c Setelah siswa selesai mengerjakan post test, guru
menyampaikan materi yang akan dipelajari di pertemuan selanjutnya, yaitu mengenai Pencatatan Jurnal Khusus pada
Perusahaan Dagang. d
Setelah diskusi dengan guru, angket tidak dibagikan di siklus I karena terjadi kemoloran waktu sekitar 15 menit sehingga
memakai jam pelajaran mata pelajaran selanjutnya. e
Guru menutup pelajaran dengan salam.
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan pada penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat dibantu oleh guru pengampu. Penelitian ini berfokus pada
pencapaian Prestasi Belajar Kompetensi Dasar Jurnal Khusus siswa setelah dilakukannya tindakan Implementasi Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Heads Together NHT, sehingga pengamatan yang dilakukan pada saat proses pembelajaran tidak
sedetail sebagaimana yang dilakukan pada pengamatan aktivitas belajar. Berikut ini dalah hasil pengamatan selama pelaksanaan
tindakan pada siklus I: Tabel 8. Ringkasan Prestasi Belajar Kompetensi Dasar Jurnal Khusus
pada Siklus I
Kategori Nilai Pre test
Post test Frekuensi
Frekuensi
N ilai ≥ 75 Tuntas
3 11
14 52
Nilai 75
Belum Tuntas
24 89
13 48
Siswa Hadir 27
93,1 27
93,1 Siswa Tidak Hadir
2 6,9
2 6,9
Rata-rata Nilai 48,4
67,3 Sumber: Data Primer yang diolah terlampir pada halaman 154
Berdasarkan data di atas, terlihat rata-rata nilai siswa sebelum tindakan sebesar 48,4 menjadi 67,3 pada setelah tindakan. Hal ini
menunjukkan terjadi adanya peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus I yaitu sebesar 18,1. Ditinjau dari aspek ketuntasan belajar
siswa, terlihat 27 siswa 93,1 yang mengikuti pre test sebelum tindakan baru
3 siswa 11 yang telah mencapai nilai ≥ 75 atau telah mencapai KKM sedangkan setelah dilakukan tindakan terdapat
peningkatan, yaitu sebanyak 14 siswa 52 telah mencapai nilai ≥ 75 atau telah mencapai KKM. Peningkatan sebesar 41 dari sebelum
dan sesudah tindakan belum sesuai dengan indikator keberhasilan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Implementasi Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT untuk meningkatkan prestasi belajar pada Siklus I belum optimal
mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.
d. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengadakan perbaikan dari pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti. Setelah dianalisis
hasil refleksi terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:
1 Kendala yang dialami pada siklus I
a Guru masih kesulitan dalam mengkondisikan kelas saat awal
pelajaran sehingga masih banyak siswa yang gaduh saat proses pembelajaran dimulai.
b Sempat terjadi kemoloran waktu saat diskusi kelompok siswa.
Hal ini menyebabkan angket tidak bisa disebarkan pada pertemuan pertama.
c Masih terdapat siswa yang memiliki prestasi belajar yang rendah
dikarenakan pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa- siswa tersebut sibuk sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan
dari guru, sehingga mereka kurang memahami materi yang telah diberikan.
d Siswa hanya memperhatikan presentasi ketika nomor kepala
yang sama dipanggil, sedangkan siswa yang lain kurang memperhatikan dan mengobrol di luar topik pembelajaran.
2 Model pembelajaran yang digunakan menuntut siswa untuk
berlatih bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan kelompok melalui tugas-tugas yang diberikan, sehingga siswa dapat
memahami materi sendiri dengan mengerjakan tugas tersebut. 3
Tindak lanjut a
Penjelasan guru tentang materi diberikan di akhir pembelajaran sebagai kesimpulan dari presentasi siswa agar siswa mau
mendengarkan penjelasan dari guru. b
Peraturan dalam pembelajaran di kelas dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together NHT lebih ditegaskan lagi sehingga kegiatan dapat
berlangsung sesuai dengan yanng direncanakan.
c Memberi games untuk kelompok nomor kepala yang sama
sebagai syarat siswa dapat menjawab soal yang telah diberikan. Hal ini dilakukan agar siswa tidak cepat jenuh dengan proses
pembelajaran.
2. Laporan Siklus II