25
tiang dengan tiang yang lain, tidak memiliki dinding ayaman bambu pada ruang tengah dan lain – lain.
Hal yang membedakan antara alang, ayung dan lumbung terlihat jelas pada ukuran bangunannya, dapat dikategorikan alang merupakan bangunan yang memiliki ukuran paling
besar, ayung adalah bangunan yang memiliki ukuran sedang atau menengah dan lumbung ialah bangunan yang memiliki ukuran yang paling kecil. Selain itu, perbedaan yang lain ialah
terletak pada bentuk atap dari masing – masing bangunan. Bentuk atap dari alang menyerupai bale tani, di mana atap dibuat agak menjorok ke dalam dan langsung menuju ke atas.
Sedangkan atap dari ayung dan lumbung dibuat lebih sederhana menyerupai bentuk limas pada umumnya. Ukuran atap lumbung lebih kecil dibandingkan ayung, sebagai akibat dari
dasar lumbung yang paling kecil seperti yang sudah disampaikan sebelumnya.
d. Bale Bontar
Secara terminologi kata bale bontar terdiri atas dua kata, yaitu bale dan bontar. Kata bale dapat diartikan sebagai bangunan atau tempat tinggal dan bontar adalah bundar atau
besar. Dengan demikian, secara harfiah bale bontar ialah bangunan yang besar dan berbentuk bundar. Menurut keterangan dari Amaq Kurnia, bale bontar merupakan bangunan atau
tempat tinggal yang dapat dikategorikan bukan asli dari Dusun Sade, melainkan telah mendapat pengaruh – pengaruh dari luar.
Elemen – elemen bangunan dari bale bontar seperti atap, dinding, pintu, fondasi hampir serupa dengan apa yang ada pada bale tani. Hal serupa tersebut di antaranya atap bale
bontar dibuat agak menjorok ke dalam dan langsung menuju ke atas. Atap bale bontar menggunakan bahan material yang alami, yaitu berupa alang – alang yang sudah dikeringkan
berwarna cokelat kekuning – kuningan. Selain itu, dinding bale bontar pun menggunakan bahan material yang alami, yakni terbuat dari bambu yang sudah dianyam. Anyaman bambu
ini berfungsi untuk pembatas antara satu ruang dengan ruang lainnya dan berfungsi pula untuk menutupi keseluruhan sisi rumah serta anyaman bambu yang renggang – renggang
sebagai sirkulasi udara ventilasi. Hal lain yang serupa kembali ialah pintu. Pada bale bontar terdapat dua pintu utama,
yaitu pintu untuk keluar masuk berupa pintu geser yang terbuat dari anyaman bambu dan pintu yang menghubungkan antara langan dalem dengan langan duah berupa pintu geser
yang terbuat dari kayu kuri dan berbentuk melengkung. Kedua pintu tersebut dibuat agak
26
rendah dengan maksud apabila ada tamu yang masuk rumah harus dalam keadaan menunduk untuk menghormati si pemilik rumah.
Perbedaan antara
bale bontar dan bale tani terletak pada fondasi bangunannya. Fondasi merupakan bagian paling penting dalam membangun sebuah rumah karena tanpa
adanya fondasi, maka elemen – elemen bangunan lainnya tidak dapat dibuat. Fondasi bale bontar dibuat lebih tinggi dibandingkan pondasi bale tani. Fondasi ini berfungsi sebagai
tempat dudukan tiang – tiang. Dalam bangunan bale tani menggunakan sepuluh sampai lima belas tiang. Selain itu, dalam mengukur luas pondasi bale bontar tidaklah menggunakan
ukuran tradisional sedepa, sesata, sprunjung seperti bale tani, tetapi sudah beralih pada angka – angka yang pasti dalam sebuah alat meteran. Selain itu, sebagai bahan dasar untuk
membuat fondasi telah menggunakan bahan material pasir bercampur dengan semen. Namun ada beberapa anggota masyarakat masih mencampur bahan tersebut dengan tanah liat dan
kotoran kerbau. Hal lain yang menjadi perbedaan antara bale bontar dengan bale tani ialah terletak
pada jumlah ruang yang ada. Jika pada bale tani terdapat tiga ruang yakni langan dalem, langan duah dan orok – orok, maka lain halnya dengan bale bontar yang memiliki ruang –
ruang tambahan. Ruang tambahan tersebut berupa teras, tempat menaruh barang – barang, tempat berjualan makanan dan minuman warung, tempat tidur bayi dan lain – lain. Jadi,
dapat dikatakan terdapat perluasan ruangan serta fungsi pada bale bontar yang sesuai dengan kebutuhan masing – masing pemilik rumah. Hal ini didukung oleh ukuran bale bontar yang
lebih besar dibandingkan dengan bale tani.
e. Tempat Beternak