minum  dan  kelas  III,  yaitu  perairan  tawar  yang  diperuntukkan  bagi  kepentingan perikanan, peternakan, dan pertanaman harus memiliki nilai oksigen terlarut diatas 6
mgl dan  4 mgl.
2.4.4. Nitrogen Nitrat-Nitrogen, Nitrit-Nitrogen, dan Amonia-Nitrogen
Nitrogen merupakan nutrien makro bagi pertumbuhan alga yang selalu hadir di perairan umum. Meskipun nitrogen ditemukan dalam jumlah berlimpah di lapisan
atmosfer, akan tetapi nitrogen harus difiksasi terlebih dahulu menjadi senyawa NH
3
, NH
4 +
, dan NO
3 -
agar bisa dimanfaatkan oleh tumbuhan dan hewan perairan Saeni 1998. Senyawa nitrogen merupakan senyawa  yang penting dalam menyintesis dan
menghasilkan  protein  yang  selanjutnya  bersama  karbohidrat  dan  lemak  menjadi sebagian  besar  substansi  di  lingkungan  hidup.  Senyawa  nitrogen  secara  normal
menunjukan  fluktuasi  yang  menonjol  dan  variasi  yang  nyata  di  sepanjang  gradien sungai yang kecil Reid 1961.
Nitrat – Nitrogen NO
3
– N adalah bentuk nitrogen utama di perairan alami. Secara umum jumlah nitrat di perairan tetapi bisa lebih tinggi di bebrapa air tanah.
Nitrat  hanya  ditemukan  dalam  jumlah  kecil  di  limbah  domestik  yang  masih  baru tetapi  pada  effluent  dari  biologi  nitrifikasi  pada  pengolahan  tanaman,  nitrat  bisa
ditemukan  hingga  30  mg  nitrat  sebagai  nitrogenL  APHA  2005.  Effendi  2003 menyatakan  bahwa  kadar  nitrat  lebih  dari  5  mgl  menggambarkan  terjadinya
pencemaran  antropogenik  yang  berasal  dari  kegiatan  manusia  serta  tinja  hewan. Kadar  nitrat
–  nitrogen  yang  lebih  dari  2  mgl  akan  menyebabkan  terjadinya eutrofikasi,  selanjutnya  akan  merangsang  pertumbuhan  algae  dan  tumbuhan  air
secara pesat blooming. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi amonia menjadi nitrit  dan  nitrat  adalah  proses  yang  penting  dalam  siklus  nitrogen  dan  berlangsung
dalam  proses  aerob  Effendi  2003.  Menurut  Reid  1961  keberadaan  nitrat  di perairan  yang  tidak  tercemar  sangat  kecil,  hanya  sekitar  0,30  ppm.  Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 dengan kriteria mutu air  kelas 1, yaitu perairan  tawar  yang  diperuntukkan  sebagai  air  baku  air  minum  dan  kelas III,  yaitu
perairan  tawar  yang  diperuntukkan  bagi  perikanan,  peternakan,  dan  pertanaman harus memiliki nilai nitrat
– nitrogen dibawah 10 mgl dan 20 mgl.
Nitrit – nitrogen NO
2
– N biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit,  lebih  sedikit  daripada  nitrat,  dikarenakan  bersifat  tidak  stabil  dengan
keberadaan  oksigen.  Nitrit  merupakan  bentuk  peralihan  antara  amonia  dan  nitrat. Sumber  nitrit  dapat  berasal  dari  limbah  industri  dan  limbah  domestik.  Keberadaan
nitrit  menggambarkan  berlangsungnya  proses  biologis  perombakan  bahan  organik yang  memiliki  kadar  oksigen  terlarut  yang  sangat  rendah  Effendi  2003.  Menurut
APHA  2005  nitrit  juga  merupakan  bentuk  peralihan  dari  tahap  oksidasi  nitrogen, yaitu amonia menjadi nitrat dan reduksi nitrat. Nitrit dapat masuk ke perairan karena
korosi  berasal  dari  industri.  Menurut  Reid  1961  nitrit  selalu  terjadi  perubahan kuantitas di setiap menitnya, pada perairan yang tidak tercemar. Nitrit dapat dirubah
dalam  proses  reduksi  nitrat  dan  sangat  memungkinkan  terdapat  banyak  kandungan nitrit di sebagaian besar perairan alami yang berasal dari proses ini, daripada proses
oksidasi  amonia.  Keberadaan  nitrit  berasal  dari  reduksi  nitrat  melalui  bakteri anaerob
di air.
Ketidakseimbangan reaksi
nitrifikasi berdampak
pada terakumulasinya  senyawa  nitrit  Boyd  1982.  Berdasarkan  Peraturan  Pemerintah
Nomor  82  tahun  2001  dengan  kriteria  mutu  air  kelas  1,  yaitu  perairan  tawar  yang diperuntukkan  sebagai  air  baku  air  minum  dan  kelas  III,  yaitu  perairan  tawar  yang
diperuntukkan  bagi  perikanan,  peternakan,  dan  pertanaman  harus  memiliki  nilai nitrit
– nitrogen dibawah 0,06 mgl. Amonia
– nitrogen NH3 – N dan garam – garamnya bersifat mudah larut dalam  air  Effendi  2003.  Amonia  keberadaan  secara  natural  di  permukaan  dan
limbah konsentrasinya sangat rendah di air tanah karena terserap pada partikel, tanah APHA  2005.  Kadar  amonia  pada  perairan  alami  biasanya  lebih  dari  0,1  mgl.
Kadar amonia bebas yang melebihi 0,2 mgl bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan. Sumber  amonia  di  perairan  adalah  pemecahan  nitrogen  organik  dan  nitrogen
anorganik yang terdapat didalam tanah dan air, yang berasal dari dekomposisi bahan organik  oleh  mikroba  dan  jamur.  Kadar  amonia  yang  tinggi  dapat  merupakan
indikasi  adanya  pencemaran  bahan  organik  yang  berasal  dari  limbah  domestik, industri, dan limpasan pupuk pada pertanian. Amonia di perairan dapat menghilang
melalui  proses  volatilisasi  karena  tekanan  parsial  amonia  dalam  larutan  meningkat dengan meningkatnya pH Effendi 2003. Nitrogen dalam bentuk amonia terdapat di
sungai  dari  aktivitas  dekomposisi  bahan  organik.  Pada  sungai  yang  tidak  tercemar
konsentrasinya  kecil,  yaitu  dibawah  1  ppm.  Pencemaran  dapat  meningkatkan  nilai amonia,  dan  dalam  batas  tertentu  dapat  meningkatkan  produktivitas  biologi.  Nilai
amonia yang tinggi dapat diduga dari dekomposisi protein tanaman dan hewan. Keberadaan  amonia  bebas  tergantung  pada  pH  dan  suhu  yang
berkesimbangan  dengan  amonium.  Amonia  bebas  yang  tinggi  sangat  toksik  bagi kehidupan  ikan,  tetapi  ion  amonium  cenderung  tidak  toksik.  Penjumlahan  dari
jumlah  amonia  bebas  dan  amonium  adalah  total  amonia  nitrogen  Boyd  1982. Proporsi dari amonia bebas semakin meningkat dengan meningkatnya pH dan suhu
Tabel 3 Boyd 1988. Amonia lebih berbahaya ketika oksigen terlarut rendah, dan tingkat  toksisitas  amonia  akan  berkurang  dengan  meningkatnya  konsentrasi
karbondioksida  Boyd  1982.  Berdasarkan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  82  tahun 2001  dengan  kriteria  mutu  air  kelas  1,  yaitu  perairan  tawar  yang  diperuntukkan
sebagai  air  baku  air  minum  dan  kelas  III,  yaitu  perairan  tawar  yang  diperuntukkan bagi  kepentingan  perikanan,  peternakan,  dan  pertanaman  harus  memiliki  nilai
amonia – nitrogen kurang dari 0,5 mgl dan 0,02 mgl bagi kegiatan perikanan yang
peka terhadap amonia.
Tabel 3. Presentasi amonia bebas dalam perairan pada suhu dan pH berbeda
pH Temperatur °C
16 18
20 22
24 26
28 30
32 7,0
0,30 0,34
0,40 0,46
0,52 0,60
0,70 0,81
0,95 7,2
0,47 0,54
0,63 0,72
0,82 0,95
1,10 1,27
1,50 7,4
0,74 0,86
0,99 1,14
1,30 1,50
1,73 2,00
2,36 7,6
1,17 1,35
1,56 1,79
2,05 2,35
2,72 3,13
3,69 7,8
1,84 2,12
2,45 2,80
3,21 3,68
4,24 4,88
5,72 8,0
2,88 3,32
3,83 4,37
4,99 5,71
6,55 7,52
8,77 8,2
4,49 5,16
5,94 6,76
7,68 8,75
10,00 11,41
13,22 8,4
6,93 7,94
9,09 10,30
11,65 13,20
14,98 16,96
19,46 8,6
10,56 12,03
13,68 15,40
17,28 19,42
21,83 24,45
27,68 8,8
15,76 17,82
20,08 22,38
24,88 27,64
30,68 33,90
37,76 9,0
22,87 25,57
28,47 31,37
34,42 37,71
41,23 44,84
49,02 9,2
31,97 35,25
38,69 42,01
45,41 48,96
52,65 56,30
60,38 9,4
42,68 46,32
50,00 53,45
56,86 60,33
63,79 67,12
70,72 9,6
54,14 57,77
61,31 64,54
67,63 70,67
73,63 76,39
79,29 9,8
65,17 68,43
71,53 74,25
76,81 79,25
81,57 83,68
85,85 10,0
74,78 77,46
79,92 82,05
84,00 85,82
87,52 89,05
90,58
Sumber : Boyd 1988
2.4.5. Total fosfat