Instrumen Penelitian Teknik Analisi Data
52 Temanggung dan menjadi
guide atau pemandu wisata bagi tamu hotel yang berkunjung ke Borobudur dan Dieng. Mayoritas obyek wisata yang dituju
menyajikan pemandangan sun rise atau matahari terbit, seperti di Bukit Situmbu
di dekat Candi Borobudur dan juga beberapa kawasan di daerah Dieng. Sebagai pekerja hotel yang bertugas malam hari sampai pagi, setiap pulang kerumah
setelah subuh Z selalu berhenti di sebuah tempat pengisian bahan bakar umum di Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung. Di daerah dataran tinggi Kledung
ini Z selalu melihat sun rise atau matahari terbit yang indah, sebagai seorang
fotografer Z selalu mengabadikan moment tersebut melalui kameranya. Pada saat itu Z berpikiran bahwa semakin tinggi suatu tempat maka akan semakin bagus
pemandangan daerah tersebut untuk melihat sun rise atau matahari terbit.
Ketika Z sedang melakukan eksperimen untuk mencari lokasi sun rise, Z di
ajak oleh ayahnya untuk memanen jagung di lahan yang di sewanya di daerah Posong Desa Tlahap. Setelah sampai di lokasi Posong, Z berubah pikiran karena
melihat keindahan dan keistimewaan sun rise di Posong. Z malah sibuk
mengabadikan moment tersebut dengan kameranya hingga membuat ayahnya agak marah, waktu itu Z hanya bergumam dalam hati kalau suatu hari nanti akan
banyak mobil mewah parkir di daerah ini. Kemudian hasil foto yang diabadikan oleh Z di cetak di kertas hvs dan di tempelkan di lobi hotel. Dari sinilah banyak
tamu yang bertanya lokasi daerah tersebut. Setelah memperoleh tanggapan yang positif dari tamu hotel yang
berkunjung. Z mengajak kawan-kawannya dari Komunitas Pecinta Alam Djogorekso yang berjumlah 13 orang untuk mengelola potensi wisata yang
53 dimiliki Desa Tlahap. Setelah menjelaskan argumennya mengenai desa wisata Z
berhasil membuat teman-temannya bertambah semangat dan antusias untuk merintis desa wisata. Semenjak itu kegiatan dari Komunitas Pecinta Alam
Djogorekso banyak yang diarahkan ke Posong, ketika ada tamu yang ingin berkunjung ke Posong para anggota Komunitas Pecinta Alam Djogoreko yang
menjadi pemandu wisata. Dari situlah mereka mendapatkan pendapatan dan mereka semakin solid untuk merealisasikan Desa Wisata Tlahap.
Pada tahun 2009 Z menunjukan hasil foto sun rise di Posong kemudian
ajukan ke Dinas Pariwisata Temanggung. Tujuannya agar infrastruktur dan fasilitas obyek wisata dapat dibangun sehingga impian menjadikan Desa Tlahap
sebagai Desa Wisata Tlahap segera terwujud. Kemudian Z bertemu dengan kepala Dinas Pariwisata. Latar belakang beliau sebagai pecinta alam dan suka melakukan
pendakian gunung membuat beliau terkenang masa lalu dan tertarik sehingga langsung menyarankan untuk membentuk Kelompok Sadar Wisata pada tahun
2009 Kelompok Sadar Wisata Sendang Arum, mayoritas pengurus Kelompok Sadar Wisata Sendang Arum adalah anggota Komunitas Pecinta Alam
Djogorekso. Nama Sendang Arum sendiri berasal dari bahasa jawa “ sendang”
yang dalam bahasa Indonesia berarti mata air atau sumber air. Karena di Desa Tlahap terdapat potensi sumber air yang melimpah maka dari itu istilah Sendang
Arum dijadikan nama kelompok sadar wisata. 2
Periode perkembangan Pada tahun 2010 keluar anggaran dari Pemerintah Kabupaten Temanggung
berupa uang hibah senilai Rp 250.000.000 yang diberikan kepada Kelompok