Sikap Ibu Konsumsi Energi Protein

2.2. Sikap Ibu

Sikap adalah perasaan mendukung atau memihak favorable maupun perasaan tidak mendukung unfavorable pada suatu objek. Sikap bersifat dan berakhir pada nilai yang dianut dan terbentuk kaitannya dengan suatu objek. Sikap merupakan perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap objek, orang dan keadaan. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek, manisfestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya bisa di tafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari Notoatmodjo, 2007. Sikap dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari mempengaruhi gizi anak, hal ini dapat dilihat dari konsumsi makanan yang diberikan kepada anak. Sikap ibu disini maksudnya persepsi masyarakat terhadap penanganan gizi buruk, pandangan masyarakat terhadap manfaat dan pelayanan yang diberikan posyandu maupun puskesmas. Salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi pada anak adalah masih rendahnya perilaku gizi dan sikap ibu sebagai orang tua dalam merawat yang sangat dominan dalam keluarga.

2.3. Konsumsi Energi Protein

Konsumsi Energi Protein adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok orang untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial Suhardjo, 1986. Universitas Sumatera Utara Pengertian pola makan menurut Lie Goan Hong dalam Sri Kerjati 1985 adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang di makan tiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu Santoso, 2004. Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai macam pengolahannya. Di masyarakat dikenal kebiasaan makan dan selera makan, yang terbentuk dari kebiasaan masyarakat. Dalam penyusunan hidangan untuk anak sangat perlu diperhatikan disamping kebutuhan zat gizi yang seimbang untuk hidup sehat dan bertumbuh kembang. Konsumsi energi yang tidak seimbang akan menyebabkan keseimbangan positif dan negatif. Kecukupan zat gizi ini berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak, maka pengetahuan dan kemampuan mengelola makanan sehat untuk anak adalah suatu hal yang amat penting Santoso, 2004. Menurut Powers, 2005, keluarga, teman sebaya, media dan lingkungan sangat mempengaruhi perilaku kesehatan khususnya pemberian makan anak-anak. Untuk merubah konsumsi makan, merupakan cara awal yang efektif, akan tetapi harus memiliki pengetahuan dan pendidik harus memahami tujuan pendidikan gizi dan teori yang mendukung program pendidikan gizi tersebut. Banyak orang tua bingung memutuskan konsumsi makan yang bagaimana baiknya untuk anak-anaknya. Informasi gizi sebenarnya kini sudah banyak tersebar melalui berbagai media massa, oleh karena itu orang tua bisa menilai dirinya sendiri apakah konsumsi makan mereka saat ini sudah memenuhi anjuran gizi seimbang. Kalau jawabanya sudah, maka mereka tinggal menerapkan pada anaknya yang masih Universitas Sumatera Utara balita. Kalau tidak, orang tua harus tau juga akibat dari kekurangan energi protein yang terus menerus akan menimbulkan gejala seperti daya tahan tubuh menurun, rentan terhadap penyakit dan daya kerja merosot Kartasapotra, 2003. Kebiasaan makan yang baik yang ditanamkan sejak anak masih kecil akan berpengaruh terhadap status gizi anak tersebut Khomsan, 2002. Pada penelitian ini digunakan metode food recall 24 jam. Metode ini digunakan untuk estimasi jumlah pangan dan minuman yang termakan untuk seseorang selama 24 jam yang lalu atau sehari sebelum wawancara dilakukan. Jumlah konsumsi makanan individu ditayangkan secara teliti dengan menggunakan alat URT sendok, gelas, piring atau ukuran lainnya yang bisadipergunakan sehari-hari antara lain food frekuensi kebiasaan jajanhari. Untuk Interpretasi hasil, klasifikasi tingkat konsumsi dibagi menjadi 4 dengan cut off points sebagai berikut Supariasa, 2002 : Baik : 100 AKG Sedang : 80 - 99 AKG Kurang :70 – 80 AKG Defisit : 70 AKG

2.4. Status Gizi Balita

Dokumen yang terkait

Gambaran Status Gizi Dan Tingkat Konsumsi Energi Protein Pada Penderita Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Medan Johor

11 124 97

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI PENGASUH DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI PROTEIN DAN STATUS GIZI BATITA Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi Pengasuh dengan Tingkat Konsumsi Energi Protein dan Status Gizi Batita di Wilayah Puskesmas Undaan Kabupaten Kudus.

0 2 18

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA, ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita, Asupan Energi Dan Protein Balita Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Banyudono I Ka

0 4 11

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK DAN KARBOHIDRAT DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI KELURAHAN Hubungan Asupan Energi, Protein, Lemak Dan Karbohidrat Dengan Status Gizi Pada Anak Usia Prasekolah Di Kelurahan Sangkrah Dan Semanggi Kecama

0 1 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Dengan Status Gizi Pada Anak Usia 0-24 Bulan Di Pemukiman Kumuh Kelurahan Gilingan Surakarta.

0 0 12

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU, TINGKAT KONSUMSI PANGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK DI BAWAH DUA TAHUN DI Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Ibu, Tingkat Konsumsi Pangan Dengan Status Gizi Anak Di Bawah Dua Tahun Di Kelurahan Kestalan Kecamatan Banjarsa

0 1 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Gizi Dengan Status Gizi Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Kabupaten Sukoharjo.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI STUNTING DAN PERKEMBANGAN BALITA USIA 12-59 BULAN

1 2 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI IBU DENGAN KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN TERHADAP STATUS GIZI ANAK USIA 12-59 BULAN DI PEMUKIMAN SEPANJANG REL KERETA API KELURAHAN GAHARU KECAMATAN MEDAN TIMUR

0 0 33

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Gizi Ibu Dengan Konsumsi Energi Dan Protein Terhadap Status Gizi Anak Usia 12-59 Bulan Di Pemukiman Sepanjang Rel Kereta Api Kelurahan Gaharu Kecamatan Medan Timur

0 0 15