Keadaan Penduduk Pendidikan dan Kesehatan Pendidikan

4 4 Gedung SMP 1 5 Gedung MI 1 6 Gedung MA 1 7 PKBM 1 8 PAUD 5 9 Jalan Desa 8 ruas 10 Sarana Olahraga 1 unit 11 Sarana Kesenian 7 group 12 Masjid 8 unit 13 Musholla 13 unit 14 Jembatan 2 jenis 15 Pustu 2 buah Sumber : Profil Desa Rembitan tahun 2013-2014

1.2 Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Desa Rembitan berdasarkan hasil sensus pada tahun 2013, adalah sebanyak 8.942 jiwa, terdiri dari 4.324 jiwa penduduk laki-laki dan 4.618 jiwa penduduk perempuan, masuk ke dalam 2.801 KK Kepala Keluarga. Struktur penduduk menurut mata pencaharian menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk menggantungkan sumber kehidupannya di sektor pertanian, sektor lain yang menonjol dalam penyerapan tenaga kerja adalah buruh tani, sektor industri rumah tangga dan pengolahan dan swasta, dan sektor lainnya seperti pegawai negeri, karyawan swata dari berbagai sektor. Kebudayaan daerah Desa Rembitan tidak terlepas dan diwarnai oleh Agama Hindu, Islam dan Sasak. Struktur penduduk menurut agama menunjukkan keseluruhan penduduk Desa Rembitan beragama Islam 100, Hindu 0, Budha 0, Kristen Protestan 0 dan Katolik 0. Di Desa Rembitan tidak terdapat pembatasan jumlah penduduk KK karena tingkat mobilitas masih rendah, dan daya tampung lingkungan masih tinggi. Pendatang boleh saja menetap di Desa Rembitan asalkan memenuhi atau melengkapi syarat administratif dan lebih lanjut lagi peraturan adat yang berlaku di masyarakat. 5

1.3 Pendidikan dan Kesehatan

a. Pendidikan

Ketersediaan sarana-prasarana pendidikan guna mendukung pengentasan wajib belajar 9 tahun di Desa Rembitan bisa dikatakan cukup memadai di samping pemerintah juga telah mendukung dengan biaya pendidikan melalui program BOS yang dikelola secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat melalui Komite Sekolah. Pelibatan masyarakat dalam sektor pendidikan dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik. Sekalipun fasilitas pendidikan telah cukup memadai, bukan berarti tidak terjadi permasalahan pendidikan di tingkat masyarakat. Permasalahan utama yang terjadi berupa rendahnya biaya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, kesenjangan tingkat pendidikan antar kelompok masyarakat, seperti antara penduduk miskin dengan kaya danatau antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, kualitas pendidikan juga belum optimal. Tabel 3. Sarana dan Prasarana Pendidikan Di Desa Rembitan NO. SARANA DAN PRASANA PENDIDIKAN VOLUME Buah LOKASI KETERANGAN Kondisi Pendidikan Umum Formal 1 TK Taman Kanak-kanak 2 unit 2 SD 6 unit 2 SMP 1 unit 3 MI 1 unit 4 MA 1 unit JUMLAH 11 unit Pendidikan Non-Formal 1 PKBM 1 unit 2 PAUD 5 unit 3 KURSUS 2 jenis JUMLAH 8 unit Sumber : Profil Desa Rembitan tahun 2013-2014 Berdasarkan data tabel 3 diketahui bahwa terdapat TK serta PAUD sehingga masyarakat bisa memilih untuk menyekolahkan anaknya pada usia dini. Untuk melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi Perguruan Tinggi masyarakat ada yang memilih di kota ataupun di luar kota. Selain pendidikan formal juga terdapat sarana dan prasarana pendidikan nonformal yang memungkinkan bagi masyarakat yang kurang mampu memiliki pengetahuan 6 keahlian. Berkaitan dengan tingkat pendidikan penduduk di Desa Rembitan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 : Tingkat Pendidikan Penduduk di Desa Rembitan JENIS PENDIDIKAN VOLUME GURU TUTOR MURID WARGA BELAJAR KETERANGAN TK 2 unit 15 orang 70 orang SD 6 unit 83 orang 886 orang SMP 1 unit 32 orang 454 orang MI 1 unit 11 orang 75 orang MA 1 unit 24 orang 59 orang PKBM 1 unit 14 orang 104 orang PAUD 5 unit 20 orang 209 orang KURSUS 2 jenis 6 orang 30 orang Sumber : Profil Desa Rembitan tahun 2013-2014 Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas SDM yang ada di Desa Rembitan dapat dikatakan baik. Masyarakat telah menyadari pentingnya pendidikansekolah. Angka anak yang bersekolah pun lebih tinggi dibandingkan yang tidak, meskipun hanya sekadar untuk bisa menulis atau membaca. Akan tetapi nampak bahwa, semakin tinggi tingkat pendidikan, jumlah siswanya semakin berkurang. Hal tersebut mungkin dikarenakan anak perempuan yang sudah bisa menenun dan memiliki umur yang cukup 15 tahun ke atas sudah menstruasi dianggap sudah siap menikah. Bahkan ada pandangan bahwa jika tidak segera menikah, maka akan disebut perawan tua. Dapat disimpulkan bahwa bagi masyarakat Desa Rembitan, sekolah terutama bagi kaum perempuan dianggap kurang penting.

b. Kesehatan