5. Tenaga Kerja
Ketersediaan tenaga kerja yang diharapkan akan mengelola perkebunan karet sangat tersedia, mengingat masih adanya sekitar 5.110 orang 21,66 di
Kec. Cikalongkulon dan 2.759 orang 15,26 di Kec. Mande dengan status tidak bekerja. Kondisi ini menunjukan bahwa untuk mengelola perkebunan karet
2 dua kecamatan tersebut tidak akan kekurangan tenaga kerja.
b. Kelemahan
Faktor kelemahan merupakan bagian dari faktor internal, faktor tersebut dapat dianggap sebagai penghambat atau kendala dalam pengembangan wilayah berbasis
perkebunan karet rakyat. Faktor kelemahan harus dikendalikan secara baik karena akan menjadi penghambat dalam upaya pencapaian tujuan, faktor-faktor tersebut
adalah : 1. Tingkat Inovasi Petani
Tingkat penyerapan adopsi teknologi petani terhadap informasi yang berhubungan dengan peningkatan produksi hasil pada umumnya masih sangat
rendah, walaupun penyuluhan dan pelatihan dalam rangka peningkatan keterampilan dan pengetahuan sudah diberikan.
2. Informasi Pasar
Ketertarikan petani pada perkebunan karet rakyat untuk mengelola dan memelihara perkebunannya juga dipengaruhi oleh harga yang berkembang
dipasaran. Semakin tinggi harga karet maka semangat petani untuk mengelola dan memelihara kebun karet akan semakin tinggi pula, juga akan berlaku sebaliknya.
3. Daya Beli Petani
Sebagian besar petani perkebunan karet rakyat masih belum mampu untuk meningkatkan hasil produksi dari perkebunannya dikarenakan masih banyaknya
lahan perkebunan yang menggunakan bukan bibit unggul. Kemampuan petani untuk memperoleh bibitklon unggul dari tanaman karet masih sangat sulit dan
dirasa masih mahal. Hal ini dikarenakan daya beli petani untuk mendapatkan bibit unggul masih sangat rendah, kondisi ini juga dipersulit dengan tingginya harga
bibit unggul jika membeli dalam jumlah yang sedikit.
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
4. Penyuluhan
Kinerja penyuluhan dalam perkebunan karet rakyat sangat dipengaruhi oleh aspek motivasi penyuluh. Hal ini sangat erat kaitannya dengan tingkat
penyerapan adopsi teknologi di tingkat petani. 5. Penggunaan Bibit Unggul
Keterbatasan kemampuan petani dalam penyediaan benih unggul yang bermutu masih menjadi kendala utama dalam pencapaian produksi. Rata-rata
umur panen perkebunan karet yang menggunakan benih unggul sekitar 4-5 tahun setelah tanam, sedangkan bagi perkebunan karet rakyat yang tidak menggunakan
benih unggul panen baru dapat dilakukan pada umur tanaman sekitar 6-7 tahun.
Tabel 21. Matriks Faktor Internal Perkebunan Karet Rakyat
No Faktor Strategis Internal
Bobot Rating
Skor
A. Kekuatan
1 Ketersediaan Lahan
0,11 4
0,43
2 Harga Produk
0,12 4
0,49
3 Periode Panen
0,08 3
0,24
4 Sarana dan Prasarana
0,09 3
0,28
5 Tenaga Kerja
0,08 3
0,24
Jumlah
0,49 1,69
B. Kelemahan
1 Tingkat Inovasi Petani
0,09 2
0,19
2 Informasi Pasar
0,11 1
0,11
3 Daya Beli Petani
0,09 2
0,19
4 Penyuluhan
0,09 2
0,19
5 Penggunaan Bibit Unggul
0,12 1
0,12
Jumlah
0,51 0,80
T O T A L 1,00
2,49
Pada elemen kekuatan terdapat lima faktor, dari kelima faktor tersebut, terdapat faktor yang besar dampaknya dibandingkan dengan faktor strategis
lainnya adalah sangat menentukan. Faktor-faktor tersebut adalah harga produk 0,12, ketersediaan lahan 0,11, sarana dan prasarana 0,09, periode panen 0,08 dan
tenaga kerja 0,08, variasi pembobotan yang diperoleh setelah dianalisis.
Harga produk dan ketersediaan lahan dan mempunyai nilai rating 4 berarti bahwa pengaruh terhadap pengembangan wilayah berbasis perkebunan karet
rakyat sangat menentukan, sedangkan faktor sarana prasarana, periode panen dan
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
tenaga kerja mempunyai nilai 3 berarti mempunyai pengaruh terhadap pengembangan wilayah berbasis perkebunan karet rakyat.
Berdasarkan lima faktor kelemahan terdapat faktor yang besar dampaknya dibandingkan dengan faktor strategis lainnya adalah sangat menentukan. Faktor
tersebut adalah penggunaan bibit unggul, dan empat faktor lainnya yaitu informasi pasar, tingkat inovasi petani, daya beli petani dan penyuluhan.
Pada elemen kelemahan faktor penggunaan bibit unggul mempunyai bobot sebesar 0,12, informasi pasar 0,11, tingkat inovasi petani, daya beli petani
dan penyuluhan mempunyai bobot 0,09.
Dilihat dari jumlah skor total yang diberikan oleh responden pada faktor kekuatan 1,69 sedangkan pada faktor kelemahan lebih rendah dengan skor sebesar
0,80 artinya kekuatan yang ada dapat memanfaatkan peluang yang ada dan kelemahan dapat diminimalisir untuk memanfaatkan peluang. Dengan kata lain
pengembangan wilayah berbasis perkebunan karet rakyat layak untuk dipertahankan dan dipelihara eksistensinya.
Elemen-elemen faktor kekuatan secara umum masih mampu mengatasi elemen-elemen kelemahan jika dikelola dengan baik, serta mengedepankan unsur
kekuatan yang ada pada faktor strategi internal yang hanya dapat dilakukan dengan prinsip pendekatan manajemen.
7.2. Faktor Eksternal