Pengembangan dan Pembangunan Wilayah

pemakaian kriteria ekonomi; seperti adanya wilayah industri dan wilayah pertanian bahkan mempergunakan kriteria sosial politik 2. Wilayah Fungsional Wilayah yang memperlihatkan adanya suatu kekompakan fungsional, saling tergantung dalam kriteria tertentu. Wilayah fungsional ini terkadang dimasukkan juga sebagai wilayah nodal atau wilayah polarisasi dan terdiri dari unit-unit yang heterogen seperti kota besar, kota-kota kecil dan desa-desa secara fungsional saling tergantung. 3. Wilayah Perencanaan Wilayah ini merupakan kombinasi dari kedua wilayah di atas, yaitu wilayah formal dan fungsional. Dalam wilayah perencanaan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain suatu wilayah harus cukup luas untuk memenuhi kriteria investasi dalam skala ekonomi, harus mampu menunjang industri dengan pengadaan tenaga kerja, persamaan ekonomi, mempunyai sedikitnya satu kota sebagai titik tumbuh dan strategi pembangunan yang sama untuk memecahkan masalah yang sama. Wilayah yang paling banyak digunakan menurut Sukirno dalam Gunawan 2000 adalah wilayah administrasi. Hal ini dikarenakan dua faktor, pertama, dalam melaksanakan kebijakan dan perencanaan pembangunan wilayah diperlukan berbagai badan pemerintah sehingga lebih praktis apabila suatu negara dipilah-pilah menjadi beberapa wilayah ekonomi berdasarkan suatu kaedah administrasi. Kedua, wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan suatu unit pengumpulan data.

2.2. Pengembangan dan Pembangunan Wilayah

Rustiadi et al. 2005 mendefinisikan wilayah sebagai unit geografis dengan batas-batas spesifik tertentu dimana bagian-bagian dari wilayah tersebut subwilayah satu sama lain berinteraksi secara fungsional. Dari definisi tersebut, terlihat bahwa tidak ada batasan yang spesifik dari luasan suatu wilayah. Batasan yang ada lebih bersifat “meaningful” untuk perencanaan, pelaksanaan, monitoring, pengendalian maupun evaluasi. Dengan demikian, batasan wilayah tidaklah selalu bersifat fisik dan pasti tetapi seringkali bersifat dinamis berubah- ubah. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com Konsep wilayah yang paling klasik Hagget, Cliff dan Frey 1977 dalam Rustiadi et al. 2005 mengenai tipologi wilayah, mengklasifikasikan konsep wilayah ke dalam tiga kategori, yaitu : 1 wilayah homogen uniform homogenous region; 2 wilayah nodal nodal region; dan 3 wilayah perencanaan planning region atau programming region. Dalam banyak hal, istilah pembangunan dan pengembangan banyak digunakan dalam hal yang sama, yang dalam Bahasa Inggrisnya adalah development, sehingga untuk berbagai hal, istilah pembangunan dan pengembangan wilayah dapat saling dipertukarkan, namun berbagai kalangan di Indonesia cenderung untuk menggunakan secara khusus istilah pengembangan wilayahkawasan dibandingkan pembangunan wilayahkawasan untuk istilah regional development. Secara umum istilah pengembangan dianggap mengandung konotasi pemberdayaan, kedaerahan, kewilayahan dan lokalitas Rustiadi et al. 2005. Pengembangan lebih menekankan proses meningkatkan dan memperluas. Dalam pengertian bahwa pengembangan adalah melakukan sesuatu yang tidak dari nol, atau tidak membuat sesuatu yang sebelumnya tidak ada, melainkan melakukan sesuatu yang sebenarnya sudah ada tapi kualitas dan kuantitasnya ditingkatkan atau diperluas. Jadi dalam hal pengembangan masyarakat tersirat pengertian bahwa masyarakat yang dikembangkan sebenarnya sudah memiliki kapasitas bukannya tidak memiliki sama sekali namun perlu ditingkatkan kapasitasnya Rustiadi et al. 2005. Pembangunan menurut Todaro 2000 paling tidak harus mempunyai tiga sasaran utama, yaitu: 1. Meningkatkan ketersediaan dan memperluas distribusi barang-barang kebutuhan pokok, seperti pangan, papan, kesehatan, dan perlindungan. 2. Meningkatkan taraf hidup yaitu, selain meningkatkan pendapatan, juga memperluas kesempatan kerja, pendidikan yang lebih baik dan perhatian yang lebih besar terhadap nilai-nilai budaya manusia yang keseluruhannya akan memperbaiki bukan hanya kesejahteraan material, akan tetapi juga menghasilkan rasa percaya diri sebagai individu maupun sebagai suatu bangsa. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com 3. Memperluas pilihan ekonomi dan sosial yang tersedia bagi setiap orang dan setiap bangsa dengan membebaskan mereka dari ketergantungan bukan hanya dalam hubungan dengan orang dan negara lain akan tetapi juga masalah kebodohan dan kesengsaraan manusia. Pembangunan wilayah regional development pada hakekatnya adalah pelaksanaan pembangunan nasional di suatu wilayah yang disesuaikan dengan kemampuan fisik dan sosial wilayah tersebut, serta tetap menghormati peraturan perundangan yang berlaku. Karena itu istilah wilayah merupakan hal yang penting untuk didefinisikan secara tegas, terutama dalam menganalisa kegiatan ekonomi di wilayah tersebut. Menurut Sandy 1982 bahwa wilayah sehubungan dengan pembangunan wilayah mempunyai makna sebagai berikut : a wilayah yang objektif, maksudnya adalah apabila pewilayahan itu merupakan tujuan akhir, artinya suatu wilayah oleh perencana dibagi kedalam beberapa wilayah pembangunan, b wilayah yang subjektif, maksudnya adalah apabila pewilayahan merupakan cara untuk mengenal masalah, tidak lain adalah usaha penggolongan atau klasifikasi. Menurut Hanafiah 1988 bahwa perkembangan beberapa konsep dalam pendekatan pembangunan wilayah perdesaan yang pernah dilakukan antara lain: 1. Pengembangan Kelompok Masyarakat Community Development Pengembangan kelompok masyarakat didefenisikan sebagai suatu proses, metoda, program, kelembagaan dan gerakan yang mencakup pengikutsertakan masyarakat dalam menanggulangi masalah yang dihadapi bersama, mendidik dan melatih masyarakat dalam proses mengatasi masalah secara bersama-sama serta mengaktifkan kelembanggan untuk alih teknologi kepada masyarakat. 2. Pembukaan Daerah Baru Pendekatan pembukaan daerah baru kurang mendapat perhatian karena terlalu mahal, meskipun dari sisi yang lain dapat memberikan hasil yang memuaskan. 3. Pembangunan Pertanian Pendekatan ini telah berhasil dalam meningkatkan produksi, tetapi membawa masalah lain seperti adanya polarisasi faktor produksi dan masalah kelembagaan. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com 4. Pengembangan Industri Perdesaan Pendekatan keempat ini keberhasilannya sangat diragukan karena tidak adanya kaitan yang jelas antara industri kecil dan industri besar. 5. Pusat Pertumbuhan dan Wilayah Pengembangan Pendekatan ini mengacu pada struktur dan organisasi tata ruang suatu wilayah, maka terdapat suatu daerah pusat pole of growth dan wilayah pinggiran hinterland, yang mempunyai saling ketergantungan secara fungsional. Bagi pembangunan perdesaan peranan pusat-pusat pertumbuhan selain berfungsi sebagai pusat pelayanan, dan pemukiman, juga dapat dilihat sebagai unsur strategis dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan perdesaan. Pengembangan industri kecil termasuk agroindustri yang padat karya di kawasan perdesaan dan peningkatan peran serta masyarakat perdesaan dalam pengambilan keputusan serta pengembangan tatanan kelembagaan yang memadai merupakan unsur-unsur pokok dalam pembangunan desa secara terpadu. Pembangunan pedesaan menurut sebagian kalangan merupakan bagian dari ilmu Pembangunan Wilayah. Pembangunan wilayah adalah usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan hubungan interdependensi dan interaksi antara sistem ekonomi economic system, manusia social system dan lingkungan serta sumberdaya alamnya ecosystem. Konsepsi pembangunan regional, selain menjamin keserasian pembangunan antar daerah, bertujuan pula untuk menjembatani hubungan rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah Syahyuti, 2006. Menurut Adjid 1998, dalam mewujudkan pembangunan pedesaan yang tangguh diperlukan strategi restrukturisasi pedesaan yang ditopang oleh eksistensi empat pilar strategi, yaitu : 1. Eksistensi semua komponen sistem agribisnis dan industri pertanianperdesaan secara lengkap dipedesaan. Komponen subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi dan pengembangan sumberdaya pertanian, komponen subsistem budidaya usahatani, komponen pengolahan hasil pertanian dan komponen subsistem sarana dan prasarana diupayakan tersedia di lokasi pedesaan. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com 2. Wirausaha dan kemitraan usaha yang saling menguntungkan bagi pelaku agribisnis terutama bagi para petani. 3. Iklim lingkungan yang kondusif bagi berkembangnya sistem agribisnis dan industri dipedesaan, dimana sistem pelayanan, pengaturan, pembinaan, pemantauan dan pengendalian yang ditangani secara sistematik, transparan dan dengan semangat debirokratisasi yang konsisten. 4. Terdapatnya gerakan bersama pembangunan agribisnis untuk menumbuh kembangkan inisiatif para pelaku agribisnis khususnya masyarakat tanipedesaan. Ada empat jenis pembangunan pedesaan, yaitu 1 yang berdasarkan kepada potensi pertanian, 2 yang multi sektoral, 3 yang memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan, dan 4 yang mengandalkan kepada pelayanan jasa-jasa sosial berupa kesehatan, pendidikan dan lain-lain Uphoff dan Milton dalam Syahyuti, 2006, Menurut Anwar 2000, pertumbuhan pembangunan wilayah membutuhkan pendekatan multidimensi terutama menyangkut : 1. Peranan teknologi dan produktivitas; 2. Pembangunan sumberdaya, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur ekonomi; 3. Pembangunan fisik infrastruktur dan memperhatikan aspek lingkungan hidup; 4. Pembangunan administrasi dan finansial. Selanjutnya Anwar 2000 menambahkan bahwa secara filosofis suatu proses pembangunan dapat diartikan sebagai “upaya yang sistematik dan berkesinambungan untuk menciptakan keadaan yang dapat menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi setiap warga yang paling humanistik”. Di Indonesia dan di berbagai negara berkembang, istilah pembangunan ini lebih berkonotasi fisik artinya melakukan kegiatan-kegiatan membangun yang bersifat fisik, bahkan seringkali secara lebih sempit diartikan sebagai membangun infrastrukturfasilitas fisik. Pengertian dari pemilihan alternatif yang sah dalam definisi pembangunan diatas diartikan bahwasanya upaya pencapaian aspirasi tersebut dilaksanakan sesuai dengan hukum yang berlaku atau dalam tatanan kelembagaan atau budaya yang dapat diterima. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com Pembangunan dan pengembangan ekonomi lokal harus berbasiskan pada potensi sumberdaya domestik, terutama sektor-sektor primer, seperti pertanian serta sektor-sektor sekunder dan tersier sebagai pendukung, maksudnya setiap wilayah memiliki berbagai fungsi sesuai dengan potensi yang dimilikinya sehingga pengembangan ekonomi lokal mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif dapat tumbuh dan berkembang mendukung aktivitas perkembangan ekonomi lokal. Anwar 2005 menyatakan bahwa pembangunan wilayah harus diarahkan untuk mencapai: 1 pertumbuhan growth; 2 pemerataan equity; dan 3 keberlanjutan sustainability. Tujuan pembangunan pertama yaitu mengenai pertumbuhan, ditentukan sampai dimana sumberdaya langka yang terdiri atas : sumberdaya manusia human capital, peralatan man-made resources dan sumberdaya alam natural resoource dapat dialokasikan secara maksimal sehingga dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia dalam meningkatkan kegiatan produktifnya. Terdapat upaya memperpadukan antara kemampuan sumberdaya manusia human capital dan pemanfaatan sumberdaya alam dengan ketersediaan sumberdaya alam maupun sumberdaya buatan dengan teknologi dalam rangka memperbesar produktivitasnya. Semakin tinggi tingkat kemampuan sumberdaya manusia yang digambarkan oleh kemampuan penguasaan teknologi yang dipergunakannya, maka semakin besar kemampuan untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia guna mencapai pertumbuhan wilayah yang tinggi. Dalam pembangunan wilayah sudah pasti melibatkan peran serta masyarakat setempat. Pemberdayaan masyarakat ini mempunyai arti meningkatkan kemampuan atau meningkatkan kemandirian masyarakat, dan tidak hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat tetapi juga pranata- pranatanya. Dalam rangka pembangunan nasional upaya pembangunan masyarakat dapat dilihat dari beberapa sudut pandang. Pertama, penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan masyarakat berkembang. Kedua, peningkatan kemampuan masyarakat dalam pembangunan dalam berbagai bantuan dana, pelatihan, pembangunan prasarana dan sarana baik fisik maupun sosial, serta pengembangan kelembagaan di daerah. Ketiga, perlindungan melalui Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com pemihakan kepada yang lemah untuk mencegah persaingan yang tidak seimbang dan menciptakan kemitraan yang saling menguntungkan Soemodiningrat, 1999.

2.3. Reformasi Pembangunan Pertanian