4.2. Kondisi Fisik Wilayah 4.2.1. Iklim
Kabupaten Cianjur mempunyai variasi curah hujan dari 2.500-3.000 mmtahun hingga 4.000-4.500 mmtahun. Curah hujan rata-rata tahunan
2.500-3.000 mmtahun dengan jumlah bulan basah 100 mm 9 bulan dengan tanpa bulan kering 60 mm, terdapat di wilayah bagian tengah Kabupaten
Cianjur.
Curah hujan rata-rata tahunan 3.000-3.500 mmtahun dan 3.500-4.000 mmtahun, dengan bulan basah 10-11 bulan dengan tanpa bulan kering terdapat
dibagian selatan wilayah Kabupaten Cianjur dan wilayah kaki lereng Gunung Pangrango-Gede.
Curah hujan berkisar 4.000-4.500 mmtahun dengan bulan basah berkisar 11-12 bulan dengan tanpa bulan kering terdapat di wilayah Kabupaten Cianjur
yang berada pada ketinggian lebih dari 1.000 m dpl dari lereng volkan Pangrango-Gede.
Menurut klasifikasi Iklim Koppen, Kabupaten Cianjur umumnya bertipe iklim Af a iklim hujan tropik selalu basah, kecuali sebagian wilayah kecamatan
Cidaun beriklim Am dan wilayah Gunung Gede beriklim iklim sedang berhujan selalu basah. Keadaan curah hujan di Kabupaten Cianjur menurut klasifikasi
Schmidt dan Ferguson termasuk pada iklim basah yaitu Tipe A dan Tipe B dan sebagian kecamatan mempunyai Tipe C dan Tipe D.
4.2.2. Bahan Induk Tanah
Bahan induk tanah adalah material yang berkembang dari tanah, dan mungkin batu yang telah membusuk di tempat, atau materi yang telah disetorkan
oleh angin, air, atau es. Komposisi kimia dari karakter dan bahan induk memainkan peran penting dalam menentukan sifat-sifat tanah, terutama selama
tahap awal pengembangan.
Bahan induk tanah di wilayah Kabupaten Cianjur sebagian besar terbentuk dari batuan beku dan sedimen. Tanah-tanah yang sebarannya luas yaitu
tanah latosol dan podsolik. Sifat dari bahan induk dengan nyata dapat mempengaruhi ciri-ciri pada tanah, baik itu tanah muda maupun dewasa. Bahan
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
induk dapat berasal dari batuan beku, batuan endapan, matuan metamorfosa dan bahan induk organik.
4.2.3. Topografi
Topografi adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah. Topografi mempengaruhi proses pembentukan tanah dengan cara:
• Mempengaruhi jumlah air hujan yang meresap atau di tahan oleh massa tanah • Mempengaruhi dalamnya air tanah
• Mempengaruhi besarnya erosi • Mengarahkan gerakan air tanah beserta bahan-bahan yang terlarut di dalamnya
dari suatu tempat ke tempat lainnya Wilayah Kabupaten Cianjur terletak di kaki Gunung Gede dengan
ketinggian 7-2.962 meter di atas permukaan laut. Secara geografis wilayah ini terbagi dalam 3 bagian yaitu Cianjur bagian utara, bagian tengah, dan bagian
selatan.
Tabel 6. Kemiringan Lereng dan Satuan Morfologi
No. Bentuk
Lereng Kemiringan
Lereng Satuan
Morfologi Wilayah
1.
Datar 0-5
0-3 Dataran
Sukaresmi, Cikalongkulon, Cianjur, Ciranjang, Haurwangi, Bojongpicung, Cibeber, Pagelaran,
Tanggeung, Kadupandak, Cijati dan sepanjang pantai Agrabinta dan Cidaun
2. Landai
5-15 3-8,5
Perbukitan berlelief
halus
Utara Pacet, Warungkondang, Takokak, sebelah barat dan timur Sindangbarang, Cidaun
3. Sedang
15-30 8,5-17 Perbukitan berlelief
sedang
Utara Mande, selatan Kadupandak, selatan Cibeber
4. Agak
Kasar 30-50
17-27 Perbukitan berlelief
agak kasar
Takokak, bagian utara dan selatan Kadupandak, bagian utara Sukanagara, Agrabinta, utara
Cidaun, selatan Pagelaran, sebelah barat Tanggeung
5. Kasar
50-70 27-36 Perbukitan
berlelief kasar
Sebelah selatan
Sukaresmi, selatan
Bojongpicung, Sukanagara, sebelah timur Takokak, Cikadu
6. Sangat
Kasar 70
36 Perbukitan
berlelief sangat
kasar
Bagian Timur Pagelaran, bagian selatan dan utara Kadupandak, Karangtengah
Sumber : Dishutbun Kab. Cianjur, 2010
Cianjur bagian utara merupakan dataran tinggi terletak di kaki Gunung Gede dengan ketinggian 2.962 meter, sebagian besar ini merupakan daerah
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
dataran tinggi pegunungan dan sebagian lagi merupakan dataran yang dipergunakan untuk areal perkebunan dan persawahan, meliputi 16 kecamatan :
Cianjur, Cilaku, Warungkondang, Gekbrong, Cibeber, Karangtengah, Sukaluyu, Ciranjang, Bojongpicung, Mande, Cikalongkulon, Cugenang, Sukaresmi,
Cipanas, Pacet dan Haurwangi.
Cianjur bagian tengah merupakan daerah berbukit-bukit kecil dikelilingi dengan keadaan struktur tanahnya labil sehingga sering terjadi tanah longsor dan
daerah inipun merupakan daerah gempa, dataran lainnya terdiri dari areal perkebunan dan persawahan, meliputi 9 kecamatan : Sukanagara, Takokak,
Campaka, Campaka Mulya, Tanggeung, Pagelaran, Leles, Cijati dan Kadupandak.
Cianjur bagian selatan merupakan dataran rendah akan tetapi terdapat banyak bukit-bukit kecil yang diselingi oleh pegunungan yang melebar sampai ke
daerah pantai Samudera Indonesia. Areal perkebunan dan persawahannya tidak begitu luas, meliputi 7 kecamatan : Cibinong, Agrabinta, Sindangbarang, Cidaun ,
Naringgul, Cikadu dan Pasirkuda.
Keadaan topografi Kabupaten Cianjur dibagi menjadi beberapa satuan yang didasarkan pada ciri dan kenampakan khas, baik dari bentuk gunung,
perbukitan, kemiringan lereng maupun pola alirannya. Perbedaan ini umumnya disebabkan oleh perbedaan jenis dan macam batuam, struktur geologi, ketahanan
batuan terhadap proses geodinamik serta vegetasi penutupnya.
Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini
disebabkan perlakukan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet dan dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dibandingkan melalui
perbaikan sifat fisiknya. Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua bahkan pada tanah gambut
2 meter. Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama struktur, tekstur, solum, kedalam air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat
kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya rendah.
Dilihat dari sifat morfologisnya yang didasakan kepada azas-azas terjadinya tanah dan relasi antara tanah, tanaman dan aktifitas manusia, maka jenis
tanah dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
Tabel 7. Jenis Tanah menurut Sistem Klasifikasi dan Lokasi Kecamatan
No. Sistem Dudal
Soeparaptohardjo 1957-1961
Modifikasi Sistem DS
1978 FAOUnesco
1970 USDA
1975 Kecamatan
1. Aluvial
Aluvial Fluvisol
Entisol Pacet,
Cugenang, Sukaresmi,
Naringgul, Cianjur, Cilaku
2. Andosol
Andosol Andosol
Inceptisol Pagelaran, Tanggeung 3.
Brown Forest
Soil Brunizem
Cambisol Inceptisol Campaka,
Sukanagara, Takokak, Cugenang
4. Grumusol
Grumusol Vertisol
Vertisol Cikadu, Cibining
5. Latosol
Cambisol Cambisol
Inceptisol Sukanagara, Campakamulya
Latosol Nitosol
Ultisol Cikalongkulon, Mande
Oxisol Laterik
Ferrasol Oxisol
Bojongpicung, Ciranjang, Haurwangi,
Karangtengah, Sukaluyu 6.
Litosol Litosol
Litosol Entisol
Uthic Cikalongkulon, Mande
7. Podsolik Merah
Kuning Podsolik
Acrisol Ultisol
Cibinong, Agrabinta,
Sindanbarang, Kadupandak, Cikadu
Aenosol Aenosol
Entisol Tanggeung,
Cidaun, Naringgul
8. Renzina
Renzina Renzina
Rendoll Warungkondang
Sumber : Dishutbun Kab. Cianjur, 2010
4.3. Sosial dan Ekonomi 4.3.1. Kependudukan