Tahap penyusunan kuesioner Metoda pengumpulan data dan observasi

Bila ditinjau dari sisi Benefit, maka sejalan dengan makna Benefit yang setara dengan Strenght pada analisis SWOT, hasil simulasi menjunjukan kondisi agroindustri gula tebu saat ini seperti pada Gambar 30. Para pelaku FGD berpandangan pengembangan agroindustri gula tebu ke depan akan memiliki Benefit bila didukung oleh kebijakan Pengembangan Produk Alternatif. Gambar 30 Hasil simulasi peringkat kebijakan pada elemen Benefit Bila ditinjau dari sisi Cost yang setara dengan Weakness, maka hasil simulasi ANP menunjukan pemeringkatan kebijakan seperti pada Gambar 31. Gambar 31 Hasil simulasi peringkat kebijakan pada elemen Cost Para pelaku FGD berpandangan pengembangan agroindustri gula tebu ke depan akan menghadapi Cost kelemahan dan mereka berpandangan untuk menghadapi kelemahan ini perlu didukung oleh kebijakan yang protektif berupa Penerapan Tarif BM. Bila ditinjau dari sisi Opportunity, maka sejalan dengan makna Opportunity yang setara dengan Opportunity pada analisis SWOT, hasil simulasi menjunjukan kondisi agroindustri gula tebu saat ini seperti pada Gambar 32. Para pelaku FGD berpandangan pengembangan agroindustri gula tebu ke depan akan memiliki peluang Opportunity yang baik bila didukung oleh kebijakan yang protektif, seperti Penerapan Tarif Bea Masuk. Hasil simulasi menunjukan bahwa antara kebijakan Penerapan Tarif Bea Masuk dan kebijakan Pengembangan Produk Alternatif tidak terlalu jauh berbeda meskipun kebijakan protektif lebih unggul. Hal ini sejalan dengan kaidah strategi bahwa untuk mengoptimalkan peluang maka salah satunya adalah berkembang dengan dilindungi proteksi yang wajar. Gambar 32 Hasil simulasi peringkat kebijakan pada elemen Opportunity Bila ditinjau dari sisi Risk yang setara dengan Threat, maka hasil simulasi ANP menunjukan pemeringkatan kebijakan seperti pada Gambar 33. Para pelaku FGD berpandangan pengembangan agroindustri gula tebu ke depan akan memiliki ancaman Risk yang datang sewaktu-waktu. Untuk menghadapi ancaman ini perlu didukung oleh kebijakan yang protektif, seperti Penerapan Tarif Bea Masuk. Hasil simulasi menunjukan bahwa antara kebijakan Penerapan Tarif Bea Masuk dan kebijakan Pengembangan Produk Alternatif jauh berbeda. Hal ini sejalan dengan kaidah strategi bahwa untuk melindungi ancaman maka salah satunya perlu dilakukan kebijakan yang protektif.