47 Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data
No Aspek
Metode Sumber
1 Identifikasi keberadaan Kelompok
Sadar Wisata: a. Letak geografis
b. Sejarah berdiri c. Tujuan, Visi, Misi
d. Struktur organisasi
e. Prestasi Wawancara
canpuran, Dokumentasi,
Observasi Pengurus
POKDARWIS, Tokoh
Masyarakat, Masyarakat
2 Kondisi Desa Tlahab:
a. Kondisi Desa Tlahab b. Kondisi pariwisata
c. Potensi wisata yang dimiliki Wawancara
campuran, Dokumentasi,
Observasi Pengurus
POKDARWIS, Tokoh
Masyarakat, Masyarakat
3 Fasilitas
a. Sarana dan prasaran yang dimiliki b. Pendanaan
c. Pemanfaatan sarana dan
prasarana tersebut Wawancara
campuran, Dokumentasi,
Observasi Pengurus
POKDARWIS
4 Sumber Daya Manusia:
a. Keadaan pengurus b. Keadaan anggota
c. Keadaan masyarakat Wawancara
campuran, Dokumentasi,
Observasi Pengurus
POKDARWIS
5 Program kegiatan:
a. Pelaksanaan program kegiatan Kelompok Sadar Wisata
b. Bentuk kegiatan Kelompok Sadar Wisata dalam pengembangan
potensi pariwisata c. Hasil dari Kegiatan Kelompok
Sadar Wisata dalam pengembangan potensi pariwisata
Wawancara campuran,
Dokumentasi, Observasi
Pengurus POKDARWIS,
Tokoh Masyarakat,
Masyarakat
6 Faktor Pendukung Dan Penghambat:
a. Bentuk-bentuk Faktor Pendukung b. Pengoptimalan faktor pendukung
c. Bentuk-bentuk faktor
penghambat d. Penyebab atau latar belakang
e. Solusi hambatan Wawancara
campuran Pengurus
POKDARWIS, Tokoh
Masyarakat, Masyarakat
48
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan data di lapangan. Menurut Sugiyono 2009: 59,
terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian kualitafi
yang menjadi instrument adalah peneliti itu sendiri. Peneliti sebagai human
instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melalukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data, dan membuat kesimpulan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini instrumen
utamanya adalah peneliti itu sendiri yang dibantu dengan pedoman sederhana dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Pedoman tersebut berupa panduan
wawancara, pedoman observasi, dan dokumentasi.
F. Teknik Analisi Data
Karena dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, maka teknik analisis data yang dilakukan dengan reduksi data,
display data, dan pengambilan kesimpulan. 1.
Reduksi Data Sugiyono 2009: 92 menyatakan bahwa mereduksi data berarti merangkum,
yaitu proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang diperoleh di lapangan. Reduksi data dilakukan untuk
memilah informasi-informasi yang telah didapatkan, membuang data yang tidak perlu, sehingga peneliti memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian.
49 Hal ini dilakukan supaya mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data
selanjutnya. 2.
Penyajian Data Merupakan hasil dari reduksi data, disajikan dalam laporan yang sistematis
yang mudah dibaca dan dipahami baik secara keseluruhan maupun bagian- bagiannya dalam konteks sebagai pertanyaan. Penyajian data ini dapat dilakukan
dengan bentuk table, grafik, pictogram, dan sejenisnya Sugiyono, 2009: 95. Sajian data ini merupakan sekumpulan informasi yang tersusun dan
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui sajian data peneliti akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan
apa yang harus dilakukan yang memungkinkan untuk menganalisis dan mengambil tindakan lain beradasarkan pemahaman.
3. Penarikan Kesimpulan
Setelah data di sajikan maka langkah selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan. Menurut Sugiyono 2009: 99 Penarikan kesimpulan dan verifikasi
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan buki-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya.
G. Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif perlu untuk menetapkan keabsahan suatu data, menurut Moleong: 2011: 324 bahwa:
“menetapkan keabsahan data maka diperlukan teknik untuk memeriksa keabsahan suatu data. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan sejumlah
kriteria tertentu. Terdapat empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat
50 kepercayaan
credibility, keteralihan transferability, ketergantungan dependability, dan kepastian konfirmobility”.
Kredibilitas penelitian kualitatif ini dilakukan melalui triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data-data tersebut.
Nasution 2002: 115 mengatakan bahwa triangulasi adalah upaya untuk mengecek kebenaran pada data tertentu dengan data yang diperoleh dari sumber
lain, pada berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu yang berlainan, dan sering dengan menggunakan metode yang berlainan. Selain mempertinggi
validitas prosedur ini juga memberi kedalaman hasil penelitian. Untuk membuktikan keabsahan data dalam penelitian ini, metode yang
digunakan adalah triangulasi sumber. Menurut Dezin dalam Moleong 2011: 330- 332, triangulasi sumber adalah Tringulasi sumber adalah membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercataan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data mengenai peran Kelompok Sadar Wisata, maka
pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dapat dilakukan ke pengurus, anggota, tokoh masyarakat, dan masyarakat desa. Dari data yang
diperoleh kemudian dideskripsikan dan diketegorikan mana yang sama, yang berbeda dan yang spesifik.
51
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1.
Deskripsi Kelompok Sadar Wisata Sendang Arum a.
Sejarah Kelompok Sadar Wisata Sendang Arum
Kelompok sadar wisata didirikan sebagai wadah bagi masyarakat untuk dapat berperan serta bertanggung jawab dalam hal tumbuh dan berkembangnya
pariwisata sehingga dapat digunakan dalam meningkatkan pembangunan daerah serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelompok sadar wisata
mempunyai peran yang strategis dalam upaya pengembangan dan pembangunan pariwisata di suatu daerah. Salah satunya adalah Kelompok Sadar Wisata Sendang
Arum yang ikut berperan dalam pengembangan pariwisata di Desa Wisata Tlahab. 1
Periode perintisan Kelompok Sadar Wisata Sendang Arum berasal dari Komunitas Pecinta
Alam Djogorekso. Komunitas Pecinta Alam Djogorekso inilah yang pertama kali menyadari akan potensi wisata di Desa Tlahap. Setelah menyadari akan potensi
besar yang dimiliki oleh Desa Tlahap, kemudian Komunitas Pecinta Alam Djogorekso
mulai mengembangkan sayap ke bidang pariwisata dengan
membentuk rintisan Desa Wisata. Selama tahun 2008 sampai 2009 Komunitas Pecinta Alam Djogorekso mulai merintis Desa Wisata Tlahap
Pada awalnya obyek wisata yang ditawarkan oleh rintisan Desa Wisata Tlahap adalah obyek wisata alam Posong. Berdirinya wisata Posong berawal dari
salah seorang anggota Komunitas Pecinta Alam Djogorekso yang bernama Z. Pada tahun 2007 Z bekerja disalah satu hotel di Kecamatan Kledung Kabupaten
52 Temanggung dan menjadi
guide atau pemandu wisata bagi tamu hotel yang berkunjung ke Borobudur dan Dieng. Mayoritas obyek wisata yang dituju
menyajikan pemandangan sun rise atau matahari terbit, seperti di Bukit Situmbu
di dekat Candi Borobudur dan juga beberapa kawasan di daerah Dieng. Sebagai pekerja hotel yang bertugas malam hari sampai pagi, setiap pulang kerumah
setelah subuh Z selalu berhenti di sebuah tempat pengisian bahan bakar umum di Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung. Di daerah dataran tinggi Kledung
ini Z selalu melihat sun rise atau matahari terbit yang indah, sebagai seorang
fotografer Z selalu mengabadikan moment tersebut melalui kameranya. Pada saat itu Z berpikiran bahwa semakin tinggi suatu tempat maka akan semakin bagus
pemandangan daerah tersebut untuk melihat sun rise atau matahari terbit.
Ketika Z sedang melakukan eksperimen untuk mencari lokasi sun rise, Z di
ajak oleh ayahnya untuk memanen jagung di lahan yang di sewanya di daerah Posong Desa Tlahap. Setelah sampai di lokasi Posong, Z berubah pikiran karena
melihat keindahan dan keistimewaan sun rise di Posong. Z malah sibuk
mengabadikan moment tersebut dengan kameranya hingga membuat ayahnya agak marah, waktu itu Z hanya bergumam dalam hati kalau suatu hari nanti akan
banyak mobil mewah parkir di daerah ini. Kemudian hasil foto yang diabadikan oleh Z di cetak di kertas hvs dan di tempelkan di lobi hotel. Dari sinilah banyak
tamu yang bertanya lokasi daerah tersebut. Setelah memperoleh tanggapan yang positif dari tamu hotel yang
berkunjung. Z mengajak kawan-kawannya dari Komunitas Pecinta Alam Djogorekso yang berjumlah 13 orang untuk mengelola potensi wisata yang