23
3.5. Analisis Data
Analisis data dari Rancangan Acak Lengkap, menggunakan model linear sebagai berikut:
Y
ij
= µ + α
i
+ ε
ij
dimana Y
ij
= hasil
pengamatan pada perlakuan ke i dan ulangan ke j,
µ = rataan umum dari media tanam ke i ulangan ke j α
i
= pengaruh perlakuan ke i ε
ij
= pengaruh komponen acak perlakuan ke i ulangan ke j i = perlakuan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 ..., 31 sedangkan
j = ulangan 1, 2, 3 Untuk mengetahui pengaruh paling dominan dari penggunaan bahan
pembenah tanah dilakukan analisis regresi linear dengan metode stepwise menggunakan software SPSS release 20, yaitu: menggunakan model y = a +
b
1
x
1
+ b
2
x
2
+ b
3
x
3
dengan mengeluarkan komponen yang tidak berpengaruh dalam percobaan tersebut. Huruf x dapat berarti M atau K atau T bergantung
kepada hasil penghitungan.
3.6. Pelaksanaan Kegiatan
Pasir tailing yang lolos ayakan 2 mm dijadikan media tanam utama. Setiap pot percobaan terbuat dari kolom PVC dengan volume 9000 ml, tinggi
27 cm Ø 20 cm Setiap kolom diisi sekitar 8 liter atau setara dengan 12 kg pasir tailing. Tanah mineral, terak baja, dan kompos dicampurkan merata
dengan seluruh pasir tailing. Kepadatan media tanam dalam kolom sekitar 1.3 – 1.4 kg liter
-1
. Setelah seluruh kolom tanah diisi media tanam, dilakukan penanaman
padi gogo varietas Kalimutu yang berumur genjah di tengah-tengah kolom tanah pada kedalaman 5 cm. Perlakuan ini diharapkan dapat menghindarkan
kekurangan air ketika tanaman sudah tumbuh. Setiap pot hanya dipelihara satu tanaman agar pembentukan anakan maksimal.
Pada hari ke 7 setelah benih ditanam, dilakukan pemupukan dasar. Jumlah pupuk dasar yang diberikan adalah 100 kg Urea ha
-1
, 300 kg SP36 ha
- 1
, dan 150 kg KCl ha
-1
atau masing-masing setara dengan 0.4 g Urea pot
-1
, 1.2 g SP36 pot
-1
, dan 0.6 g KCl pot
-1
. Pupuk susulan I Urea saja 200 kg ha
-1
atau 0.8 g pot
-1
, serta pupuk susulan II 300 kg Urea ha
-1
dan 150 kg KCl ha
-1
atau
24 1.2 g Urea pot
-1
dan 0.6 g KCl pot
-1
. Total pupuk yang diberikan adalah 600 kg Urea ha
-1
, 300 kg SP36 ha
-1
dan 300 kg KCl ha
-1
. Penyiraman dilakukan berdasarkan kapasitas tanah memegang air
dengan mempertahankan kondisi kadar air kapasitas lapang sehingga tidak terjadi aliran perkolasi. Untuk mengetahui apakah terjadi pencucian kalium
atau tidak maka diamati perkolasi yang keluar dari dalam pot dengan cara menampungnya menggunakan penampung air di dasar pot.
Gambar 4. Pot percobaan terbuat dari kolom PVC dengan volume 9000 ml, tinggi 27 cm Ø 20 cm, A. Padi gogo, B. Campuran pasir tailing,
tanah, kompos, terak baja, C. Penampung air perkolasi
Pengamatan air perkolasi dengan penyiraman berlebihan untuk mengetahui pencucian hara dilakukan setelah dilakukan pemupukan dasar,
selama 7 hari terus menerus. Air perkolasi hasil pengamatan hari ke 1 sampai ke 7 dikumpulkan menjadi satu contoh untuk kemudian dianalisis kandungan
amonium NH
4
, PO
4
, dan K yang tercuci, selain itu diamati jumlah volume air perkolasi. Untuk selanjutnya penyiraman dipertahankan sampai kapasitas
lapang agar tidak terjadi lagi pencucian hara. Analisis sifat kimia air perkolasi menggunakan metode Walkley Black untuk penetapan C-organik, Kjeldahl
untuk penetapan N-organik, HCl 25 untuk penetapan P
2
O
5
dan K
2
O. A
B C
25 Analisis sifat fisika tanah menggunakan contoh tanah dari kedalaman 0
– 15 cm, jenis yang dianalisis adalah 1 menetapkan bobot kering per satuan volume media tanam untuk menetapkan bobot isi, 2 metode pF untuk
mengetahui distribusi pori pada pF1, pF2, pF2.54 dan pF 4.2 serta 3 memanfaatkan hukum Darcy dalam penetapan permeabilitas. Setelah panen
dilakukan pengambilan contoh untuk peneetapan sifat fisika tanah. Untuk mengetahui sejauh mana perubahan kadar air di dalam media
tanam dilakukan pengukuran menggunakan TDR time domain reflectrometry. TDR diperkenalkan untuk mengukur kadar air sejak tahun 1975 oleh
Chudobiak dan sejak 1980 Topp et.al., Topp dan Davis 1981 serta Topp et al 1984 menerapkan pengukuran kadar air menggunakan TDR. TDR dapat
digunakan untuk mengukur kadar air tanah di laboratorium dan lapangan, karena menunjukkan hasil akurat untuk pengukuran kadar air tanah pada
kedalaman 0 - 150 cm. Tanaman dan jumlah anakan padi gogo diamati setiap 2 minggu
dengan cara mengukur tegakan padi dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi. Selain itu diamati juga jumlah anakan dan jumlah anakan yang
menghasilkan malai. Ketika panen dilakukan pengamatan jumlah bobot basah jerami dan gabah untuk kemudian dikeringkan dan setelah kering ditimbang
bobotnya.
26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN