9
Penduduk Dusun Sade menggunakan bahasa Sasak sebagai bahasa pengantar dalam kehidupan sehari-hari. Aksara atau bahasa tertulisnya sangat dekat dengan aksara Jawa dan
Bali, sama sama menggunakan aksara Ha Na Ca Ra Ka …dst tetapi dalam pengucapan huruf vokal menjadi He Ne Ce Re Ke..dst.
2.3 Mata Pencaharian Penduduk
Mata pencaharian penduduk Dusun Sade terdiri atas petani, peternak, penenun, pelayan restoran, pemandu wisata, dan penjual aksesoris. Kaum laki-laki mayoritas bekerja
sebagai petani di ladang, sedangkan kaum perempuan sebagai penenun. Letak ladang penduduk dari dusun berada kira-kira 100-200 meter. Ladang penduduk biasanya berada di
luar dusun. Tanaman yang ditanam di ladang yaitu jenis padi dan kedelai. Ada juga masyarakat bekerja sebagai pelayan restoran yang berada di luar dusun dengan jarak kira-kira
7 km dari Dusun Sade. Sebagai mata pencaharian tambahan, mereka juga membuat cinderamata berupa kalung, gelang, dan berbagai aksesoris lainnya untuk dijual kepada
wisatawan yang datang.
Gambar3 Penduduk Sade yang Sedang Berjualan di Depan Rumah Mereka
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014 Panen padi yang dilakukan di Dusun Sade dilakukan setiap satu tahun sekali, dari
bulan Oktober sampai Januari, sementara itu untuk panen kedelai dilakukan pada Januari sampai Maret. Sistem penanaman padi dilakukan secara gotong-royong oleh keluarga dan
10
hasil panennya dikonsumsi sendiri bersama keluarga, tidak untuk dijual. Penanaman padi menggunakan sistem tadah hujan, sehingga pada musim kemarau tidak ada aktivitas
menanam padi. Pada musim kemarau tersebut warga menggantikannya dengan menanam kedelai.
Proses penanaman padi di Dusun Sade sama halnya dengan masyarakat pada umumnya. Hasil panen padi biasanya mencapai 3-10 ton. Dalam panen padi tersebut terdapat
aturan nyerabi yaitu pada setengah dari hasil padi dipanen untuk konsumsi sendiri dan sisa setengahnya diletakkan di lumbung untuk dijadikan bibit. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk
kimiawi yang biasanya dibeli di pasar. Proses penanaman kedelai memiliki dua cara, tergantung dari kondisi tanah saat akan
menanam bibit. Jika tanah yang dijadikan media penanaman kedelai berupa tanah basah, bibit kedelai cukup ditaburi di atas tanah, kemudian ditutupi daun padi agar bibit kedelai bisa
tumbuh dengan baik. Jika media tanah kering, tanah tersebut dijajani lalu di setiap lubang ditaruh bibit kedelai. Proses kerja penanaman kedelai tersebut juga dilakukan secara gotong-
royong. Selain bertani, masyarakat Dusun Sade juga beternak hewan, seperti sapi dan ayam.
Ternak biasanya dipelihara di luar dusun, kecuali ternak ayam yang dapat dipelihara di dalam dusun. Hasil ternak tersebut biasanya dikonsumsi sendiri dan bisa juga dijual. Pada saat
tertentu masyarakat juga berburu hewan. Hewan yang biasa diburu adalah babi. Berburu babi dilakukan apabila ada warga yang membutuhkan untuk upacara. Masyarakat yang melakukan
kegiatan berburu mendapatkan upah atau bayaran, namun mereka tidak menyebutnya menjual karena itu dianggap haram.
Dusun Sade juga terkenal dengan kerajinan tenunnya. Hasil tenun tersebut biasanya dijual untuk wisatawan yang berkunjung ke Dusun Sade, namun ada juga yang dijual di Pasar
Kamis. Disebut Pasar Kamis karena pasar tersebut hanya beroperasi pada hari kamis. Pasar Kamis terletak di daerah Sengkol kira-kira 5 km dari Dusun Sade.
Masyarakat Dusun Sade juga memiliki pengetahuan tertentu tentang pengolahan makanan atau pangan. Ada beberapa jajanan tradisional Lombok yaitu rengginang, ketan,
ketupat yang digunakan pada saat upacara perkawinan. Wajik, bangap kuning dan merah merupakan jajanan yang digunakan pada saat upacara kematian. Pada saat Hari Raya Idul
Fitri, dibuat jajanan bernama tujak jajanan yang terbuat dari beras yang ditumbuk kemudian dibentuk lempengan lalu dijemur hingga kering dan digoreng, poteng tape, aling-aling.
Jajanan khas Lombok tersebut tidak banyak dijual dikomersilkan atau dijadikan oleh-oleh
11
seperti makanan khas daerah lain karena masih dibuat secara tradisional. Jajanan tersebut juga tidak dapat bertahan lama, sebab tidak terdapat bahan pengawet.
Tabel 6 : Penduduk Desa Rembitan Berdasarkan Mata Pencaharian Hidup JENIS PEKERJAAN
JUMLAH Orang
Pegawai Karyawan 60
Wiraswasta 200 Petani 4.670
Buruh Tani 2.334
Tukang 75 Pensiunan 2
Nelayan 15 Jasa 105
Sumber : Profil Desa Rembitan 20132014
Gambar 4 Hasil Tenun Penduduk Sade
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014
12
BAB III BENTUK-BENTUK KESATUAN HIDUP SETEMPAT DAN POLA PEMUKIMAN