Tabel 2.3. Status gizi dengan indikator BBTB atau BBTB Kategori Status Gizi
Ambang Batas Z-score Normal bila Z-Score
Gemuk bila Z-Score Kurus bila Z-Score
Sangat kurus bila Z-Score -2 SD sd 2 SD
2 SD -3 SD sd -2 SD
-3 SD Sumber WHO Antropometri 2005
2. Penilaian status gizi secara tidak langsung Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
Survei konsumsi makananpangan, statistic analisa ekologi dan statistic vital, dan Indeks Prognostik Rumah Sakit IPRS. Salah satu yang digunakan adalah konsumsi
makanan yang merupakan metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi Supariasa, 2002.
Konsumsi makanan adalah mengukur pangan yang dikonsumsi kemudian dianalisis kandungan gizinya, Jumlah zat gizi yang dikonsumsi dibandingkan dengan
kebutuhan anjuran makan sehari sesuai umur, jenis kelamin dan aktifitas WKNPG, 2004.
2.5. Pengetahuan Gizi Ibu dengan Status Gizi Balita.
Pengetahuan gizi merupakan prasyarat penting untuk terjadinya perubahan sikap dan perilaku gizi. Bagi masyarakat pedesaan, pengetahuan gizi dapat diperoleh
dari berbagai sumber, misalnya dari kader program gizi. Pengetahuan juga merupakan hal yang mempengaruhi seseorang dalam memilih dan mengkomsumsi
makanan. Semakin baik pengetahuan gizi seseorang maka akan semakin
Universitas Sumatera Utara
memperhatikan kualitas dan kuantitas pangan yang dikonsumsinya Khomsan, 2009 dalam Lusiyana, 2011.
Pengetahuan tentang gizi yang harus dimiliki masyarakat antara lain kebutuhan-kebutuhan bagi tubuh karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Selain itu, jenis-jenis makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh tersebut, baik secara kualitatif dan kuantitatif, akibat atau penyakit-
penyakit yang disebabkan karena kekurangan gizi dan sebagainya Notoatmodjo, 2005 dalam Lusiyana, 2011. Pengetahuan gizi ibu yang baik akan meningkatkan
kesadaran ibu untuk menerapkan perilaku Kadarzi. Perilaku Kadarzi salah satu faktor yang berhubungan terhadap status gizi balita Gabriel 2008, dalam Lusiyana, 2011.
Dengan pengetahuan tentang gizi yang baik, seseorang ibu dapat memilih dan memberikan makan bagi balita baik dari segi kualitas maupuin kuantitas
yangmemenuhi angka kecukupan gizi. Asupan makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi dapat mempengaruhi status gizi Lusiyana, 2011. Penyediaan
makanan keluarga dalam hal ini dilakukan oeh seorang ibu, banyak yang tidak memanfaatkan bahan makanan yang bergizi, hal ini disebabkan salah satunya karena
kurangnya pengetahuan akan bahan makanan yang bergizi. Semakin banyak pengetahuan gizinya, semakin diperhitungkan jenis dan
jumlah makanan yang dipilih untuk dikonsumsi. Orang mempunyai cukup pengetahuan gizi akan memilih makanan yang paling menarik panca indera, dan tidak
mengadakan pilihan berdasarkan nilai gizi makanan. Sebaliknya mereka yang semakin banyak pengetahuan gizinya, lebih mempergunakan pertimbangan rasional
dan pengetahuan tentang gizi makanan tersebut Sediaoetama, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Perilaku Kesehatan dan Gizi