Aggregasi kapasitas. Rekanan pemasok dan transportir dapat meningkatkan surplus rantai Aggregasi persediaan. Dengan menggabungkan persediaan dari berbagai konsumennya, pihak Aggregasi transportasi dengan perantara transportasi. Para transportir d

38

4.3.3 Keputusan Pengadaan Sourcing

Istilah pembelian purchasing atau procurement menunjuk pada suatu proses dimana perusahaan mendapatkan bahan baku, komponen, produk, jasa, atau sumberdaya lainnya dari pemasok untuk menjalankan kegiatan operasinya. Sedangkan pengadaan sourcing adalah seluruh rangkaian proses bisnis yang diperlukan untuk membeli barang atau jasa. Untuk banyak fungsi dalam rantai pasokan, keputusan paling penting adalah apakah akan menyerahkan fungsi tersebut kepada pihak lain atau menjalankannya sendiri. Outsourcing menyebabkan pelaksanaan fungsi dalam rantai pasokan dilakukan oleh pihak ketiga Chopra dan Meindl 2001. Dalam rantai pasokan kertas PTKL, fungsi pengadaan bahan baku dan alat transportasi pengiriman barang diserahkan kepada pihak lain. Perusahaan PTKL menggunakan istilah rekanan pemasok dan rekanan transportir untuk menyebut pihak-pihak ketiga yang bekerjasama dengannya tersebut. PTKL memiliki banyak rekanan baik pemasok maupun transportir yang dapat dipilih untuk menjalankan fungsi pengadaan tertentu. Dalam proses pengadaan, PTKL menerapkan tendering kepada para rekanan calon pemasoknya. Outsourcing merupakan suatu isu penting yang dihadapi oleh perusahaan dengan berbagai macam kecenderungan dalam menyikapinya. Menurut Chopra dan Meindl 2001, keputusan outsourcing dalam aktivitas rantai pasokan sangat terkait dengan dua hal berikut. 1. Apakah pihak ketiga akan meningkatkan surplus rantai pasokan dibandingkan dengan menjalankan aktivitas tersebut sendiri? 2. Sampai sejauh apa risiko yang ditimbulkan oleh outsourcing?

4.3.3.1 Outsourcing

Pemilihan strategi outsource dalam pengadaan bahan baku oleh PTKL sangat didukung oleh ketiadaan HTI Hutan Tanaman Industri yang dikelola sendiri ataupun sumber bagasse ampas tebu yang dimiliki sendiri sebagai sumber bahan baku. Beberapa keuntungan yang bisa diperoleh oleh PTKL dengan outsourcing ini antara lain karena faktor-faktor berikut ini.

a. Aggregasi kapasitas. Rekanan pemasok dan transportir dapat meningkatkan surplus rantai

pasokan kertas PTKL dengan aggregasi permintaan dari berbagai perusahaan sehingga bisa mencapai skala ekonomis tertentu yang tidak akan didapatkan jika saja suatu perusahaan melakukannya sendiri.

b. Aggregasi persediaan. Dengan menggabungkan persediaan dari berbagai konsumennya, pihak

ketiga pemasok dapat meningkatkan surplus rantai pasokan. Dengan aggregasi ini mereka dapat menurunkan ketidakpastian secara signifikan dan meningkatkan skala ekonomis dalam pengadaan dan transportasi.

c. Aggregasi transportasi dengan perantara transportasi. Para transportir dapat mencapai skala

ekonomis yang lebih tinggi karena mereka menangani banyak permintaan jasa pengiriman dari berbagai perusahaan.

d. Harga lebih rendah dan kualitas lebih tinggi. Pihak ketiga pemasok dan transportir

memiliki spesialisasi dan pengalaman dalam melaksanakan fungsinya. Hal ini sangat memungkinkan mereka meminimumkan biaya operasinya dan, dengan demikian, menawarkan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan jika perusahaan menjalankannya sendiri. Kualitas yang lebih baik, misalnya, bisa diharapkan dari industri pulp yang sudah sustainable dalam waktu lama. Transportir yang berpengalaman juga dapat menentukan jalur yang paling ekonomis dan minim resiko dalam pengantaran produk. 39 Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan surplus dengan keterlibatan pihak ketiga yaitu skala, ketidakpastian uncertainty, dan spesifisitas aset. Skala PTKL yang tidak besar dan kemampuan pemasok yang jauh lebih besar sangat memungkinkan peningkatan surplus dalam rantai pasokan. Dengan skala lebih besar yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan pulp, skala ekonomis yang lebih besar dapat dicapai. Demikian juga dengan angkutan transportasi. Faktor kedua yaitu ketidakpastian kebutuhan perusahaan. Jika kebutuhan yang relatif lebih bisa diprediksi, peningkatan surplus rantai pasokan akan lebih terbatas. PTKL memiliki banyak pelanggan tetap, permintaan dengan demikian dapat diasumsikan lebih stabil. Hubungan yang positif antara permintaan dengan kebutuhan bahan baku berarti pula ketidakpastian yang seharusnya relatif rendah. Oleh karena itu, dari segi satu faktor ini, keputusan outsource tidak tepat. Akan tetapi, sebagaimana disebutkan sebelumnya, skala produksi yang tidak besar dan ketiadaan kepemilikan HTI menjadi faktor yang sangat dominan mengapa strategi outsource ini dipilih. Faktor terakhir adalah spesifisitas aset. Aset pihak ketiga yang terlampau spesifik menyebabkan pada fleksibilitas yang rendah, dan karenanya peningkatan surplus dari aggregasi berbagai konsumen tidak bisa dicapai. Hubungan PTKL dengan banyak rekanan secara tidak langsung meningkatkan fleksibilitas pemasok karena reabilitasnya dalam pengadaan tertentu bisa dipilih sebelum ditentukan. Transportir PTKL juga mempunyai berbagai jenis armada angkutan sehingga dalam setiap seleksi bisa ditentukan siapa transportir yang cocok. Dengan demikian, secara umum dari ketiga faktor di atas, outsourcing merupakan strategi yang tepat diterapkan oleh PTKL. Selain poin-poin kelebihan di atas, keputusan outsourcing juga menimbulkan beberapa resiko. Dalam konteks ini resiko-resiko yang dapat timbul antara lain sebagai berikut. a. Kerusakan proses. Kehilangan kontrol terhadap pihak ketiga yang diajak berkerjasama bisa menjadi masalah dalam keputusan outsource ini. Untuk menanggulangi resiko ini, dalam Chopra dan Meindl 2004, perusahaan harus melakukan kontrol yang baik terhadap proses tersebut, kemudian melakukan analisis biaya-manfaat, dan pada akhirnya melaksanakan outsourcing. PTKL sudah cukup baik dalam memelihara proses pengadaan barang dan pengantaran produk agar tidak „rusak‟.

b. Meremehkan biaya koordinasi. Penyerahan fungsi tertentu kepada pihak lain mensyaratkan