memajukan tumbuh kembang anak, serta mempunyai pengetehuan yang cukup mengenai tumbuh kembang anak
Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryani 2007 yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan atau bermakna
pada sikap memmbang anak, serta mempunyai pengetahuan cukup mengenai tumbuh kembang anak.beri makan dengan status gizi. Sejalan dengan teori menurut Jellife
1994 faktor yang mempengaruhi status gizi anak, diantaranya adalah faktor eksternal yang 6 meliputi keadaan infeksi, konsumsi makanan, kebudayaan, sosial
ekonomi, produksi pangan, sarana kesehatan serta pendidikan kesehatan.
5.3. Hubungan Konsumsi Energi dam Protein Pada Anak dengan Status Gizi
Dari hasil uji chi-square pada tabel. 4.16. dan tabel. 4.17 terlihat bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan dimana p = 0,028 p 0,05 artinya
terdapat hubungan konsumsi energi anak dengan status gizi anak, demikian juga antara konsumsi protein dengan status gizi anak mempunyai hubungan, dimana p =
0,029 p 0,05 artinya terdapat adanya hubungan konsumsi protein dengan status gizi anak balita.
Hal ini dapat menunjukkan bahwa ibu mengetahui kegunaan dari konsumsi energi protein . Energi dibutuhkan tubuh anak sesuai umur, jenis kelamin dan kondisi
jaringan tubuhnya, sama halnya dengan kebutuhan protein. Faktor penentu kebutuhan protein yang spesifik adalah pertumbuhan. Anak di usia 12-59 bulan seperti yang
diteliti di pemukiuman sepanjang rel kereta api Kelurahan Gaharu Kecamatan Medan Timur dapat dikatakan pertumbuhan yang membutuhkan protein lebih tinggi
Universitas Sumatera Utara
dibanding orang dewasa. Secara umum kebutuhan protein adalah 1 gram per kilogram berat badan
Status gizi dapat diketahui dengan berbagai macam cara. Menurut Supariasa 2001 status gizi dapat diukur dengan dua cara yaitu secara langsung yang meliputi
pemeriksaan antropometri, klinis, dan biokimia dan secara tidak langsung yaitu melalui survei konsumsi makanan, statistpaling sering digunakan dan mudah untuk
dilakukan yaitu penilaian secara antropometri, salah satu cara yaitu dengan membandingkan antara berat badan dengan umur, yang menurut Supariasa 2001
merupakan cara yang cukup efisien.ik vital, dan ekologi. Metode yang Menurut WHO dalam Rumida, 2009, ketidakseimbangan asupan dan
keluaran energi mengakibatkan pertumbuhan berat badan. Selain itu kapasitas penyimpanan makro nutrien juga menentukan keseimbangan energi. Protein
mempunyai kapasitas penyimpanan protein tubuh dalam jumlah terbatas dan metabolisme asam amino diregulasi dengan ketat, sehingga bila intake protein
berlebih dapat dipastikan akan dioksidasi, sedangkan karbohidrat mempunyai kapasitas penyimpanan dalam bentuk glukogen hanya dalam jumlah kecil. Bila
konsumsi energi berlebih, maka sekitar 60-80 disimpan dalam bentuk lemak tubuh. Kebiasaan makan anak sekarang ini kurang baik seperti makan apapun asal
kenyang, ataupun makan sekedar untuk bersosialisasi, demi kesenangan dan supaya tidak kehilangan status. Unsur-unsur gizi pada makanan yang dikonsumsi kurang
diperhatikan, sebab saat memilih makanan anak lebih mementingkan kesenangan. Kondisi gizi seseorang, baik kekurangan dan kelebihan, sangat tergantung
pada asupan makanan atau zat gizi yang masuk kedalam tubuh. Status gizi yang baik
Universitas Sumatera Utara
dapat terwujud apabila makanan yang dikonsumsi tergolong cukup, baik dari segi jumlah, mutu, maupun keragaman serta tidak terdapat infeksi penyakit Aritonang,
2004. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Astuti 1998 yang
menyatakan bahwa konsumsi makan yang mempengaruhi status gizi RP = 5,77. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Aritonang 2004 yang menyatakan adanya
hubungan yang nyata p 0,05 antara konsumsi pangan dengan status gizi. Dalam penelitian ini kondisi kesakitan dijadikan kriteria pemilihan sampel,
dimana syarat untuk menjadikan sampel penelitian ini adalah setiap siswa-siswi yang berada dalam kondisi sehat pada saat penelitian berlangsung.
Penjelasan lain yang dapat diberikan adalah adanya kemungkinan riwayat penyakit yang dialami oleh ibu dalam rentang waktu yang berdekatan dengan waktu
penelitian yang diadakan, yang pada saat penelitian berlangsung dinyatakan sudah sembuh.
5.4. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Status Gizi