Bale Kodong BENTUK-BENTUK KESATUAN HIDUP SETEMPAT DAN POLA PEMUKIMAN

22

b. Bale Kodong

Bale kodong merupakan bangunan atau tempat tinggal selanjutnya yang ada di Dusun Sade setelah bale tani. Secara terminologi, kata bale kodong terdiri atas dua kata, yakni bale dan kodong. Bale diartikan sebagai rumah atau tempat tinggal dan kodong dapat didefinisikan kecil. Dengan demikian, secara harfiah bale kodong adalah rumah atau tempat tinggal yang kecil. Bale kodong merupakan rumah atau tempat tinggal sementara waktu bagi pasutri yang baru menikah atau kawin atau bagi para lansia yang sudah tidak mampu lagi untuk menaiki tangga pada bale tani. Gambar 10 Bale Kodong Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014 Perkawinan merupakan salah satu tingkat dalam siklus hidup di mana pun. Perkawinan yang ideal berdasarkan tradisi di Dusun Sade ialah endogami dusun. Sistem perkawinannya pun berbeda dari yang umumnya ialah kawin culik, di mana gadis desa yang hendak dinikahi oleh pemuda desa sebelumnya haruslah diculik dari kedua orang tuanya. Hal ini merupakan suatu keharusan yang dilaksanakan dalam suatu proses pernikahan. Apabila hal ini tidak dilaksanakan, Bapak Arifin menjelaskan bahwa keluarga dari si gadis akan merasa tidak dihormati atau kehormatan kedua orang taunya terasa terinjak – injak. 23 Sesungguhnya secara kasat mata manifest tujuan dari bertempat tinggalnya pasangan yang baru menikah di bale kodong ialah bulan madu. Namun, secara laten tujuan yang dapat dibaca ialah merupakan suatu proses belajar untuk menjadi mandiri dalam membangun sebuah rumah tangga bagi pasangan yang baru menikah. Hal ini tidak terlepas dari alasan, bahwa nantinya pasangan yang baru menikah tersebut akan berusaha untuk membangun rumah yang baru. Bentuk bale kodong ini adalah sangat sederhana, yakni menyerupai gubuk – gubuk pada umumnya. Adapun elemen – elemen bangunan pada bale kodong yang meliputi atap, dinding, pintu dan fondasi. Atap dari bale kodong berbentuk menyerupai limas dengan bahan material berupa alang – alang yang sudah dikeringkan. Bahan ini bisa didapatkan dari ladang masyarakat adat Sade yang terletak di sebelah timur desa. Atap dari bale kodong tidaklah sebesar dan serumit bale tani. Senada dengan atapnya, dindingnya pun sangat sederhana ialah terbuat dari anyaman bambu dan memiliki fungsi hanya untuk menutupi keseluruhan sisi rumah dengan tujuan agar tidak terlihat aktivitas – aktivitas yang dilakukan pasanganpengantin baru oleh orang luar. Dalam bale kodong, hanya terdapat satu pintu sebagai tempat keluar – masuknya si pengantin baru. Pintu berupa pintu geser yang terbuat dari anyaman bambu. Fondasi bale kodong dibuat agak rendah sebagaimana bale tani. Fondasi ini berfungsi sebagai tempat dudukan tiang – tiang. Dalam bangunan bale kodong menggunakan enam tiang enam tekan. Keenam tiang ini berfungsi untuk penyalur gaya – gaya dari fondasi ke atap. Tiang terbuat dari bahan kayu gelondongan yang disebut dengan tekan. Selain itu, fondasi berfungsi pula sebagai lantai ruangan dan tangga. Material yang digunakan adalah tanah liat dicampur dengan kotoran kerbau dan air. Luas dari fondasi bale kodong hanya kira – kira panjangnya dua depa dan lebar sekek depa sesata. Sesuai dengan namanya rumah yang kecil, bale kodong hanya memiliki dua ruang saja, yakni dalam dan luar. Ruang dalam pada bale kodong berfungsi sebagai tempat beraktivitasnya pasangan baru, seperti memasak, makan, tidur dan sebagainya. Sedangkan ruang luar memiliki fungsi sebagai tempat untuk menerima tamu. Bentuk dari ruang luar ini menyerupai teras pada umumnya, namun ukurannya lebih kecil. Dapat dikatakan luas dari kedua ruang ini sangatlah sempit. 24

c. Lumbung Padi