Strategi Pengelolaan Way Perigi

langsung diberikan skor sehingga jika terdapat satu parameter saja yang melebihi baku mutu maka status mutu dari perairan dinyatakan tercemar. Sedangkan pada Indeks Pencemaran, dalam perhitungannya merupakan perhitungan antara hasil pengukuran dari suatu parameter dengan baku mutu yang sesuai dengan peruntukkannya secara relatif, sehingga jika ada satu parameter yang melebihi baku mutu, belum tentu perairan tersebut dapat langsung dinyatakan tercemar. Selain itu Indeks Pencemaran dapat digunakan jika hanya terdapat satu kali pengukuran di titik tertentu, sedangkan pada Indeks STORET data yang digunakan harus merupakan data time series, sehingga kepekaan dalam menentukan status mutu suatu perairan lebih peka pada Indeks STORET dibandingkan dengan Indeks Pencemaran. Namun secara keseluruhan kedua metode ini dapat menjelaskan status mutu perairan sesuai baku mutu air PP RI no.82 Tahun 2001, hanya saja terdapat perbedaan dalam perhitungan serta rentang nilai kriteria yang digunakan untuk menentukan status mutu perairan.

4.7. Strategi Pengelolaan Way Perigi

Kegiatan yang ada di Way Perigi masih berupa kegiatan pemanfaatan sungai sebagai kegiatan sehari-hari masyarakat sekitar dan belum ada pemanfaatan yang lebih lanjut dari sungai ini. Pada hulu sungai, sebenarnya sudah ada pihak pemerintah yang memanfaatkannya sebagai sumber air Perusahaan Daerah Air Minum PDAM, namun tingkat ekonomi masyarakat sekitar yang mayoritas menengah kebawah, menyebabkan tersendatnya dalam hal pembayaran air di setiap bulannya, sehingga PDAM di daerah tersebut tidak beraktivitas kembali. Selain itu, sepanjang aliran sungai, hanya terdapat kegiatan budidaya ikan skala kecil di bagian hulu sungai. Hal ini mengindikasikan bahwa pemanfaatan dari Way Perigi belum optimal. Way Perigi merupakan sungai yang tidak terlalu panjang dan besar, namun dari hasil analisis parameter fisika dan kimia, pada bagian hulu yang dimanfaatkan sebagai air baku air minum, sudah termasuk dalam tercemar sedang, sedangkan pada stasiun 2 masih dalam kondisi baik, dan stasiun 3 sudah termasuk dalam tercemar ringan. Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan lebih lanjut dari Way Perigi ini, agar dapat dimanfaatkan secara optimal dengan tetap menjaga keseimbangan ekosistem dan kualitas perairan Way Perigi. Pengelolaan dari Way Perigi ini dapat berupa pengaktifan kembali sumber air dari PDAM. Hal ini dikarenakan kepadatan penduduk di kecamatan tersebut sudah cukup tinggi, dan masing-masing rumah memiliki sumur gali, dan hal ini dikawatirkan akan dapat mengurangi sumber air tanah di kecamatan ini. Selain itu pada hulu sungai yang digunakan sebagai air baku air minum oleh warga setempat, ternyata sudah termasuk dalam status tercemar sedang, sehingga perlu adanya pengolahan lebih lanjut sebelum di gunakan. PDAM yang menjadikan air di Way Perigi menjadi air baku air minum diharapkan bisa membantu dalam pengolahan air sebelum digunakan oleh masyarakat setempat. Salah satu cara pengolahan yang dapat menjaga kualitas perairan Way Perigi sebelum dimanfaatkan masyarakat adalah dengan membuat bak penampungan air yang berasal dari sumber mata air, agar tidak tercampur dengan kegiatan mencuci dari masyarakat setempat. Bak penampungan yang digunakan untuk menampung air di hulu sungai diharapkan bisa memenuhi kebutuhan air bersih dari masyarakat setempat, dan kualitas air yang digunakan tetap terjaga.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kualitas perairan Way Perigi yang terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur termasuk kedalam status kondisi baik hingga tercemar ringan pada bagian tengah dan hilir sungai, berdasarkan baku mutu air yang dipergunakan sebagai kepentingan perikanan, pertanaman dan pertenakan. Namun pada bagian hulu sungai termasuk kedalam tercemar sedang, menurut indeks STORET dan tercemar ringan menurut Indeks Pencemaran, berdasarkan baku mutu air yang dipergunakan sebagai air baku air minum. Pengelolaan yang baik dari sungai ini adalah dimanfaatkan sebagai sumber air PDAM dengan membuat bak penampungan untuk memisahkan antara aktivitas warga dengan sumber air minum, mengingat mulai padatnya pemukiman di kecamatan tersebut dan sebagai upaya untuk mengurangi dampak krisis air tanah akibat dari penggalian sumur.

5.2. Saran

Pada perairan Way Perigi perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai parameter biologi untuk mendukung dalam pemantauan kualitas air di Way Perigi dan pengelolaan yang optimal dan berkelanjutan dari perairan Way Perigi.