Kuadran I
Opportunity Threath
Weakness Strength
Kuadran II Kuadran III
Kuadran IV 0,89 ; 0,52
0,8 0,6
0,4 0,2
-0,4 -0,2
0,2 0,4
0,6 0,8
1,0 -0,2
-0,4
Gambar 5. Kuadran SWOT Perencanaan Pengembangan Wilayah Berbasis Perkebunan Karet Rakyat
Setelah dilakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W d dan faktor O dengan T e. Perolehan angka d = x selanjutnya menjadi nilai atau titik
pada sumbu X, sementara perolehan angka e = y selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y, sehingga didapatkan posisi
pengembangan wilayah berbasis perkebunan karet rakyat berada di
kuadran I positif, positif artinya bahwa posisi ini menandakan kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
Progresif, artinya pengembangan yang dilakukan dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
7.3. Matriks SWOT
Setelah melakukan analisis dalam pengembangan wilayah berbasis perkebunan karet rakyat, maka tahap berikutnya membuat matriks SWOT.
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
Tujuannya adalah untuk memperoleh alternatif strategi S-O, S-T, W-O,W-T dalam rangka pengembangan wilayah perkebunan karet rakyat.
Tabel 23. Matriks SWOT Pengembangan Wilayah Perkebunan Karet Rakyat Faktor
Internal Faktor
Eksternal KEKUATAN S
1. Ketersediaan Lahan 2. Harga Produk
3. Periode Panen 4. Sarana Prasarana
5. Tenaga Kerja
KELEMAHAN W
1. Tingkat Inovasi petani 2. Informasi Pasar
3. Daya Beli Petani 4. Penggunaan Bibit Unggul
5. Penyuluhan
PELUANG O
1. Potensi Pasar 2. Ketersediaan
Teknologi 3. Kesempatan
Bermitra 4. Produktivitas masih
bisa ditingkatkan
Strategi S - O
1. Mendorong petani untuk melakukan peremajaan tanaman karet dengan
menggunakan bibit unggul berkualitas S1, S2, S3, S4, S5, O1, O2, O4
2. Menjalin kerjasama dengan kelembagaan keuanganpemilik modal dalam
perkebunan karet rakyat S1, S2, S5, O1, O3
3. Memperkuat sistem informasi antar anggota S1, S2, S4, O1, O2, O3
Strategi W – O
1. Membangkitkan daya kreativitas petani dengan
memanfaatkan organisasi
formalinformal W1, W5, O3 2. Menjalin kerjasama dengan lembaga
permodalan dan pemberdayaan UMKM W3, W4, W5, O1, O3, O4
3. Pengembangan infrastruktur fisik dan non fisik W2, W4, W5, O2, O3, O4
ANCAMAN T
1. Fluktuasi Harga 2. Produk sejenis dari
daerah lain 3. Tingkat
Suku Bunga
Strategi S – T
1. Penguatan daya saing produk dalam pengembangan
wilayah berbasis
perkebunan karet rakyat S1, S2, S4, T2 2. Mempermudah masyarakat dalam
berusahatani karet dengan pemberian permodalan S1, S4, S5, T3
Strategi W – T
1. Pemberdayaan kelembagaan
pengembangan wilayah
berbasis perkebunan karet rakyat W1, W4, W5,
T3 2. Mengadakan penyuluhan dan pelatihan
untuk meningkatkan keterampilan petani dalam pengembangan wilayah berbasis
perkebunan karet rakyat W1, W4, W5, T1, T2, T3
1. Strategi S-O Strength-Opportunities 1. Mendorong petani untuk melakukan peremajaan tanaman karet dengan
menggunakan bibit unggul berkualitas. 2. Menjalin kerjasama dengan kelembagaan keuanganpemilik modal dalam
perkebunan karet rakyat. 3. Memperkuat sistem informasi antar anggota.
2. Strategi S-T Strength-Threatss 1. Penguatan daya saing produk dalam pengembangan wilayah berbasis
perkebunan karet rakyat. 2. Mempermudah masyarakat dalam berusahatani karet dengan pemberian
permodalan.
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
3. Strategi W-O Weaknesses-Opportunities 1. Membangkitkan daya kreativitas petani dengan memanfaatkan organisasi
formalinformal. 2. Menjalin kerjasama dengan lembaga permodalan dan pemberdayaan UMKM.
3. Pengembangan infrastruktur fisik dan non fisik.
4. Strategi W-T Weaknesses-Threatss 1. Pemberdayaan kelembagaan pengembangan wilayah berbasis perkebunan karet
rakyat. 2. Mengadakan penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan
petani dalam pengembangan wilayah berbasis perkebunan karet rakyat.
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
VIII. KONTRIBUSI PENGEMBANGAN WILAYAH PERKEBUNAN TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH