Tabel. 4.17 Hubungan Konsumsi Protein anak dengan Status Gizi Anak balita
Konsumsi Protein
anak Status Gizi Balita
P Sangat
Kurus Kurus
Normal Gemuk
Jumlah f
f f
f n
Sedang Kurang
Defisit 1
0,0 2,2
0,0 2
36 9
66,7 78,3
90,0 1
7 1
33,3 15,2
10,0 2
0,0 4,3
0,0 3
46 10
100,0 100,0
100,0 0,029
4.10. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Status Gizi Anak
Untuk hubungan pengetahuan ibu dengan status gizi anak balita dari hasil uji chi-square didapat nilai p = 0,029, artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan,
dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut : Tabel. 4.18. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Status Gizi Anak
Pengetahuan Ibu
Status Gizi Balita P
Sangat Kurus
Kurus Normal
Gemuk Jumlah
f f
f f
N
Baik Sedang
Kurang 1
0,0 0,0
1,9 4
43 0,0
66,7 82,7
1 1
7 100,0
16,7 13,5
1 1
0,0 16,7
1,9 1
6 52
100,0 100,0
100,0 0,029
4.11. Hubungan Sikap Ibu Dengan Status Gizi Anak
Untuk hubungan sikap Ibu dengan status gizi anak balita dari hasil uji chi- square didapat nilai p = 0,009, artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan,
dapat dilihat pada tabel 4.19. berikut Tabel 4.19. Hubungan Sikap Ibu Dengan Status Gizi Anak
Pengetahuan Ibu
Status Gizi Balita P
Sangat Kurus
Kurus Normal
Gemuk Jumlah
f f
f f
N
Baik Cukup
Kurang 1
0,0 0,0
1,9 3
44 75,0
0,0 83,0
1 1
7 25,0
50,0 13,5
1 1
0,0 50,0
1,9 4
2 53
100,0 100,0
100,0 0,009
Universitas Sumatera Utara
42
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Konsumsi Energi dan Protein
Dari hasil uji chi-square pada tabel. 4.12. dan tabel. 4.13 terlihat bahwa terdapat hubungan yang signifikan dimana p = 0,004 p 0,05 artinya adanya
hubungan pengetahuan ibu dengan konsumsi energi anak, dan pengetahuan ibu dengan konsumsi protein terdapat hubungan yang sangat signifikan dimana p = 0,015
p 0,05 artinya terdapat hubungan pengetahuan ibu dengan pola makan konsumsi protein anak.
Hubungan pengetahuan ibu dengan Konsumsi Energi ada hubungan, berarti jumlah karbohidrat yang dikonsumsi anak sudah terpenuhi dalam kebutuhan sehari-
hari, terlihat bahwa ibu sudah mampu membujuk anaknya untuk makan, dan ibu memberi anaknya makan 3 x sehari dengan jumlahporsi yang dibutuhkan anak dalam
satu hari juga ibu telah mengetahui jenis makanan yang memiliki karbohidrat, seperti nasi, mie, teh manis dan olahannya
Hal ini dapat dilihat bahwa ibu mulai memikirkan bagaimana cara untuk meningkatkan selera anak agar mau makan, bukan membiarkan anak tidak makan
sama sekali, ibu juga sudah mulai faham membuat makanan beragam agar dapat meningkatkan nafsu makan anaknya.
Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi seseorang dalam memilih makanan untuk masyarakat yang berpendidikan dan cukup pengetahuan tentang gizi,
pertimbangan, fisiologis lebih menonjol dibandingkan dengan kebutuhan kepuasan fisikis. Tetapi umumnya akan terjadi kompromi antara keduanya, sehingga akan
Universitas Sumatera Utara