satu dekade terakhir ini, kebutuhan untuk memperoleh daya saing global pada sisi pasokan meningkat pesat Ting dan Cho 2008. Manajemen rantai pasokan yang efektif
dalam kondisi persaingan saat ini mendorong terjalinnya hubungan strategis yang dekat dalam jangka panjang dengan lebih sedikit rekanan Koprulu dan Albayrakoglu 2007; Narasimhan et al. 2004.
Dalam tuntutan kondisi yang demikian, proses seleksi pemasok sangatlah penting bagi kesuksesan organisasi perusahaan manufaktur apa pun Tahriri et al. 2008.
Pemilihan pemasok yang kompeten merupakan keputusan strategis pertama yang menentukan kesuksesan implementasi manajemen rantai pasokan. Seleksi pemasok sangat disadari sebagai salah
satu tanggung jawab terpenting dalam fungsi manajemen pengadaan. Pemasok yang terkelola dengan baik dalam suatu rantai pasokan akan memberikan efek jangka panjang terhadap daya saing
keseluruhan rantai pasokan itu sendiri dan dampak yang mendalam pada kepuasan pelanggan. Pearson dan Ellram 1995 menyebutkan beberapa alasan mengapa seleksi dan evaluasi pemasok menjadi hal
yang begitu penting, terutama sehubungan dengan dampak yang diberikan oleh manajemen rantai pasokan, sebagai berikut Hou dan Huang 2002.
1. Tren reduksi basis pasokan dan hubungan jangka panjang dengan pemasok. Adopsi praktek just-in-time yang semakin meningkat dalam industri manufaktur telah meningkatkan perhatian
terhadap reduksi basis pasokan, sehingga proses seleksi dan evaluasi pemasok menjadi lebih penting. Reduksi basis pasokan ini melibatkan komitmen jangka panjang dengan pemasok,
yang pada gilirannya mendorong adanya sharing sumberdaya karena interaksi yang lebih kuat antara pembeli dan pemasok. Pada umumnya, evaluasi pemasok dapat dijadikan alat untuk
mengurangi variabilitas bagi konsumen dengan mengurangi variabilitas pemasok dari sisi pengiriman, kualitas, fleksibilitas dan sebagainya.
2. Strategi pelibatan pemasok dalam proses desain produk. Praktek ini dianggap sebagai salah satu kontributor yang signifikan dalam mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas pada
siklus produksi. 3. Perkembangan sistem informasi electronic data interchangeable EDI yang memfasilitasi
koordinasi dan interaksi yang lebih dekat antara pembeli dan pemasok.
2.2.1 Karakteristik Masalah Seleksi Pemasok
Benyoucef et al. 2003 mengkaji secara komprehensif mengenai karakteristik masalah seleksi pemasok, sebagai berikut.
1. Keputusan strategis Memilih pemasok yang paling tepat telah lama dinilai sebagai salah satu fungsi paling penting
yang dimiliki bagian departemen pengadaan. Kesulitan dan kepentingan keputusan ini diperkuat oleh kecenderungan bisnis akhir-akhir ini: persentase nilai komponen barang yang
dibeli oleh perusahaan manufaktur dari total pendapatannya yang semakin meningkat, ekspansi pengadaan dari pemasok luar negeri, tingkat perkembangan teknologi yang semakin tinggi,
disertai dengan siklus hidup produk yang menurun. Dengan demikian, keputusan terkait dengan masalah seleksi pemasok menentukan viabilitas jangka panjang perusahaan.
Penilaian dan assessment
pemasok Seleksi pemasok
dan negosiasi kontrak
Kolaborasi desain
Pembelian Perencanaan
dan analisis pengadaan
9 Keputusan tersebut pada mulanya akan mempengaruhi koordinasi berbagai pelayanan
perusahaan, dan pada tahap selanjutnya akan berdampak pada posisi daya saingnya di pasar industri. Oleh karena itu, keputusan dalam memilih pemasok haruslah disejalankan dengan
strategi perusahaan untuk mencapai tujuannya. 2. Multi-aktor
Keputusan seleksi pemasok membutuhkan keterlibatan berbagai layanan dalam perusahaan, bahkan keputusan ini akan tercermin dalam kegiatan layanan perusahaan, seperti peroduksi,
transportasi, penyimpanan, pembelian, dan sebagainya. Disamping itu, sebagian besar kriteria keputusan yang dipertimbangkan bersifat subjektif.
3. Multi-kriteria Keputusan seleksi pemasok biasanya membutuhkan pertimbangan beberapa kriteria. Sering
kali pula kriteria-kriteria tersebut bersifat kontradiktif misalnya aspek kualitas produk dengan harganya. Dengan demikian, pemilihan pemasok didasarkan pada nilai kompromi antarkriteria
tersebut yang lebih baik. 4. Kriteria subjektif
Pada prakteknya, sejumlah kriteria keputusan yang signifikan bersifat subjektif. Kriteria semacam ini tidak dapat direpresentasikan dengan cara kuantitatif, misalnya kriteria “kemauan
bisnis” pemasok. Selain kriteria subjektif, dipertimbangkan pula kriteria objektif, yaitu kriteria yang dapat diukur dengan dimensi kuantitatif yang konkrit harga, misalnya. Masalahnya,
penentuan dimensi kuantitatif tersebut tidaklah selalu mudah. Kualitas, misalnya, tidak dapat diukur secara langsung. Penilaian kriteria ini perlu didekati dengan memperhitungkan biaya
penolakan produk, biaya layanan purnajual, dan sebagainya. 5. Karakteristik lain
Salah satu hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa pemilihan pemasok biasanya perusahaan dihadapkan dengan lebih dari satu pemasok, yang disebut dengan pilihan atau
situasi muli-pemasok. Selain itu, dibandingankan dengan kriteria, parameter masalah atau perilaku pemasok dapat bersifat stokastik atau pun deterministik. Berbagai batasan mengenai
pemasok atau pembeli juga seringkali ditemui dalam pengambilan keputusan ini, semisal kapasitas terbatas pemasok, kuantitas order minimum atau maksimum, kualitas, waktu
pengiriman, dan lain-lain.
2.2.2 Kriteria dalam Seleksi Pemasok