4.3.2. Perekonomian Wilayah
Berdasarkan distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku Kabupaten Cianjur tahun 2009, sektor pertanian masih
memberikan kontribusi yang paling besar yaitu sebesar 38,58. Pendapatan sektor pertanian ini 29,61 berasal dari sumbangan sub sektor tanaman bahan
makanan, dan sisanya dari sub sektor pertanian lainnya. Sektor kedua yang memberikan kontribusi pendapatan yang cukup besar adalah sektor perdagangan,
hotel dan restoran yaitu sebesar 25,52 yang berasal dari sumbangan sub sektor perdagangan besar dan kecil sebesar 19,14, hotel 0,79 dan restoran 5,59.
Sektor yang paling sedikit memberikan sumbangannya bagi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Cianjur adalah sub sektor pertambangan dan
penggalian yaitu sebesar 0,14. Nilai total PDRB Kabupaten Cianjur tahun 2009 bila dibandingkan dengan nilai total PDRB tahun 2008, terjadi peningkatan
dengan nilai laju pertumbuhan PDRB sebesar 7,19 Badan Pusat Statistik, 2010.
Tabel 10. Laju dan Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Cianjur Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2009
No. Lapangan Usaha
2008 2009
Laju Distribusi
Laju Distribusi
1 Pertanian
5,97 39,35
5,08 38,58
- Tanaman Bahan Makanan 4,19
29,95 5,97
29,61 - Perkebunan
14,82 0,91
3,21 0,87
- Peternakan 8,71
5,92 1,39
5,60 - Kehutanan
12,89 0,25
3,11 0,24
- Perikanan 20,33
2,33 4,03
2,26 2
Pertambangan dan Penggalian 17,79
0,14 5,23
0,14 3
Industri Pengolahan 19,42
3,03 4,43
2,95 4
Listrik, Gas dan Air Bersih 10,96
1,05 11,30
1,09 5
Bangunan 16,73
3,55 6,55
3,53 6
Perdagangan, Hotel dan Restoran 18,22
24,70 10,72
25,52 7
Pengangkutan dan Komunikasi 24,58
11,04 2,49
10,55 8
Keuangan, Persewaan dan Jasa 12,90
4,85 1,01
4,57 9
Jasa-jasa 20,12
12,29 14,02
13,08 PDRB
13,56 100,00
7,19 100,00
Sumber : BPS Kab. Cianjur 2010
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
IX. PENUTUP
9.1. Simpulan
Dari analisis dan pembahasan terhadap pengembangan wilayah berbasis perkebunan karet rakyat di Kecamatan Cikalongkulon dan Kecamatan Mande
dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Daya dukung wilayah dalam pengembangan wilayah berbasis perkebunan
karet rakyat ditinjau dari : a. Aspek biofisik adalah daya dukung lahan untuk pengembangan perluasan
areal tanam pada lokasi lahan potensisesuai untuk perkebunan karet masih sangat memungkinkan, sedangkan infrastruktur bahwa ketersediaan bibit
unggul tidak menjadi kendala karena masih sangat tersedia di penangkar, hanya saja daya beli petani yang tidak mencukupi, jalan produksi yang ada
di dalam perkebunan sudah mencukupi untuk mobilisasi petani dalam melaksanakan usaha taninya, sedangkan jumlah hand mangle di tiap
kecamatan masih belum mencukupikurang untuk mengolah getahlateks dari bahan mentah menjadi bahan olahan sitsheet.
b. Aspek sosial adalah sumberdaya manusia dari tingkat ketersediaan tenaga kerja masih sangat tersedia, dalam luasan 1 hektar perkebunan karet rakyat
dapat dikelola oleh 1-3 orang dengan tingkat pendidikan rata-rata SD, sedangkan kelembagaan kelompok tani sudah cukup baik, namun belum
memberikan pengaruh yang nyata terhadap pengelolaan perkebunan, jumlah penyuluh yang ada sudah sangat cukup sedangkan kelembagaan
keuangan formal seperti per-bank-an kurang dapat membantu petani dari segi permodalan.
c. Aspek ekonomi menunjukan bahwa BC usaha tani karet rakyat adalah 1,656 yang berarti bahwa budidaya karet rakyat layak untuk diusahakan.
2. Faktor strategis internal, pada elemen kekuatan yang mempunyai pengaruh adalah harga produk dan ketersediaan lahan, sedangkan pada elemen
kelemahan yang berpengaruh adalah penggunaan bibit unggul dan informasi pasar. Sedangkan faktor strategis eksternal, pada elemen peluang yang
berpengaruh adalah potensi pasar dan produktivitas yang masih bisa
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com