5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kualitas perairan Way Perigi yang terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur termasuk kedalam status kondisi baik
hingga tercemar ringan pada bagian tengah dan hilir sungai, berdasarkan baku mutu air yang dipergunakan sebagai kepentingan perikanan, pertanaman dan pertenakan.
Namun pada bagian hulu sungai termasuk kedalam tercemar sedang, menurut indeks STORET dan tercemar ringan menurut Indeks Pencemaran, berdasarkan baku mutu
air yang dipergunakan sebagai air baku air minum. Pengelolaan yang baik dari sungai ini adalah dimanfaatkan sebagai sumber air PDAM dengan membuat bak
penampungan untuk memisahkan antara aktivitas warga dengan sumber air minum, mengingat mulai padatnya pemukiman di kecamatan tersebut dan sebagai upaya
untuk mengurangi dampak krisis air tanah akibat dari penggalian sumur.
5.2. Saran
Pada perairan Way Perigi perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai parameter biologi untuk mendukung dalam pemantauan kualitas air di Way Perigi
dan pengelolaan yang optimal dan berkelanjutan dari perairan Way Perigi.
DAFTAR PUSTAKA
APHA American Public Health Association. 2005. Standard Methods For the Examination of Water and Waste Water. 21st Ed American Public Health
Association APHA. USA Port City Press. Washington DC
Barus I.T.A. 2001. Pengantar Limnologi. Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Jakarta.
164 hal
Boyd C.E. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Department of Fisheries and Allied Aquacultures, Agricultural Experiment Station Auburn
University. Elsevier Scientific Publishing Company : Amsterdam – Oxford
Boyd C.E. 1988. Water Quality In Warmwater Fish Ponds. Department of Fisheries and Allied Aquacultures, Agricultural Experiment Station Auburn University.
Elsevier Scientific Publishing Company : Amsterdam – Oxford
Brown A. L. 1987. Freshwater Ecology. Heinemann Educational Books London. 163 p
Buchari A, I Wayan Putra, K.G. Dharma Dewi, dan I.G.A. Kunti Sri Panca . 2001. Kimia Lingkungan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Jakarta. 237 hal
Dodds W.K. 2002. Freshwater Ecology Concepts and Environmental Applications. Academic Press : San Diego
– California
Effendi. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius : Yogyakarta
Fardiaz S. 1992. Polusi Air dan Udara. Gadjah Mada Press. Yogyakarta. 190 hal
Feriningtyas D. 2005. Perubahan Spasial dan Temporal Kualitas Air Waduk Cirata, Jawa Barat Selama Periode 2000-2004. [Skripsi]. Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup. 2003. KepMen LH nomor 115 Penentuan Status Mutu Air
Lestari R. 2004. Kondisi Fisika Kimia Perairan Situ Pamulang Kecamatan
Pamulang, Kabupaten Tangerang, Banten
Mason C.F. 1981. Biology of Freswater Pollution. Longman. New York. 250 p
Mori K. 2003. Hidrologi untuk Pengairan. Suyono Sosrodarsono dan Kensaku Takeda Penerjemah. PT. Pradnya Paramita : Jakarta. Terjemahan dari :
Manual on Hidrology
Moriber G. 1974. Enviromental Science. Allyn-Bacon. New York. 549 p
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. 2001. PPRI nomor 82 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Reid G. 1961. Ecology of Inland Waters And Estuaries. Reinhold. Book Corporation. New York. 375 p
Ruttner F. 1963. Fundamentals of Limnology Third Edition. Unversity of Toronto Press
Sarminah S. 2003. Studi Kasus pada Beberapa Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kota Balikpapan.[Jurnal]. Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan,
Universitas Mulawarman. hlm. 68 - 76
Saeni M. S. 1989. Kimia Lingkungan. Pusat Antar Universitas. Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor. 151 hal
Sastrawijaya A.T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta
Seyhan F. 1990. Dasar-dasar Hidrologi. Gadjah Mada Press. Yogyakarta. 380 hal
Undang-undang Republik Indonesia. 2009. UU Nomor 32 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Wardoyo S. T. H. 1975. Pengelolaan Kualitas Air. Proyek Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi. Institut Pertanian Bogor. 38 hal
Welch P. S. 1952. Limnology. New York : Mc. Graw 538 p
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil rata-rata pengukuran parameter fisika dan kimia perairan Way Perigi
Parameter Satuan
Baku Mutu Kelas I
1
Baku Mutu Kelas III
2
Sampling 1 Sampling 2
Sampling 3 Stasiun 1
Stasiun 2 Stasiun 3
Stasiun 1 Stasiun 2
Stasiun 3 Stasiun 1
Stasiun 2 Stasiun 3
Fisika
Suhu °C
dev. 3 dev. 3
27,3 28,2
29,8 28,2
28,7 29,8
27,5 27,2
27,0 kekeruhan
NTU -
- 0,63
9,20 25,90
0,19 1,90
4,84 0,30
10,42 12,8
TDS mgL
1000 1000
85,33 78
76,67 83,33
102,00 80,00
140,00 124,67
91 TSS
mgL 50
400 3,33
7,67 24,33
3,00 3,50
7,00 3,00
9,33 9
Kimia
pH 6 s.d 9
6 s.d 9 6,5
7,0 6,5
7,0 7,0
7,3 6,5
7,0 6,7
DO mgL
6 3
5,30 6,31
5,30 4,54
5,30 5,30
6,31 6,82
6,56 BOD5
mgL 2
6
2,55 3,31
2,30 1,51
3,03 2,02
4,04 3,03
6,06 NH
3
-N mgL
0,5 -
0,088 0,237
0,526 0,195
0,120 0,127
0,117 0,089
0,078 Amonia bebas
mgL 0,02
0,02 0,0002
0,0017 0,0013
0,0014 0,0009
0,0022 0,0003
0,0006 0,0002
NO
2
-N mgL
0,06 0,06
0,019 0,022
0,031 0,002
0,002 0,002
0,008 0,039
0,010 NO
3
-N mgL
10 20
1,20 1,17
1,10 0,64
0,53 0,45
0,85 0,80
0,77 Total phospat
mgL 0,2
1
0,45 0,92
0,67 0,15
0,15 0,15
0,51 0,30
0,20
Karakteristik Sungai
Arus ms
0,11 0,20
0,23 0,09
0,17 0,18
0,10 0,16
0,20 Kedalaman
m 0,53
0,58 0,58
0,53 0,60
0,63 0,6
0,59 0,79
Lebar m
6,04 8,57
9,4 6
8,73 8,8
5,08 10,6
8,89 Debit
m
3
detik 0,36
0,99 1,25
0,28 0,89
0,98 0,28
1,01 1,38
Substrat Berbatu
Lumpur berpasir
Lumpur Berbatu
Lumpur berpasir
Lumpur Berbatu
Lumpur berpasir
Lumpur
Keterangan :
1
: Baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 hanya untuk Stasiun 1
2
: Baku mutu air kelas III menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 Bercetak tebal : melebihi baku mutu air
49
Lampiran 2. Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas
PARAMETER SATUAN KELAS
KETERANGAN I
II III
IV FISIKA
Temperatur °C
deviasi 3 deviasi 3
deviasi 3 deviasi 3
Deviasi temperatur dari
keadaan alamiahnya
Residu terlarut mgl
1000 1000
1000 200
Residu tersuspensi
mgl 50
50 400
400 Bagi pengolahan air
minum secara
konvesional, residu tersuspensi
≤ 5000mgL
KIMIA ORGANIK
pH 6 - 9
6 - 9 6 - 9
6 - 9 Apabila
secara alamiah
diluar rentang
tersebut, maka
ditentukan berdasarkan kondisi
alamiah BOD
mgl 2
3 6
12 DO
mgl 6
4 3
Angka batas
minimum Total Fosfat
sebagai P mgl
0,2 0,2
1 3
NO
3
-N mgl
10 10
20 20
NH
3
-N mgl
0,5 -
- -
Bagi perikanan,
kandungan amoniabebas untuk
ikan yang peka ≤ 0,02mgL
sebagaiNH3
NO
2
-N mgl
0,6 0,6
0,6 -
Bagi pengolahan air minum
secara konvensional,
NO2_N ≤ 1 mgL Keterangan :
Kelas I : air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air bakti air minum, dan atau
peruntukan lain yang imempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
Kelas II : air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasaranasarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan ,air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut;
Kelas III : air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk imengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut;
Kelas IV : air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi,pertanaman dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Lampiran 3. Perhitungan Indeks STORET
1. STASIUN 1