Evaluasi Kualitas Perairan Way Perigi dengan Indeks STORET

Gambar 16. Sebaran nilai rata-rata debit air di setiap stasiun pengamatan Berdasarkan nilai yang diperoleh, debit air tertinggi yaitu pada stasiun 3. Hal ini dikarenakan terdapat masukan saluran air dari persawahan sepanjang sungai, sehingga debit air dari hulu ke hilir semakin meningkat. Nilai debit air terrendah yaitu pada stasiun 1, karena stasiun 1 merupakan mata air, sehingga volume air yang dihasilkan lebih rendah dari pada stasiun 2 dan 3. Faktor lain yang menyebabkan tingginya debit air adalah faktor curah hujan. Pada sampling 3 adalah saat hujan sehingga debit airnya lebih tinggi, daripada sampling 1 dan 2. Pada sampling 1, debit air juga masih tergolong tinggi, dikarenakan cuaca saat pengambilan sample adalah saat setelah hujan. Sedangkan pada sampling 2, cuaca pengambilan sample adalah panas terik, sehingga debit air lebih rendah. Debit air yang meningkat, akan meningkatkan kadar bahan-bahan alam terlarut secara eksponensial. Namun konsentrasi bahan-bahan antropogenik yang masuk badan air akan mengalami penurunan karena terjadi proses pengenceran Effendi 2003.

4.5. Evaluasi Kualitas Perairan Way Perigi dengan Indeks STORET

Indeks STORET menggambarkan baik buruknya kualitas perairan pada setiap lokasi pengamatan dengan membandingkan data hasil pengukuran dengan nilai baku mutu yang sesuai dengan peruntukaannya, kemudian diberi skor yang telah ditetapkan pada Indeks STORET. Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan Indeks STORET diperoleh hasil kriteria dan evaluasi perairan di Way 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 stasiun 1 stasiun 2 stasiun 3 m 3 det ik Sampling 1 Sampling 2 Sampling 3 Rata-rata Perigi di setiap stasiun selama pengamatan seperti pada Tabel 8 dan Gambar 17, serta Lampiran 3. Tabel 8. Jumlah skor STORET dan klasifikasi perairan pada setiap stasiun selama pengamatan Stasiun Skorstatus mutu Kriteria Klasifikasi 1 -24 Tercemar sedang Kelas C 2 Kondisi baik Kelas A 3 -2 Tercemar ringan Kelas B Gambar 17. Nilai Indeks STORET Way Perigi menurut PP RI no. 82 Tahun 2001 Berdasarkan nilai Indeks STORET di Way Perigi, dinyatakan bahwa status mutu dari sungai tersebut termasuk dalam tercemar sedang pada stasiun 1, kondisi baik pada stasiun 2 dan tercemar ringan pada stasiun 3. Pada stasiun 1 yang dibandingkan dengan baku mutu kelas 1 sebagai air baku air minum, ternyata termasuk kedalam tercemar sedang, hal ini dapat diduga pencemaran berasal dari limbah fosfat yang tinggi yang berasal dari kegiatan antropogenik yang menggunakan detergen untuk mencuci pakaian. Selain fosfat, nilai DO dan BOD yang melebihi baku mutu Lampiran 3 juga mengindikasikan bahwa bahan organik yang masuk ke stasiun 1 sudah melebihi ambang batas yang diperbolehkan untuk air baku air minum. Pada stasiun 2 dan 3 dibandingkan dengan baku mutu air kelas III, nilai BOD pada stasiun 3 yang melebihi nilai baku mutu menyebabkan stasiun 3 termasuk -40 -30 -20 -10 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Tercemar ringan Tercemar sedang Tercemar berat dalam kriteria tercemar ringan, berbeda dengan stasiun 2 yang masih termasuk dalam kondisi baik bagi kegiatan perikanan. Pada stasiun 3 yang termasuk dalam tercemar ringan dapat diduga dari jumlah bahan organik yang tinggi dan terakumulasi sepanjang aliran sungai.

4.6. Evaluasi Kualitas Air Perairan Way Perigi dengan Indeks Pencemaran