25 memberikan masukan kepada pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan
pariwisata daerah tersebut.
4. Pengembangan Potensi Pariwisata
a. Pengertian Pariwisata
Menurut pendapat Oka A. Yoeti 1996:112 Istilah pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu pari dan wisata. “Pari”
berarti berulang-ulang atau berkali-kali, sedangkan “wisata” berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan secara
berulang-ulang. Lebih lanjut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 mengenai kepariwisataan mendefinisikan bahwa pariwisata
merupakan berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan
Pemerintah Daerah. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pariwisata merupakan segala macam kegiatan yang terkait wisata dan didukung berbagai
fasilitas dan layanan, baik dari masyarakat, pengusaha, dan Pemerintah. Sedangkan Oka A. Yoeti 1996: 116 mendefinisikan Istilah pariwisata
merupakan suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk
berusaha atau mencari nafkah di tempat yang ia kunjungi, namun semata-mata untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Hal ini diperkuat dengan pendapat Salah Wahab dalam Yoeti 1996 : 116 yang menjelaskan bahwa pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang
dilakukan secara sadar yang mendapatkan pelayanan secara bergantian di antara
26 orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri ataupun diluar negeri meliputi
pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beranekaragam dan berbeda dengan apa yang dialami di tempat ia
memperoleh pekerjaan tetap. Lebih lanjut Hunzieker dan K. Krapt dalam A. Yoeti 1996:115
Memberikan batasan yang bersifat teknis, dan mengartikan pariwisata merupakan keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman
orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang
sifatnya sementara tersebut. Dari beberapa pendapat maka dapat disimpulkan bahwa definisi pariwisata adalah suatu keseluruhan gejala yang ditimbulkan dari
perjalanan yang bersifat sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain semata- mata untuk memenuhi keinginan dan mencari kepuasan.
b. Pengertian Pengembangan Pariwisata
Menurut J. S Badudu 1994 dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia bahwa pengembangan merupakan suatu hal, cara atau hasil kerja mengembangkan.
Sedangkan menurut Poerwadarminta 2002: 438 pengembangan merupakan suatu proses atau cara menjadikan sesuatu menjadi maju, baik, sempurna dan berguna.
Pengembangan ini harus ada perubahan dari baik menjadi lebih baik dengan dengan strategi – strategi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Lebih lanjut pengertian pengembangan pariwisata yang dikemukakan oleh Oka A. Yoeti 1983: 56 adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan berencana
untuk memperbaiki obyek wisata yang sedang dilakukan dipasarkan ataupun yang
27 akan dipasarkan. Pengembangan tersebut meliputi perbaikan obyek dan pelayanan
kepada wisatawan semenjak berangkat dari tempat tinggalnya menuju tempat tujuan hingga kembali ke tempat semula.
Dalam pengembangan pariwisata terdapat unsur-unsur pariwisata yang harus dikembangkan, Suwantoro 2001: 19-24 menjelaskan bahwa unsur pokok
yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata meliputi:
1 Objek dan Daya Tarik Wisata, daya tarik wisata yang juga disebut
objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata.
2 Sarana dan Prasarana Wisata, sarana wisata merupakan kelengkapan
daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Berbagai sarana
wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata ialah penginapan, biro perjalanan, alat transportasi, rumah makan serta
sarana pendukung lainnya. Sedangkan prasarana wisata merupakan sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak
dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya ke daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan,
dan lain sebagainya.
3 Tata laksana atau infrastuktur, Situasi yang mendukung fungsi sarana
dan prasarana wisata, baik berupa sistem pengelolaan maupun bangunan fisik. Seperti halnya sistem pengairan, sumber listrik, dan
jalur angkutan.
4 Masyarakat dan lingkungan, terbinanya masyarakat yang sadar wisata
akan berdampak positif karena mereka akan memperoleh keuntungan dari para wisatawan yang berkunjung. Selain itu perlu adanya upaya
untuk menjaga kelestarian lingkungan dalam pengelolaan obyek wisata. Serta kelestarian budaya yang tidak tercemar oleh budaya
asing yang masuk akan memberikan kenangan yang mengesankan bagi para wisatawan yang berkunjung.
Apabila di suatu daerah pengembangan pariwisata itu baik, maka dengan sendirinya akan memberi dampak positif bagi daerah itu, karena dapat
menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat. Selain itu
pengembangan pariwisata juga bertujuan untuk memberikan keuntungan bagi