2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pencemaran Perairan
Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, danatau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan UU No. 32 tahun 2009. Pencemaran adalah perubahan lingkungan yang tidak
menguntungkan, sebagian karena tindakan manusia, disebabkan perubahan pola penggunaan energi dan materi, tingkatan radiasi, bahan-bahan fisika dan kimia dan
jumlah organisme Sastrawijaya 2000. Sedangkan menurut Mason 1981 pencemaran adalah kehadiran dari suatu zat yang tidak alami dalam jumlah besar
dan konsentrasinya tidak normal pada suatu keadaan alamiah, serta menyebabkan efek yang tidak diinginkan seperti perubahan secara ekologis.
Sumber pencemar dapat berupa lokasi tertentu point source atau tak tentu tersebar non-point source. Sumber pencemar dari point source misalnya cerobong
asap pabrik dan saluran limbah industri. Volume pencemar dari point source biasanya relatif tetap. Sedangkan sumber pencemar non-point source dapat berupa
point source dalam jumlah yang banyak, misalnya limpasan dari daerah pertanian yang mengandung pestisida dan pupuk, limpasan dari daerah pemukiman domestik
dan limpasan dari daerah perkotaan Effendi 2003. Berdasarkan cara masuknya ke dalam lingkungan, polutan dikelompokkan
menjadi polutan alamiah dan polutan antropogenik. Polutan alamiah adalah polutan yang masuk ke dalam lingkungan secara alami, misalnya akibat letusan gunung
berapi. Pulutan antropogenik adalah polutan yang masuk ke lingkungan akibat aktivitas manusia, misalnya kegiatan domestik rumah tangga, dan kegiatan
industri.
2.2. Ekosistem Mengalir
Perairan sungai adalah suatu perairan yang dicirikan oleh arus yang relatif kencang. Perairan sungai biasanya terjadi percampuran massa air secara menyeluruh
dan tidak terbentuk stratifikasi vertikal kolom air seperti pada perairan menggenang.
Menurut Welch 1952 ekosistem mengalir dicirikan dengan badan air yang bergerak atau mengalir secara berkesinambungan dengan arah terntentu. Sedangkan
menurut Dodds 2002 sungai memiliki karakteristik yang bagus dalam hidrologi, karena ketertarikaan saat banjir, erosi, dan supply air. Sungai yang alami pada
dasarnya merupakan refleksi dari proses vulkanik yang bersangkutan dengan transpor air dan material Reid 1961. Kecepatan arus, erosi, dan sedimentasi
merupakan fenomena umum yang terjadi di sungai sehingga kehidupan flora dan fauna pada sungai sangat dipengaruhi ketiga variabel tersebut Effendi 2003.
Menurut Reid 1961 berdasarkan faktor ekologi sungai dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
- Hulu sungai. Bagian dasar sungai yang memiliki kemiringan yang cukup
besar sehingga dicirikan dengan arus yang cepat. Substrat dasar biasanya terdiri dari batu dan kerikil, namun pada arus yang lambat pools
ditemukan juga substrat detritus organik yang sedikit dan pasir. -
Tengah sungai. Bagian dasar sungai yang memiliki kemiringan yang tidak terlalu besar sehingga dicirikan dengan arus yang lebih lambat
dibandingkan daerah hulu. Substrat dasarnya terdiri dari material kasar seperti pasir, namun pada bagian sungai yang sedikit tergenang pools dan
pinggiran sungai ditemukan lumpur. -
Hilir sungai. Bagian sungai yang terletak di mulut sungai dengan substrat dasarnya terdiri dari lumpur dan detritus organik. Pada bagian ini ditandai
dengan adanya semak-semak dan rawa.
2.3. Parameter Fisika