Kompos TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Reklamasi dan Rehabilitasi Lahan

14 selama musim hujan, walaupun mungkin hasilnya akan lebih sedikit dari setiap kali panen. Varietas Kalimutu tergolonng genjah atau berumur pendek. Untuk meningkatkan produktivitas padi gogo di daerah sentra padi gogo seperti Lampung telah dilakukan penelitian pada musim hujan sejak tahun 20022003 sampai dengan 20042005 hasilnya menunjukkan bahwa varietas Batu Tegi memberikan rata-rata hasil tertinggi dibandingkan dengan varietas Limboto dan Situ Patenggang. Namun demikian ketiga varietas tersebut cocok untuk dikembangkan pada tanah kering di desa Rama Murti, Kacamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah yang mempunyai tekstur dengan fraksi pasir 52.7, debu 9.2 dan clay 38.1 Toha, 2007. Pasir tailing merupakan pasir kuarsa yang berwarna putih jernih diperkirakan mengandung SiO 2 sebanyak 90-95 dalam fraksi pasir dan debu Makarim, et al. 2007 sedangkan yang digunakan dalam percobaan ini teksturnya tersusun dari fraksi pasir, debu, dan clay berturut-turut adalah 92.0, 5.5, dan 2.5. Sedangkan kebutuhan air tanaman padi selama masa pertumbuhannya adalah antara 450-700 mm Doorenbos dan Kassam, 1979. Kebutuhan air tersebut harus terpenuhi pada setiap fase pertumbuhan tanaman, dengan demikan penyiraman harus rutin dilaksanakan sampai tanah jenuh air.

2.4. Kompos

Kompos dibuat dari bahan organik segar sisa-sisa tumbuhan, kotoran hewan, atau sisa-sisa tubuh fauna tanah seperti cacing dan sebagainya dengan memanfaatkan mirkoba pengurai, sehingga bahan tersebut terurai menjadi C dan N organik. Tingkat kematangan kompos ditunjukkan oleh nisbah CN, makin rendah nilainya makin matang kompos tersebut. Kompos yang telah matang merupakan sumber bahan organik tanah yang siap digunakan sebagai pembenah tanah. Peranan bahan organik dalam memperbaiki sifat-sifat tanah, terutama sifat fisika tanah sudah banyak diketahui dan dibuktikan, namun bagi peningkatan produktivitas tanah bertekstur sangat berpasir fraksi pasir 90 masih terdapat peluang untuk dilakukan pengkajian. Memperbaiki kualitas tailing pasir agar mampu mendukung pertumbuhan tanaman pangan hendaknya dimulai dari memperbaiki sifat-sifat fisika tanahnya agar terjadi penurunan bobot isi, peningkatan pori air tersedia, terjadi pembentukan agregat tanah dan menurunkan laju permeabilitas. 15 Berbagai cara memperbaiki sifat fisika tanah telah dihasilkan oleh banyak peneliti menggunakan bahan organik segar Nurida dan Kurnia, 2009; Anda et al., 2008; Sudirman et al., 1982; Suwardjo, 1981 dan dalam bentuk pupuk kandang Rasool et al., 2007 serta pembenah tanah Dariah et.al., 2010. Bahan organik segar yang diberikan ke dalam tanah Typic Haplohumults Jasinga kehilangan lapisan atas setebal 0.36 – 15.47 cm secara terus menerus sebanyak 21 ton.ha -1 dapat membentuk dan mempertahankan agregat makro Nurida dan Kurnia, 2009. Jerami padi yang digiling halus kemudian diberikan ke dalam tanah Ultisols setara dengan takaran C-organik sebanyak 0.5, 1, 2, 3, 4, dan 5, tanah tersebut dimanipulasi dengan menambahkan pasir agar mempunyai kandungan fraksi clay sebanyak 15, 30, 45, 60, dan 70. Dari percobaan tersebut, Anda et al. 2008 mengemukakan bahwa faktor utama yang berperan dalam mengawetkan C-organik di dalam tanah adalah kandungan fraksi clay tanah tersebut. Total C-organik meningkat secara linear dengan peningkatan fraksi clay tetapi mineralisasi C mengalami penurunan. Setiap peningkatan clay sebanyak 15 terjadi pengawetan C-organik 0.3 dalam waktu 12 bulan. Hal tersebut juga diikuti oleh peningkatan hasil polong kacang tanah. Pembenah tanah yang mempunyai komposisi clay dari tanah mineral dan bahan organik dari kompos dipandang ideal untuk memperbaiki sifat-sifat tanah tailing timah. Bahan organik tanah sangat berperan dalam memperbaiki sifat fisika tanah, karena dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas tanah menahan air, memperbesar pori aerasi dan infiltrasi, sehingga produktivitas tanahnya terpelihara Lal, 1976; Suwardjo, 1981; Sudirman et al., 1982. Peningkatan kandungan bahan organik di dalam tanah, selain memanfaatkan kompos juga dapat digunakan mulsa bahan hijau atau sisa panen pertanian Lal, 1976, sisa tanaman yang dibenamkan Constantinesco, 1976; Suwardjo et al., 1989, sisa tanaman disebarkan di atas permukaan tanah Suwardjo, 1981. Pemberian pembenah tanah yang mengandung bahan mineral dan organik tanah ke dalam tanah Typic Kanhapludults dapat meningkatan stabilitas agregat dan permeabilitas tanah serta peningkatan hasil jagung Dariah et al., 2010. Bahan organik yang diberikan ke dalam tanah dapat membantu menurunkan jumlah kehilangan hara yang diakibatkan oleh adanya aliran permukaan dan pencucian Kurnia et al., 1997; Suganda et al., 1997. 16 Pengurangan jumlah hara yang hilang dapat mencapai 80-95, sehingga teknik tersebut dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Apabila upaya pencegahan kehilangan hara dapat dilakukan, maka pemupukan dipastikan efisien dan efektif, sehingga hasil tanaman meningkat dan berkelanjutan. Hasil percobaan di rumah kaca yang dilakukan oleh Anda et al. 2004 mendapatkan bahwa tipe mineral clay, tekstur tanah, kadar C-organik, dan kandungan P tanah, merupakan sifat-sifat tanah yang menentukan potensi hasil jagung. Tanah dengan kandungan C-organik sekitar 2.5 dapat mencapai separuh hasil atau produksi maksimum jagung. Artinya, bahwa tanah dengan kandungan C-organik kurang dari 2.5 menyebabkan hasil jagung mulai menurun. Oleh sebab itu, untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas tanah diperlukan penam-bahan bahan organik tanah, salah satunya melalui pemberian kompos.

2.5. Terak Baja