Padi Gogo TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Reklamasi dan Rehabilitasi Lahan

13 menghasilkan teknologi reklamasi tanah bekas penambangan batubara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembenah tanah yang dapat dimanfaatkan untuk reklamasi tanah merah adalah bahan organik berupa kompos dan kapur pertanian dolomit. Tanah merah merupakan overburden yang menutupi lapisan batubara. Selain itu, pada tanah merah juga dapat ditanami legume cover cropp seperti Calopogonium sp., Centrosema sp. dan Pueraria sp. Untuk mempercepat reklamasi lahan secara vegetatif, dapat ditanam tanaman yang mampu beradaptasi dengan cepat seperti Acasia mangium dan Acasia auriculiformis Tala’ohu dan Samsidi, 1999. Pada tailing pasir bekas penambangan timah di P. Bangka, Acasia mangium tumbuh baik jika ditanam dengan sistem pot.

2.3. Padi Gogo

Rata-rata produktivitas padi gogo secara nasional adalah 25.95 kuintal ha -1 rataan selama 10 tahun 2000 – 2009 dengan luas tanam 1097867 hektar di seluruh Indonesia Departemen Pertanian, 2010. Balai Besar Penelitian Padi telah banyak menghasilkan varietas padi gogo, diantaranya adalah varietas Kalimutu yang berumur genjah. Varietas padi gogo yang lain adalah Cirata, Towuti, Limboto, Danau Gaung, Batutegi, Situ Patenggang, Situ Bagendit Suprihatno et al., 2007. Varietas Cirata dan Limboto berumur 110- 135 hari, Towuti, Danau Gaung, Situ Patenggang, Situ Bagendit, dan Kalimutu 90-120 hari. Varietas tersebut dapat menghasilkan 3 – 4.6 t.ha -1 gabah kering giling GKG. Untuk menghindarkan terkena dampak cekaman air dipilih varietas Kalimutu karena umurnya 100 hari, agak tahan terhadap blas, dan toleran terhadap kekeringan, walaupun petani di sentra penghasil padi gogo lebih memilih padi yang gabahnya ramping daripada bulat Toha, 2007. Penanaman padi gogo pada lahan kering biasanya hanya dilakukan sekali dalam setahun, yaitu pada musim hujan. Padi gogo dapat ditanam secara monokultur dan dapat pula secara tumpangsari. Padi gogo yang ditanam secara tumpangsari dengan tanaman karet muda di desa Cipeundeuy, Kabupaten Subang yang menghasilkan gabah terbanyak adalah varietas Situ Patenggang dengan hasil 3.05 ton ha -1 dan ditumpangsarikan pada tanaman jati muda menghasilkan gabah 5.1 ton ha -1 di Desa Sanca, Kabupaten Indramayu. Semuanya dilakukan pada MH 20032004 Wahyuni et al., 2006. Padi gogo varietas super genjah dapat meningkatkan indeks pertanaman 14 selama musim hujan, walaupun mungkin hasilnya akan lebih sedikit dari setiap kali panen. Varietas Kalimutu tergolonng genjah atau berumur pendek. Untuk meningkatkan produktivitas padi gogo di daerah sentra padi gogo seperti Lampung telah dilakukan penelitian pada musim hujan sejak tahun 20022003 sampai dengan 20042005 hasilnya menunjukkan bahwa varietas Batu Tegi memberikan rata-rata hasil tertinggi dibandingkan dengan varietas Limboto dan Situ Patenggang. Namun demikian ketiga varietas tersebut cocok untuk dikembangkan pada tanah kering di desa Rama Murti, Kacamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah yang mempunyai tekstur dengan fraksi pasir 52.7, debu 9.2 dan clay 38.1 Toha, 2007. Pasir tailing merupakan pasir kuarsa yang berwarna putih jernih diperkirakan mengandung SiO 2 sebanyak 90-95 dalam fraksi pasir dan debu Makarim, et al. 2007 sedangkan yang digunakan dalam percobaan ini teksturnya tersusun dari fraksi pasir, debu, dan clay berturut-turut adalah 92.0, 5.5, dan 2.5. Sedangkan kebutuhan air tanaman padi selama masa pertumbuhannya adalah antara 450-700 mm Doorenbos dan Kassam, 1979. Kebutuhan air tersebut harus terpenuhi pada setiap fase pertumbuhan tanaman, dengan demikan penyiraman harus rutin dilaksanakan sampai tanah jenuh air.

2.4. Kompos