33
3.7 Dasar-Dasar Kesukuan dan Hubungan Antar-Kelompok
Penduduk Desa Sade tidak terbagi dalam klen-klen. Mayoritas dari penduduk Sade adalah suku Sasak asli, meskipun ada sebagian kecil yang merupakan kaum pendatang.
Seperti halnya suku Sasak pada umumnya, mereka mengenal nama Lalu, Raden, atau Baiq yang dianggap memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari masyarakat pada umumnya.
Meskipun derajatnya lebih tinggi dan mendapat penghormatan dari golongan rakyat biasa, mereka tetap menghormati dan memberikan kesempatan yang sama bagi masyarakat luas
dalam hal berdemokrasi dan berkehidupan sosial. Masyarakat juga menaruh penghormatan yang lebih tinggi bagi orang-orang yang memiliki kedudukan penting seperti pemuka agama
dan kepala dusun. Menurut pengakuan Kepala Dusun Sade, di dusun ini cukup jarang terjadi konflik
dengan kelompok yang ada di luar dusun. Kalau pun ada, itu hanyalah konflik intern keluarga atau antar-keluarga yang masalahnya bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Konflik
tersebut bisa terjadi karena beberapa sebab, seperti perebutan warisan, ketersinggungan antara satu pihak dengan pihak lain, atau dapat juga terjadi karena perebutan gadis. Konflik
diselesaikan melalui rapat bersama antara dua pihak yang berselisih dan kepala dusun memiliki tugas sebagai moderator guna menengahi perselisihan tersebut.
Ada kalanya terjadi suatu pelanggaran yang dilakukan oleh penduduk desa yang menyebabkan penduduk tersebut harus menerima sanksi dari adat. Sanksi adat tersebut ada
yang berupa denda, pengasingan, dan hukuman mati. Sanksi berupa denda misalnya dikenakan bagi mereka yang menghilangkan nyawa orang didenda ‘50 kuang siu’ uang
kepeng. Sanksi berupa pengasingan dikenakan bagi mereka yang melanggar adat perkawinan
atau incest. Adapun lamanya pengasingan adalah satu dasawarsa 10 tahun. Untuk mengembalikan nama baik pelaku, ada suatu ritual yang dilaksanakan sebagai tanda
pembersihan diri. Sampai sekarang pun, hukuman mati masih diberlakukan bagi masyarakat Dusun
Sade. Hukuman ini dikenakan bagi mereka yang dianggap merusak kesucian dari tempat- tempat keramat. Hukuman mati atau disebut juga tematik juga dapat dikenakan bagi
pasangan yang berselingkuh.
34
BAB IV PEMERINTAHAN ADAT