Menurut Welch 1952 ekosistem mengalir dicirikan dengan badan air yang bergerak atau mengalir secara berkesinambungan dengan arah terntentu. Sedangkan
menurut Dodds 2002 sungai memiliki karakteristik yang bagus dalam hidrologi, karena ketertarikaan saat banjir, erosi, dan supply air. Sungai yang alami pada
dasarnya merupakan refleksi dari proses vulkanik yang bersangkutan dengan transpor air dan material Reid 1961. Kecepatan arus, erosi, dan sedimentasi
merupakan fenomena umum yang terjadi di sungai sehingga kehidupan flora dan fauna pada sungai sangat dipengaruhi ketiga variabel tersebut Effendi 2003.
Menurut Reid 1961 berdasarkan faktor ekologi sungai dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
- Hulu sungai. Bagian dasar sungai yang memiliki kemiringan yang cukup
besar sehingga dicirikan dengan arus yang cepat. Substrat dasar biasanya terdiri dari batu dan kerikil, namun pada arus yang lambat pools
ditemukan juga substrat detritus organik yang sedikit dan pasir. -
Tengah sungai. Bagian dasar sungai yang memiliki kemiringan yang tidak terlalu besar sehingga dicirikan dengan arus yang lebih lambat
dibandingkan daerah hulu. Substrat dasarnya terdiri dari material kasar seperti pasir, namun pada bagian sungai yang sedikit tergenang pools dan
pinggiran sungai ditemukan lumpur. -
Hilir sungai. Bagian sungai yang terletak di mulut sungai dengan substrat dasarnya terdiri dari lumpur dan detritus organik. Pada bagian ini ditandai
dengan adanya semak-semak dan rawa.
2.3. Parameter Fisika
2.3.1. Padatan tersuspensi total Total Suspended Solid- TSS dan kekeruhan
Padatan total, sebagian besar terdiri dari bikarbonat yang merupakan anion utama di perairan yang telah mengalami transformasi menjadi karbondioksida,
sehingga karbondioksida dan gas-gas laiin tidak termasuk dalam padatan total saat pemanasan Boyd 1988. Menurut APHA 2005 padatan total adalah bahan yang
tersisa setelah air sampel mengalami evaporasi dan pengeringan pada suhu tertentu. Sedangkan padatan tersuspensi total Total Suspended Solid merupakan bahan-
bahan partikel renik yang melayang atau tercampur dalam air dan jika disaring
dengan kertas saring yang mempunyai pori- pori berdiameter 0.45 μm akan tertahan
Effendi 2003. Tinggi rendahnya nilai padatan tersuspensi tidak selalu diikuti oleh tinggi rendahnya nilai kekeruhan secara linier, karena pengukuran kekeruhan
didasarkan pada banyaknya cahaya yang tersisa setelah diserap oleh bahan-bahan yang terkandung dalam air, sedangkan padatan tersuspensi didasarkan atas bobot
residu dari bahan-bahan yang terkandung dalam air sebagai suspensi Widigdo 2001 in Feriningtyas 2005.
Alabaster dan Lloyd 1982 in Effendi 2003 mengkategorikan kesesuaian perairan untuk kepentingan perikanan berdasarkan nilai padatan tersuspensi total
menjadi 4 kelompok dalam Tabel 1.
Tabel 1. Kesesuaian perairan untuk kepentingan perikanan berdasarkan nilai padatan tersuspensi .
Sumber : Alabaster dan Lloyd 1982 in Effendi 2003
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 dengan kriteria baku mutu air kelas I, yaitu perairan tawar yang diperuntukkan sebagai air baku air
minum dan kelas III, yaitu perairan tawar yang diperuntukkan bagi kepentingan perikanan, peternakan, dan pertanaman harus memiliki nilai padatan tersuspensi
Total Suspended Solid dibawah 50 mgl dan 400 mgl. Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat didalam air Effendi 2003. Kekeruhan adalah kondisi yang dihasilkan air dari
adanya bahan tersuspensi di perairan. Secara umum kekeruhan air akan terjadi jika beban dari padatan tersuspensi banyak. Kekeruhan sungai yang berada didaerah
pegunungan hulu memiliki nilai yang sangat rendah dibandingkan sungai yang berada di hilir Welch 1952. Sedangkan menurut Reid 1961 di sungai yang
rendah, kekeruhan menjadi lebih dominan dan menjadi fitur karakteristik pada sebagian besar sungai. Bergantung pada sifat kimia alami dari material tersuspensi
Nilai TSS mgliter Pengaruh terhadap kepentingan perikanan
25 Tidak berpengaruh
25 – 80
Sedikit berpengaruh 81
– 400 Kurang baik bagi perikanan
400 Tidak baik bagi perikanan
dan ukuran partikel, warna sungai dapat berkisar mendekati putih, merah dan coklat. Di sungai yang kekeruhannya tidak terlalu banyak, plankton dapat berkembang dan
membuat warna sungai menjadi kehijauan. Menurut Mason 1981 nilai kekeruhan dapat menunjukan kandungan bahan
tersuspensi dan koloid yang terdapat pada perairan sungai. Kekeruhan di sungai terutama disebabkan oleh adanya erosi dari daratan yang terbawa masuk ke sungai.
Kekeruhan dapat menghalangi penetrasi cahaya matahari kedalam perairan sehingga dapat mengganggu proses fotosintesis. Menurut Effendi 2003, padatan tersuspensi
berkolerasi positif dengan kekeruhan. Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi, nilai kekeruhan juga semakin tinggi. Akan tetapi, tingginya nilai kekeruhan tidak selalu
diikuti dengan tingginya padatan terlarut.
2.3.2. Padatan terlarut total Total Dissolved Solid - TDS