sedikit sekali peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk berorientasi bisnisindustri. Tingkat penyerapanadopsi teknologi juga sangat minim,
meskipun dari instansi terkait sudah memberikan penyuluhan dan latihan bagi petani. Hal ini tidak terlepas dari rendahnya tingkat pendidikan masyarakat,
sehingga mental untuk berfikirberorientasi bisnis sangat kurang.
6.2.2. Kelembagaan
Kelembagaan sosial yang bersentuhan langsung ke petani adalah Kelompok TaniGapoktan. Perkembangan Kelompok Tani di Wilayah
Pembangunan Utara WPU adalah yang terbaik jika dibandingkan WPT dan WPS di Kabupaten Cianjur. Kaidah berkelompok umumnya sudah diterapkan
relatif baik meskipun masih memerlukan pembinaan yang lebih intensif terutama yang terkait dengan manajemen kelompok dan kemitraan dengan swasta, baik
yang berkaitan dengan penyediaan sarana produksi maupun pemasaran hasil.
Di Kecamatan Cikalongkulon, keberadaan kelompok tani berdasarkan kelas kelompok tani Pemula, Lanjut, Madya dan Utama secara berturut-turut
adalah 0 0, 40 35,71, 72 64,29 dan 0 0; sedangkan di Kecamatan Mande adalah 24 27,27, 60 68,18, 4 4,55 dan 0 0. Berdasarkan
keadaan tersebut seharusnya tingkat pengetahuan dan keterampilan petani yang tergabung dalam kelompok tani sudah lumayan baik, namun berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan, masih banyak petani yang hanya mengandalkan pengalaman yang sudah turun temurun yang kurang baik untuk pengembangan
perkebunan karet seperti halnya dalam pemeliharaan perkebunan. Bagi kebanyakan petani, kebun karet akan menjadi prioritas utama baik dalam
pemeliharaan ataupun pengelolaan apabila harga karet di pasaran tinggi.
Sementara itu kelembagaan keuangan formal seperti per-bank-an kurang dapat membantu petani dari segi permodalan. Rata-rata petani tidak mempunyai
jaminan untuk mendapatkan pinjaman dari bank, walaupun ada 1 atau 2 petani yang dapat memanfaatkan lembaga keuangan formal ini.
Dari aspek kelembagaan untuk pengembangan karet rakyat pada saat ini masih berada dalam kondisi yang belum berjalan dengan sebagaimana mestinya,
setiap segmen pada sub kegiatan masih berjalan sendiri-sendiri, terpisah dan belum terintegrasi dengan baik. Kondisi ini menyebabkan pengembangan
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
perkebunan karet rakyat menjadi sangat lambat yang berakibat kepada pemberdayaan petani karet dalam meningkatkan produksi, produktivitas serta
efisiensi dalam upaya peningkatan pendapatan menjadi tidak optimal.
Berdasarkan kondisi tersebut, untuk pengembangan karet rakyat, perlu direncanakan suatu sistem dan usaha tani karet rakyat yang berorientasi pada
sistem ekonomi kerakyatan, serta inisiasi untuk menumbuhkan kelembagaan utama maupun pendukung yang dapat berfungsi memperbaiki dan memperlancar
sistem perkebunan karet rakyat, diantaranya adalah : 1. Kelembagaan di bidang budidaya sangat berhubungan langsung dengan kegiatan perkebunan dalam proses
peningkatan produksi dan produktivitas. Untuk meningkatkan produktivitas, petani perlu mendapatkan teknologi budidaya yang telah direkomendasi spesifik
lokasi serta mendapatkan bimbingan dari instansilembaga yang kompenten; 2 Kelembagaan pasca panen dan pengolahan mempunyai peran dalam
meningkatkan nilai tambah produk sehingga akan menambah pendapatan bagi petani. Pembentukan kelembagaan ini di tingkat kelompok tani bertujuan untuk
memudahkan dan memberi nilai tambah pada petani karet melalui organisasi kelompok tanigapoktan; 3 Lembaga pemasaran juga sangat dibutuhkan untuk
mengalirkan produk petani ke pembeli. Selama ini petani melakukan penjualan masih secara individu kepada pedagang pengumpul lokal, karena petani belum
mempunyai lembaga pemasaran. Jika lembaga ini dapat ditumbuhkan oleh dan untuk petani, maka akan timbul rasa saling keterkaitan satu sama lain. Sehingga
akan terbentuk suatu komitmen yang didasari oleh rasa saling percaya dan saling menguntungkan.
6.3. Aspek Ekonomi 6.3.1. Finansial