2. Pemodelan pembangunan visi, misi, dan rencana aksi menggunakan softeware ISM Concept Star
3. Pemodelan pemeringkatan kebijakan menggunakan software ANP Super Decisions.
4. Pemodelan jejaring keyakinan Bayesian untuk menggambarkan probabilitas tercapainya langkah awal yang utama dalam rangka pengembangan
agroindustri gula tebu, menggunakan software BBN Netica.
4.2.1 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dalam penelitian ini membahas pokok-pokok kepentingan dan kebutuhan para pihak pemangku kepentingan dalam agroindustri gula tebu.
Dengan menganalisis secara cermat mengenai kepentingan dan kebutuhan masing- masing pihak, diharapkan dapat menghasilkan gambaran yang lebih jelas mengenai
kemungkinan munculnya potensi sinergis dan antagonis. Di samping itu dalam analisis kebutuhan akan terungkap para pelaku utama
dalam agroindustri gula tebu. Kajian para pelaku dalam suatu sistem kegiatan usaha merupakan bagian dari ilmu ekonomi kelembagaan. Dalam ekonomi kelembagaan,
kajian yang diarahkan untuk mengungkapkan perbedaan kepentingan yang muncul dalam pengambilan keputusan yang berorientasi pasar dan non-pasar, serta terjadinya
biaya transaksi trancsaction cost dari kegiatan antar pelaku yang berulang-ulang, hal inilah merupakan unsur pembentuk harga Williamson, 1981
Pendapat Oliver E. Williamson, pemenang Nobel Ekonomi 2009, tepat diterapkan pada pengembangan agroindustri gula tebu terutama sesuai teorinya yang
menyangkut ekonomi kelembagaan mengenai semakin sulitnya dan tidak menentunya biaya informasi yang pada penghujungnya sangat menentukan biaya atau harga
produk gula. Lebih lanjut dalam analisis ekonomi kelembagaan berkenaan dengan para
pelaku yang saling terkait dalam agroindustri gula tebu, telah mengakibatkan munculnya ketidak tentuan dan peluang aportunisme dalam setiap transaksi atau
rangkaian transaksi. Hal inilah yang mengakibatkan gejala spekulasi yang dapat muncul pada tiap tahapan kegiatan agroindustri gula pada khususnya. Dengan
pemahaman perilaku yang diturunkan dari teori ekonomi kelembagaan ini, maka diharapkan para pemangku kepentingan dapat menghindari setiap upaya dari luar
sistem yang akan merugikan sistem.
Tabel 9 Analisis kebutuhan sistem, pelaku ekonomi kelembagaan dan potensi konflik antar pelaku.
No Pelaku
Kebutuhan Potensi Konflik
1 Petani
• Harga Tebu stabil layak
• Penentuan Rendemen yang
transparant •
Peningkatan Pendapatan •
Peningkatan Kesejahteraan •
Kemudahan Info pasar •
Harga tidak sesuai •
Ketidak jelasan kriteria inspeksi rendemen
2 Dinas
Pertanian •
Peningkatan Produksi Tebu •
Kesinambungan suplai tebu ke P.G.
• Peningkatan Kualitas Tebu
• Tercapai target produksi
• Ketidaksesuaian pencapaian
produksi tebu karena alternatif komoditas lain
mis. Padi
3 Dinas
Perdagangan •
Peningkatan kualitas gula lokal
• Penurungan Impor gula
• Stabilitas harga gula nasional
• Disparitas harga domestik
dan internasional
4 Lembaga
Pendana Keuangan
• Tingkat suku bunga layak
• Pengembalian Kredit lancar
dan tepat waktu •
Terjaminya modal yang diinvestasikan
• Persaingan dengan sumber
pendana informal
5 Pemerintah
Daerah •
Penciptaan lapangan pekerjaan
• Peningkatan investasi daerah
• Peningkatan infrastruktur
• Kebocoran pasokan bahan
baku tebu ke wilayah lain
6 Pemerintah
Pusat •
Pertumbuhan ekonomi nasional
• Pengembangan agroindustri
gula tebu •
Pertumbuhan Kesejahteraan •
Ketidakseimbangan portofolio pengembangan
komoditas lain.
7 Industri
Pabrikan Gula •
Peningkatan keuntungan •
Penurunan Biaya Produksi •
Kontinuitas suplai bhn baku •
Peningkatan Produktifitas •
Ketersediaan Sumber Dana •
Kelayakan Usaha bagi pengembangan pabrik baru
• Harga tidak stabil
• Kelemahan kelembagaan
pendukung
8 Importir legal
• Peningkatan keuntungan
• Kemudahan prosedur impor
• Harga gula memberikan
keuntungan •
Valas condong stabil •
Persaingan dengan Importir ilegal penyelundupan
• Nilai tukar valas fluktuatif.
9 Bea Cukai,
Fiskal •
Tercapai Target Pemasukan •
Penurunan Penyelundupan, impor ilegal
• Impor ilegal tak terkendali
4.2.2 Formulasi Permasalahan