23 pariwisata, meningkatkan sumber daya manusia, mendorong terwujudnya Sapta
Pesona keamanan,
ketertiban, keindahan,
kesejukan, kebersihan,
Keramahtamahan dan kenangan, meningkatkan mutu produk wisata dalam rangka meningkatkan daya saing serta memulihkan pariwisata secara keseluruhan.
Tujuan pembentukan Pokdarwis adalah sebagai mitra pemerintah dalam meningkatkan
kesadaran masyarakat
dalam bidang
pariwisata, meningkatkan sumber daya manusia, mendorong terwujudnya Sapta Pesona,
meningkatkan mutu produk wisata dalam rangka daya saing serta memulihkan pariwisata secara keseluruhan Nur Rika Puspita, 2012: 42.
Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan dari pembentukan kelompok sadar wisata adalah meningkatkan peran dan kesadaran masyarakat
dalam pembangunan kepariwisataan, bekerjasama dengan para pemangku kepentingan, meningkatkan sumber daya manusia, meningkatkan daya saing
pariwisata di daerahnya, menumbuhkan sikap dan dukungan positif melalui perwujudan nilai-nilai
Sapta Pesona, memperkenalkan, melestarikan dan memanfaatkan potensi daerah sebagai upaya dalam pengembangan pariwisata
sehingga dapat memberikan manfaat dan kesejahteraan masyarakat sekitar meningkat.
c. Fungsi Kelompok Sadar Wisata
Menurut buku panduan Kelompok Sadar Wisata 2012: 18 dijelaskan secara umum, fungsi Pokdarwis dalam kegiatan kepariwisataan adalah:
1 Sebagai penggerak Sadar Wisata dan Sapta Pesona di lingkungan objek
pariwisata. 2
Sebagai Mitra Pemerintah dan pemerintah daerah kabupatenkota dalam upaya perwujudan dan pengembangan sadar wisata di daerah tersebut.
24 Fungsi dari kelompok sadar wisata yaitu sebagai penggerak sadar wisata
dan Sapta Pesona, sebagai mitra pemerintah
dalam mewujudkan dan pengembangan wisata di daerah tersebut.
d. Kegiatan Kelompok Sadar Wisata
Lingkup kegiatan Pokdarwis menurut buku panduan Kelompok Sadar Wisata 2012: 27 adalah berbagai kegiatan yang dapat diprogramkan dan
dilaksanakan untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pembentukan organisasi Pokdarwis. Lingkup kegiatan tersebut meliputi, antara lain:
1 Peningkatan pengetahuan dan wawasan para anggota Pokdarwis dalam
bidang kepariwisataan. 2
Peningkatan kemampuan dan ketrampilan para anggota dalam
mengelola bidang usaha pariwisata dan usaha terkait lainnya. 3
Mendorong dan memotivasi masyarakat agar menjadi tuan rumah yang baik dalam mendukung kegiatan kepariwisataan di daerahnya.
4 Mendorong dan memotivasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas
lingkungan dan daya tarik pariwisata setempat melalui upaya-upaya perwujudan Sapta Pesona.
5 Mengumpulkan, mengolah dan memberikan pelayanan informasi
kepariwisataan kepada wisatawan dan masyarakat setempat. 6
Memberikan masukan kepada pemerintah dalam mengembangkan kepariwisataan di daerah setempat.
Dari penjelasan di atas mengenai kegiatan kelompok sadar wisata dapat disimpulkan
bahwa kegiatan
tersebut meliputi
mengembangkan dan
melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan kepariwisataan, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam mengelola
usaha, memotivasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan daya tarik melalui perwujudan Sapta Pesona, mengelola dan memberikan pelayanan
infomasi kepariwisataan kepada wisatawan dan masyarakat setempat,
25 memberikan masukan kepada pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan
pariwisata daerah tersebut.
4. Pengembangan Potensi Pariwisata
a. Pengertian Pariwisata
Menurut pendapat Oka A. Yoeti 1996:112 Istilah pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu pari dan wisata. “Pari”
berarti berulang-ulang atau berkali-kali, sedangkan “wisata” berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan secara
berulang-ulang. Lebih lanjut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 mengenai kepariwisataan mendefinisikan bahwa pariwisata
merupakan berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan
Pemerintah Daerah. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pariwisata merupakan segala macam kegiatan yang terkait wisata dan didukung berbagai
fasilitas dan layanan, baik dari masyarakat, pengusaha, dan Pemerintah. Sedangkan Oka A. Yoeti 1996: 116 mendefinisikan Istilah pariwisata
merupakan suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk
berusaha atau mencari nafkah di tempat yang ia kunjungi, namun semata-mata untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Hal ini diperkuat dengan pendapat Salah Wahab dalam Yoeti 1996 : 116 yang menjelaskan bahwa pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang
dilakukan secara sadar yang mendapatkan pelayanan secara bergantian di antara