9 KESIMPULAN DAN SARAN
9.1 Kesimpulan
Penelitian ini menghasilkan model sistem dinamis untuk mengambil keputusan kompleks bagi pengembangan agroindustri gula tebu. Dengan model ini dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut: 1. Model sistem dinamis pengambilan keputusan kompleks bagi pengembangan
agroindustri gula tebu merupakan model yang dibangun dengan mempertimbangkan elemen mikro pada tingkat korporasiperusahaan dan lingkungan makro sehingga
model ini dapat memberikan kegunaan pengambilan keputusan yang lebih akomodatif. Sebagai model yang fleksibel, model hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
mengambil keputusan strategis bagi rancangan investasi pabrik agroindustri gula baru green field project maupun restrukturisasi agroindustri gula yang sudah ada.
2. Model ini terdiri dari beberapa sub-model yaitu model sub-sistem petani tebu, pabrik gula, distribusi dan pemasaran, dan sub-model kebijakan pemerintah, serta model
integratif keseluruhan yang dapat digunakan untuk memutuskan strategi pada level perusahaan maupun level makro nasional melalui proses simulasi model. Model dari
hasil penelitian ini secara bertahap dibuat dengan menggunakan software sistem dinamis Stella versi terakhir 9.1.4 yang dikeluarkan oleh Iseesistems. Software Stella
dipergunakan sebagai alat untuk menggambarkan model utama yang merupakan representasi dari kenyataan sesungguhnya di lapangan. Model sistem dinamis
digunakan sebagai alat simulasi utama dalam penelitian ini. Selanjutnya penelitian ini menggunakan software Interpretive Structural Modelling
yang diterbitkan oleh Sorach, Inc. Software ISM dipergunakan untuk membangkitkan visi bersama para pemangku kepentingan dan digunakan untuk menyatukan ide yang
muncul pada saat Focused Group Discussion yang memunculkan 11 idea utama terkait cara peningkatan agroindustri gula tebu sehingga dapat tersusun menurut struktur yang
logis. Hasil dari pengolahan ISM menunjukan bahwa Peningkatan Produktifitas hasil panen tebu merupakan ide yang paling utama harus dilakukan mengawali semua ide-
ide pengembangan lainya.
Setelah itu penelitian ini menggunakan software Analytical Network Process berbasis Benefit Opportunity Cost Risk BOCR terbitan Superdecisions. Software ANP
dipergunakan untuk menangkap semua fenomena yang mempengaruhi tiga alternatif kebijakan utama: Kebijakan Fiskal berupa Penetepatan Tarif Bea Masuk, Dikungan
Kebijakan Moneter, dan Kebijakan Pengembangan Produk Alternatif. Dalam pengolahan ANP telah diperhitungkan faktor-faktor ekonomi, sosial, politik,
lingkungan hidup, perdagangan internasional, perkembangan pasar tenaga kerja, perkembanan teknologi, dan kriteria operasional tingkat pabrik.
Sebagai penyempurna alat bantu pengambilan keputusan, penelitian ini disempurnakan dengan model probabilitas untuk mengetahui sejauh mana keyakinan akan tercapainya
atau gagalnya suatu tujuan. Penelitian ini menggunakan software Bayesian Belief Network yang diterbitkan oleh Netica dan secara khusus diaplikasikan sebagai Jejaring
Keyakinan Bayesian pada ide utama hasil pemeringkatan ISM, yaitu Peningkatan Produktifitas Tebu.
3. Model sistem dinamis beserta pemrograman pendukung yang dilakukan dengan alat bantu software telah diverifikasi dan divalidasi dengan cara secara cermat dilakukan
pemeriksaan secara terus menerus untuk meyakinkan semua persamaan algoritma telah dilakukan dengan benar, semua persamaan telah sesuai dengan kaedah teori, semua
hubungan keterkaitan telah memenuhi logika yang umum dan tidak bertentangan dengan praktek dilapangan setelah diperiksa silang dengan nara sumber serta pakar
gula. Proses validasi dilakukan dengan melakukan uji coba olah data dengan berbagai input data yang berbeda dan dilakukan secara terus menerus hingga tidak ditemukan
kejanggalan. Dalam prakteknya, ke-empat software yang digunakan memiliki fungsi peringatan dini bila terjadi penyimpangan sehingga proses validasi pada dasarnya
dilakukan secara mandiri dan otomatis pada masing-masing software. 4. Hasil simulasi model sistem dinamis menunjukan target pada tahun 2014 yang telah
dicanangkan sebagai tahun swa sembada gula, sebagai berikut: diprakirakan terjadi kenaikan luas lahan tanam mencapai 8, naik dari 286,580 ha pada tahun 2010
menjadi 308,789 ha pada tahun 2014. Hasil panen tebu per hektar naik sebesar 16 sejalan dengan program kerja yang berupaya meningkatkan produktifitas dari tahun
2010 total sebesar 22,864,500 menjadi 26,506,222 pada tahun 2014. Kapasitas giling meningkat 28 hingga mencapai 163,004 ton cane per day pada tahun 2014.