Kelebihan Media Video Media Belajar Audio-visual

33 Berdasarkan dari penjelasan langkah penggunaan media audio-visual video di atas, sebelum penggunaan media video di ruang kelas, sebaiknya guru melakukan seleksi terhadap media yang akan digunakan. Video yang dipilih harus sesuai dengan materi memelihara lingkungan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan langkah-langkah penggunaan video di ruang kelas sesuai dengan pendapat Arief S. Sadiman

5. Kelebihan Media Video

Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther dan James D. Russell terjemahan Arif Rahman, 2011: 411, mengemukakan keuntungan dan keterbatasan penggunaan media audio-visual video dalam proses pembelajaran yaitu: a. Bergerak, gambar-gambar bergerak memiliki keuntungan yang jelas dari pada gambar diam dalam menampilkan konsep dimana gerakan sangatlah penting. b. Proses, pengoperasian seperti tahapan proses perakitan atau percobaan ilmiah, di mana gerakan berurutan sangatlah penting bisa ditampilkan lebih efektif. c. Pengamatan yang bebas resiko, video memungkinkan para siswa untuk mengamati fenomena yang mungkin saja terlalu berbahaya untuk dilihat secara langsung. d. Dramatisasi, reka ulang yang dramatis bisa menghidupkan kepribadian dan kejadian bersejarah sehingga memungkinkan siswa untuk mengamati dan menganalisis interaksi manusia. 34 e. Pembelajaran keterampilan, melalui video siswa dapat melihat sebuah penampilan berulang kali untuk bisa menyamai. f. Pembelajaran efektif, video berpotensi besar untuk dampak emosional sehingga bisa bermanfaat dalam pembentukan sikap dan social. g. Penyelesaian masalah, dramatisasi yang berakhiran terbuka sering kali digunakan untuk menyajikan situasi tak terselesaikan, yang membuat para pemirsa mendiskusikan berbagai cara untuk mengatasi masalah tersebut. h. Pemahaman budaya, kita bisa mengembangkan apresiasi yang mendalam terhadap budaya orang lain dengan melihat penggambaran kehidupan sehari-hari dalam masyarakat lainnya. i. Membentuk kebersamaan keterbatasan, melihat program video bersama-sama, sebuah kelompok orang yang berbeda-beda bisa membangun dasar kebersamaan pengalaman untuk membahas sebuah isu efektif. Selain itu, Arief S. Sadiman 2009: 74 juga mengemukakan pendapatnya tentang kelebihan dan keterbatasan video dalam proses pembelajaran yaitu: a. Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan lainnya. b. Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dari ahli atau spesialis. 35 c. Demonstrasi yang sulit dapat direkam sebelumnya, sehingga dalam waktu mengajar guru dapat memusatkan perhatian dan penyajiannya. d. Menghemat waktu. e. Volume suara dapat diatur sesuai dengan keinginan. f. Guru dapat mengatur dimana ia akan menghentikan gerakan gambar, dengan arti kontrol sepenuhnya ada pada guru. Pendapat lain dikemukakan oleh Azhar Arsyad 2003: 49 tentang kelebihan dan kekurangan media video antara lain: a. Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari peserta didik ketika mereka membaca, berdiskusi, praktik, dan lain- lain. Film merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung ketika berdenyut. b. Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang. c. Selain mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan segi-segi afektif lainnya. d. Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif daoat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta didik. e. Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya. f. Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kecil. 36 Berdasarkan pendapat di atas, banyak sekali keuntungan yang dapat diperoleh jika menggunakan media audio-visual video dalam pembelajaran. Pada penelitian ini penggunaan media video difokuskan untuk meningkatkan minat belajar siswa.

E. Pengunaan Media Audio-visual video dalam Pembelajaran IPS

Berdasarkan Karakteristik Siswa Kelas III Sekolah Dasar Masa kanak-kanak akhir sering disebut sebagai masa sekolah atau sekolah dasar. Masa ini dialami anak pada usia 6 tahun sampai usia 12 tahun. Masuk sekolah untuk pertama kalinya memberikan pengalaman baru yang menuntut anak untuk mengadakan penyesuaian dengan lingkungan sekolah. Pengalaman siswa masuk kelas satu juga merupakan peristiwa penting bagi kehidupan anak, sehingga mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku. Pada awal masuk sekolah sebagian anak mengalami gangguan keseimbangan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sekolah Rita Eka Izzaty, 2008: 104. Peran IPS sebagai mata pelajaran yang memberikan bekal siswa menghadapi lingkungannya sangat diperlukan dalam tahap perkembangan anak usia sekolah dasar. Terlebih pada anak usia sekolah dasar kelas awal yang memiliki karakteristik dimana menurut Rita Eka Izzaty 2008: 105, bahwa anak usia sekolah dasar kelas awal memiliki perkembangan kognitif pemahaman terhadap konsep yang pada awalnya masih samar-samar menjadi lebih konkret. Anak menggunakan operasi mental untuk memecahkan masalah yang aktual dan konkret.